Setiap hari saya selalu nongkrong di pinggir kolam milik Pak Eko Nugroho, Wakil Ketua Umum Perkumpulan Pusaka Indonesia Gemahripah (PIG) di bilangan Kebagusan, Jakarta Selatan.
Selain untuk relaksasi menikmati suara air mengalir, memberi makan ikan, dan tentunya juga menikmati keindahan ikan-ikan itu sendiri. Kemarin kolam Pak Eko bermasalah, putaran air tidak seperti biasanya,ternyata ada sumbatan di jalur putaran air yang disebabkan oleh kotoran-kotoran yang mengendap. Saat dibenahi supaya putaran air kembali seperti semula, kotoran-kotoran yang lama mengendap itu “mubal” bahasa Jawa yang artinya naik kotorannya ke permukaan. Karena kejadian mubal ini membuat pekerjaan perbaikan menjadi lebih lama.
Pembelajaran yang saya ambil dari kolam ikan tersebut adalah dengan memberi makanan ke ikan setiap hari, ikan akan membuang kotoran. Dalam konteks kita manusia, perilaku kita sehari-hari juga membuat kotoran pada diri kita. Nah, kotoran yang lama tidak dibersihkan itu akan membuat sumbatan. Sama seperti kita, bila kotoran yang ada pada diri kita dibiarkan lama-lama akan membuat sumbatan-sumbatan pada jalur energi kita.
Selanjutnya kotoran yang dibersihkan karena mengendap itu akan naik ke permukaan dan membuat tidak nyaman untuk melihat kolam. Ini sama dengan sisi gelap alias sigel. Sigel jika tidak dibereskan akan membuat tidak nyaman, sigel akan muncul ke permukaan agar kita bisa membereskannya.
Sebagai konsekuensinya, pengerjaan proses penjernihan menjadi lebih lama karena harus melalui proses secara bertahap. Sama halnya dengan kita, untuk mencapai penjernihan harus melampaui semua proses penjernihan pada diri kita yang tentu saja tidak bisa instan.
Terakhir, setelah semua proses pengerjaan selesai dan kolam menjadi jernih lagi, kolam harus dijaga kebersihannya dengan sering dibersihkan, supaya tidak ada lagi kotoran yang mengendap. Artinya kita harus menjaga diri kita agar perbuatan, perkataan, pemikiran kita tidak membuat kotoran baru di diri kita, karena kotoran-kotoran itu datangnya tanpa kita sadari, sedikit demi sedikit lama-lama jadi penyakit.
Itulah pembelajaran yg saya dapat dari kolam ikan koi milik Pak Eko.
Catatan editor:
Galih Setyawan alias Mas Komeng adalah seorang penyembuh (divine healer) yang menggunakan teknik memijat untuk membantu memulihkan pasien-pasiennya. Berasal dari Temanggung Jawa Tengah, juragan bako ini juga sekarang mengikuti misi perjalanan Guru SHD kemana pun berkarya.