Skip to main content

Mengikuti sesi 2 kursus online Pemikiran Jenius Para Pendiri Bangsa pada Kamis, 24 Agustus 2023, yang dibawakan oleh Ketua Umum Pusaka Indonesia Setyo Hajar Dewantoro dan Direktur Eksekutif Nusantara Center Prof. Yudhie Haryono, kembali disuguhkan tontonan sekaligus pembelajaran sejarah menarik dan luar biasa. Sangat terasa makin menggenapi dan membakar semangat kami untuk terus menggali, mempelajari pemikiran jenius dan futuristik pendiri bangsa, dalam hal ini gagasan dan mimpi Mohammad Hatta atau Bung Hatta, wakil presiden dan Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia. Hal ini penting sebagai dasar pemahaman dan kemudian diterapkan oleh generasi penerus pada masa kini dan masa depan.

Selain mendapatkan pemahaman baru tentang kehebatan dwitunggal Soekarno-Hatta yang ditakuti elit-global, secara spesifik dikupas teori ekonomi yang digagas Bung Hatta “trias economica”, tiga institusi yakni Swasta, BUMN, dan Koperasi, harus seimbang dan saling menguatkan. Namun praktiknya belum seimbang dengan dominasi sektor swasta hampir di semua lini. Ide lain, tentang pola keseimbangan antara Negara, Agama, Pasar, dan Masyarakat, di mana negara yang mestinya ada di saf terdepan masih belum ideal dan limbung menghadapi gempuran tribalisme, fundamentalisme agama, maupun kapitalisme pasar. 

Konsep brilian Bung Hatta tentang ekonomi adalah “Pemerataan pasti bertumbuh, tapi pertumbuhan belum tentu merata” yang terjadi belum dipahami secara esensi oleh para pemimpin bangsa ini yang terlihat dari beberapa kebijakan dan program yang berkebalikan. Tidak berlebihan jika kemudian banyak pengamat dan warga negara yang cinta negeri ini melontarkan kritik pedas bahwa kenyataan di hari ini para elit pemimpin bangsa telah dengan nyata dan terang-terangan mengkhianati Hatta.

Menyadari kenyataan tersebut, terlintas dalam ingatan akan analogi tentang sisi gelap (sigel) yang ada dalam diri manusia akan membuka celah sekaligus menarik masuk dark force atau kuasa kegelapan. Jika diibaratkan para elit pemimpin saat ini – yang mewakili negara bernama Indonesia –  memiliki segudang sigel di antaranya keserakahan, kompetitif, ambisi, egoistik, maka bak gayung bersambut akan menarik kuat tersusupnya kuasa kegelapan dari luar yang diwakili para elit global dengan misi utama memecah belah, tidak ingin melihat Indonesia menjadi negara maju dan berdaulat, mereka akan terus berupaya menjajah Indonesia dalam berbagai bentuk dan manuver.

Sudah waktunya dan selayaknya kita yang telah bergabung di Persaudaraan Matahari dan Pusaka Indonesia, merapatkan barisan serta melanjutkan perjuangan dan cita-cita para pendiri bangsa dengan meneladani keberdikarian Bung Hatta. Adapun poros laku utama seperti yang sering disampaikan Guru Setyo Hajar Dewantoro adalah hening cipta dengan ketulusan, ketekunan, dan konsistensi yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan tataran kesadaran (spiritualitas) diri. Dengan demikian kita bisa menjadi versi terbaik dalam peran apa pun yang sedang dijalani untuk terus berkarya nyata, memberikan yang terbaik yang bisa kita lakukan bagi terwujudnya Indonesia Raya yang jaya, gemah ripah loh jinawi tata tentrem kerta raharja.

Penulis: Nyoman Suwartha

Sekjen Pusaka Indonesia