Skip to main content

Aksi bersih sungai kembali dilaksanakan oleh kader Pusaka Yogyakarta pada Sabtu, 5 Oktober 2024. Pagi itu sebanyak sembilan kader Pusaka Yogyakarta berkumpul di rumah Probojati, Ketua Wilayah Pusaka Yogyakarta, yang tak jauh dari lokasi kegiatan bersih sungai. Kegiatan ini sebelumnya telah dilakukan beberapa kali di lokasi yang sama, yaitu Sungai Kalidoso, Sleman, Yogyakarta. Kegiatan tersebut dapat pemirsa baca melalui tautan artikel ini. Setelah melakukan hening cipta, kami menuju sungai dengan membawa berbagai perlengkapan seperti karung, cangkul, garpu, sarung tangan, dan Eco Enzyme untuk dilarung ke sungai tersebut.

Setelah tiba di lokasi, Probo membagi tim menjadi dua kelompok untuk membersihkan dua titik di sungai tersebut: satu tim membersihkan area dekat bendungan, sedangkan tim lainnya membersihkan area di atasnya. Sampah-sampah yang tersembunyi di dasar sungai seperti sepatu, baju, dan plastik berhasil diangkat dan dikumpulkan. Bau tak sedap dan rasa jijik tak menyurutkan langkah para kader untuk beraksi membersihkan sampah.

Bagi saya, ini adalah pengalaman pertama ikut serta dalam kegiatan bersih sungai. Rasa jijik kadang muncul, terutama ketika tercium aroma tidak sedap. Tetapi di sisi lain ada kesadaran dan keprihatinan yang muncul saat menemukan baju-baju bekas tersembunyi di balik lumpur dan dasar sungai. “Kok banyak ya yang buang baju ke sungai,” pikir saya saat itu. Tanpa berlama-lama dalam rasa gemas, saya lanjut membersihkan sampah-sampah di sungai. Setiap satu per satu sampah ditemukan dan disingkirkan, ada rasa lega melihat sungai nampak lebih bersih.

Pembersihan sampah di sungai Kalidoso, Yogyakarta

Pengalaman serupa juga dialami oleh Rangga Harisang, salah satu kader Pusaka Yogyakarta. Ia mengakui tantangan terbesar selama mengikuti kegiatan ini adalah melampaui rasa jijik. Meskipun demikian, ia belajar untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar. “Saya jadi mengetahui jenis-jenis sampah yang mengotori sungai, serta kebiasaan yang dilakukan oleh warga. Saya juga melihat mata air yang jernih di dekat lokasi, sampai saya mengenal Pohon Kluwak yang selama ini ada dalam sayur Brongkos tapi tidak pernah tahu pohon dan buahnya,” tutur Rangga yang berprofesi sebagai konselor. Lebih jauh, ia menekankan pentingnya melanjutkan kegiatan bersih sungai ini untuk memantik kesadaran diri dan masyarakat.

Probojati menyatakan bahwa aksi bersih sungai sebagai upaya untuk memulihkan lingkungan perlu dilaksanakan secara berkesinambungan, sehingga membutuhkan kolaborasi dengan masyarakat dan berbagai pihak. “Langkah selanjutnya tidak sekadar membersihkan sungai, tetapi juga bagaimana kita bisa memberi edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya sungai bagi kehidupan. Dari pengalaman bersih Sungai Kalidoso yang lalu, masih sangat banyak sampah rumah tangga menumpuk di sungai. Tanpa edukasi, maka aksi bersih sungai hanya akan seperti “petugas sampah”, di mana masyarakat dengan mudah membuang sampah gratis ke sungai dan ada petugas yang membersihkan. Hal ini menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan,” tegasnya.

Larung Eco Enzyme di sungai Kalidoso

Pada kegiatan ini, sebanyak enam karung sampah berhasil kami kumpulkan. Selain membersihkan sampah, para kader juga menemukan dan melakukan observasi terhadap dua mata air yang ada di dekat lokasi. Mata air tersebut masih dimanfaatkan warga sekitar, tetapi kondisi area sungai di sekitarnya yang banyak sampah dapat mencemari mata air. Ditambah lagi area tersebut juga digunakan warga untuk kegiatan mandi, mencuci baju, dan buang air. Untuk itu, kegiatan bersih sungai ini perlu dilakukan secara berkelanjutan disertai langkah-langkah perbaikan lainnya, termasuk penanganan sampah setelah dikumpulkan. Sebelum beranjak meninggalkan lokasi, kami menuangkan tiga galon Eco Enzyme ke sungai tersebut sebagai bagian dari gerakan Bersama Jernihkan Sungai yang telah diinisiasi Pusaka Indonesia sejak tahun lalu.

Mari kita tumbuhkan kepedulian terhadap air dan sungai lewat berbagai aksi nyata bersama Pusaka Indonesia.

 

Wening Fikriyati
Kader Pusaka Wilayah Yogyakarta