Skip to main content

Pusaka Indonesia, melalui program Akademi Bumi Lestari (ABL), terus memperkuat perannya dalam menggerakkan kader dan masyarakat untuk melestarikan lingkungan melalui berbagai inisiatif, salah satunya adalah penggunaan Eco Enzyme. Program ini merupakan bagian dari misi besar Pusaka Indonesia dalam pemulihan tanah dan air di seluruh Indonesia. Sepanjang Agustus 2024, data produksi Eco Enzyme dan kegiatan “Bersama Jernihkan Sungai” menjadi bukti nyata dalam mengatasi masalah pencemaran air.

Pembuatan dan Pelarungan Eco Enzyme Bulan Agustus 2024

Kader Pusaka Indonesia di berbagai wilayah berhasil memproduksi Eco Enzyme dalam jumlah signifikan selama Agustus 2024. Berikut data produksinya:

  • Sumatera: 157,5 liter
  • Jawa Barat: 1.090 liter
  • Yogyakarta: 162 liter
  • Jawa Timur: 370 liter
  • Bali-NTB: 214 liter

Produksi Eco Enzyme ini tidak hanya berfokus pada pengolahan sampah organik, tetapi juga sebagai langkah konkret untuk memulihkan ekosistem tanah yang tercemar residu pupuk kimia, yang dapat meningkatkan hasil pertanian.

Baca juga: Menginisiasi Sawah Demplot Sigma Farming di Desa Pamoyanan sebagai Sentra Padi Organik 

Aksi “Bersama Jernihkan Sungai” menjadi bagian dari misi Pusaka Indonesia dalam memulihkan kualitas air. Pada Agustus 2024, aksi tuang atau melarung Eco Enzyme ke selokan atau sungai ini telah diselenggarakan dua kali, yaitu pada 11 Agustus dan 25 Agustus, di seluruh wilayah kerja Pusaka Indonesia.

Berikut adalah rincian penggunaan Eco Enzyme pada kegiatan “Bersama Jernihkan Sungai” Bulan Agustus 2024:

NOWILAYAHPENGGUNAAN ECO ENZYME (dalam liter)
11 Agustus 202425 Agustus 2024
1Sumatera411,5
2DKI Jakarta Banten17,4526,5
3Jawa Barat73,271,8
4DI Yogyakarta10,7527
5Jawa Tengah9,36,5
6Jawa Timur5092,35
7Bali – NTB2410
TOTAL 188,65745,65

 

Dampak Nyata Pemulihan Air Sumur dengan Eco Enzyme

Selain tuang Eco Enzyme ke sungai, beberapa kader Pusaka Indonesia juga melakukan riset penggunaan Eco Enzyme untuk menjernihkan air sumur. Salah satu riset dilakukan oleh Nono Kusno, dari Indramayu, Jawa Barat. Berdasarkan uji coba yang dilakukan, Eco Enzyme berhasil mengatasi pencemaran air sumur di rumahnya, setelah dilakukan tiga kali pengaplikasian, yaitu pada 12 Agustus, 17 Agustus, dan 8 September 2024.

“Air sumur yang sebelumnya keruh, hitam, dan berbau, kini telah pulih dan dapat digunakan untuk MCK (Mandi, Cuci, Kakus),” jelas Nono dengan penuh syukur.

Hasil uji coba ini sejalan dengan misi Pusaka Indonesia yang tidak hanya fokus pada pemulihan tanah, tetapi juga peningkatan kualitas air bersih bagi masyarakat. Eco Enzyme terbukti menjadi solusi ramah lingkungan untuk mengatasi masalah air yang tercemar, terutama di perkotaan yang sulit mendapatkan akses air bersih.

“Kami akan semakin intensif mengadakan riset serupa, baik untuk pemulihan air sumur, selokan mampet, maupun sungai-sungai yang tercemar,” jelas Niniek Pebriani Basri, Ketua Bidang Pendidikan dan Pemberdayaan, Pusaka Indonesia, yang membawahi program Akademi Bumi Lestari.

 

Fathul Hadi

Kader Pusaka Indonesia wilayah Jawa Timur