Pada Minggu, 8 September 2024, sebanyak tujuh kader Pusaka Indonesia Wilayah Jawa Tengah melanjutkan hening dan beraksi untuk bergotong royong membuat amunisi/pupuk Sigma Farming (SF), yakni Bakteri Pemulih Tanah (BPT) Sigma 1 dan 2 di Dusun Klumpit, Desa Tegiri, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Tepatnya di Kebun Surgawi (KS) 06, kebun yang dikelola oleh Kapten SF wilayah Jawa Tengah, Parjono.
Bukan tanpa alasan KS 06 dipilih sebagai lokasi kegiatan, selain BPT Sigma 1 yang telah dibuat sebelumnya sudah waktunya dipanen, KS 06 merupakan demplot atau kebun percontohan bagi kebun-kebun surgawi di sekitarnya. Sebagai KS demplot, KS 06 sudah menggunakan metode Sigma Farming dalam pengelolaannya. Letaknya yang berada di ketinggian 400 mdpl membuat kebun ini mempunyai potensi untuk budidaya tanaman lada, vanili, dan rempah-rempah lainnya. Hingga saat ini, KS 06 telah sukses memanen lada, vanili dan jahe organik dengan metode Sigma Farming. Salah satu hasil panennya sudah bisa dinikmati masyarakat melalui produk Lada John yang dapat dibeli melalui Pasar Gemah Ripah.
Dalam pengelolaan Kebun Surgawi, Bakteri Pemulih Tanah (BPT) Sigma 1 dan 2 wajib ada di setiap KS karena fungsinya selain sebagai pemulih kesehatan tanah, juga untuk komposter bahan-bahan organik penyubur tanah. Oleh karena itu, kegiatan ini bersifat rutin setiap 6 bulan, karena proses fermentasi bakteri dari awal hingga panen membutuhkan waktu 6 bulan. Selain itu, kebutuhan BPT Sigma di wilayah Jawa Tengah terbilang cukup banyak, maka pembuatannya menjadi lebih intensif. Hasil panen BPT Sigma ini akan didistribusikan ke Kebun Surgawi di sekitar demplot.
Pada kegiatan kali ini diawali dengan hening cipta atau meditasi formal, kemudian Parjono mengkoordinasikan semua kader agar saling berkolaborasi dari mulai persiapan alat dan bahan pembuatan hingga berbagi tugas dalam pemanenan. Imron Halim dibantu Parjono dan Farandi melakukan penggalian tanah dan mengumpulkan hasil panen BPT Sigma 1. Arif Fajar Nugroho, Rika Efian, dan Fajar Prihattanto mengerjakan pembuatan BPT Sigma 2, selain juga mendokumentasikan video kegiatan.
Berdasarkan pengalaman pembuatan BPT Sigma 2 sebelumnya, diperoleh pembelajaran bahwa hasil panen BPT Sigma 2 kurang optimal. Seperti yang disampaikan Parjono, “Pada saat panen BPT Sigma 2 kemarin kurang optimal, bola-bola yang dibuat sebagian tidak dapat dipanen. Besar kemungkinan bola-bola BPT Sigma 2 dimakan oleh hewan-hewan yang ikut terpendam bersama kohe sapi.” Maka dari itu pada pembuatan BPT Sigma 2 kali ini dipraktikkan inovasi terbaru dari Sigma Farming Academy, yakni bahan-bahan pembuatnya tidak dibuat dalam bentuk bola-bola, tetapi langsung dituangkan ke dalam galian.
Langkah pertama pembuatannya adalah pembersihan kohe sapi betina menyusui dari sisa-sisa rumput, kemudian kohe tersebut dicampur dengan pasir halus dan tepung kulit telur. Tidak hanya dicampur, semua bahan tersebut diulen secara merata selama satu jam. Setelah itu, kohe yang sudah diuleni tersebut dimasukkan ke dalam galian, juga dipercikkan larutan vortex biang BPT Sigma 2, hingga kemudian yang terakhir lubang galian ditutup dengan karung goni.
Hasil panen BPT Sigma 1 kali ini menghasilkan 1,2 kg. Cara panennya sederhana, isi dari tanduk yang dipendam selama 6 bulan tersebut dikeluarkan. Setelah isi tanduk dikeluarkan, tanduk dipergunakan kembali untuk membuat BPT Sigma 1 selanjutnya. Caranya, cukup dengan memasukkan kohe sapi betina menyusui ke dalam tanduk, kemudian tanduk dimasukkan ke dalam galian tanah dan ditutup kembali untuk proses fermentasi selama 6 bulan.
Kegiatan ini diikuti oleh para kader dengan semangat dan penuh sukacita, mencerminkan semangat baru setelah cukup lama tidak berkegiatan bersama-sama. Hal ini dibuktikan dari ekspresi sukacita dari para kader, kolaborasi yang terjalin, dan selingan-selingan humor di sela-sela kegiatan yang menghangatkan suasana. Sekitar pukul 11.30 WIB, panen dan pembuatan BPT Sigma 1 dan 2 berhasil diselesaikan dengan baik.
Fajar Prihattanto,
Ketua Wilayah Pusaka Jawa Tengah