Sendangbiru adalah mata air istimewa. Mata air yang berlokasi di Dusun Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, ini telah menghidupi 3/4 penduduk Dusun Sendangbiru untuk kebutuhan air. Keberadaannya ditemukan pada tahun 1925 oleh Mbah Isai, setelah mendapat izin dari pemerintahan kolonial Belanda pada masa itu untuk membuka sebuah dusun baru yang kemudian dinamakan Dusun Sendangbiru.
Namun sayang kondisinya sekarang tak sebersih dulu. Sampah non organik berupa botol-botol bekas miras dan beragam sampah lainnya telah mengotori sendang ini, yang dibuang oleh oknum para pengunjung mata air Sendangbiru yang tidak bertanggung jawab.
Melihat kondisi ini, kader Pusaka Indonesia wilayah Jawa Timur tergerak untuk melakukan kegiatan kocor Eco Enzyme (EE) untuk memulihkan kejernihannya. Tak hanya mengocorkan 9 liter EE, kader Pusaka Jatim dan warga setempat juga kemudian membersihkan area sekitar mata air Sendangbiru ini dari sampah-sampah nonorganik.
Kegiatan tersebut berlangsung pada hari Minggu, 9 Juni 2024 berkolaborasi dengan Yayasan Bhakti Alam Sendangbiru. Selain kocor EE, kegiatan memulihkan bumi ini juga mengadakan pelatihan pembuatan Amunisi Sigma Farming, yang dipusatkan di Kebun Surgawi (KS) 86 yang dikelola oleh Saptoyo. Dusun ini berjarak sekitar 70 km dari pusat Kota Malang.
Acara ini diikuti dengan antusias oleh para kader Pusaka Jatim dan warga masyarakat setempat. Antusias ini terlihat secara nyata, para peserta sudah datang sebelum acara dimulai. Pelatihan ini diikuti oleh para Kader Pusaka Jatim yang juga berpartisipasi pada Pelatihan Pembuatan Amunisi Sigma Farming. Mereka adalah Saptoyo, Fathul Hadi, Dudik, Mudhar, Jubaedi, David, Yahya dan Herman yang mewakili Yayasan Bhakti Alam Sendangbiru. Selain itu juga dihadiri oleh Subaeri selaku ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) setempat berikut warga setempat.
Tujuan dari penyelenggaraan acara ini adalah untuk membantu edukasi kepada masyarakat setempat tentang pentingnya menjaga kelestarian alam, khususnya memuliakan Ibu Bumi lewat penerapan bercocok tanam yang selaras dengan alam. Rangkaian kegiatan dalam acara ini ada dua bagian, yaitu: kocor Eco Enzyme enzyme (EE) dan praktik pembuatan Amunisi Sigma Farming. Dalam workshop Sigma Farming yang dipraktikkan adalah pembuatan satu set Kompos Sigma 1, pembuatan asam amino, pembuatan Bakteri Pemulih Tanah (BPT) Sigma 1 dan pembuatan Bakteri Pemulih Tanah (BPT) Sigma 2. Seluruh kegiatan ini dilakukan secara maraton di beberapa area berbeda.
Pembuatan Beragam Amunisi Sigma Farming

Pembuatan Kompos Sigma 1 di KS 86 Sendangbiru Malang
Praktik pembuatan amunisi Sigma Farming yang pertama dilakukan dalam kegiatan ini adalah membuat 1 set Kompos Sigma 1 dengan ukuran 2,5m x 1,5mx 1,5m. Selanjutnya diikuti dengan praktik pembuatan amunisi Asam Amino (AA) dengan bahan ikan laut sebanyak 35 kg, molase dan air sebanyak 150 liter. Dua kegiatan tersebut dilakukan di Kebun Surgawi (KS) 86 yang dikelola oleh Saptoyo.
Praktik pembuatan Amunisi Sigma Farming lainnya, Bakteri Pemulih Tanah (BPT) Sigma 1 dan Bakteri Pemulih Tanah (BPT) Sigma 2 dilakukan di lahan Jubet, yang tinggal di Dusun Tamban, Desa Tambakrejo berjarak 5 km dari KS 86. Hal ini dilakukan karena kondisi tanah di lahan Jubet lebih subur dibandingkan kondisi tanah di KS 86. Hasil praktik pembuatan BPT Sigma 1 menghasilkan 53 tanduk, sedangkan BPT Sigma 2 menghasilkan 695 bola.
Hal yang tidak dilupakan dalam melaksanakan kegiatan Pelatihan Pembuatan Amunisi Sigma Farming di Malang ini adalah selalu didasari dengan praktik hening, baik di awal pelatihan, saat istirahat maupun setelah selesai pelatihan pembuatan Amunisi Sigma Farming. Di akhir pembuatan BPT Sigma 2, para kader Pusaka Jatim beserta seluruh peserta yang hadir melakukan hening cipta bersama dengan menyanyikan lagu Bagimu Negeri.
Iswicahyo,
Kader Pusaka Indonesia Jawa Timur