Skip to main content

Belitung Timur menghadapi tantangan besar dalam sektor pertanian, terutama akibat cuaca ekstrem dan kemarau panjang yang melanda wilayah tersebut. Namun, di tengah kesulitan itu, Kampung Sigma Farming (KSF) Belitung berhasil menciptakan sebuah terobosan. Dengan metode inovatif Sigma Farming, lahan pertanian di Desa Air Kelik, Kecamatan Damar, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang dulunya dipenuhi pohon sawit, kini berubah menjadi lahan produktif untuk budidaya talas belitung. Lebih mengejutkannya lagi, talas yang biasanya memerlukan 9-12 bulan untuk panen, berhasil dipanen hanya dalam waktu 6 bulan. 

Kebun Surgawi (KS) 45 memiliki luas 6.000 m², yang sebelumnya dipenuhi puluhan pohon sawit dan beberapa jenis pohon lainnya yang dirawat menggunakan pupuk kimia sintetis. Pada awal persiapan lahan, pohon-pohon sawit dirobohkan menggunakan ekskavator dan tanahnya dibajak. Dari total luas lahan, separuhnya (3.000 m²) digunakan untuk budidaya tanaman talas belitung, sementara separuh lainnya dibiarkan dengan pepohonan rindang untuk menjaga kelestarian alam sekitarnya.

Saya menerapkan metode Sigma Farming untuk memulihkan kualitas tanah. Lahan ini secara rutin diaplikasikan percik vorteks Bakteri Pemulih Tanah (BPT) Sigma 1 dan 2 sekali seminggu, serta dituang Eco Enzyme (EE) dengan frekuensi yang sama selama satu bulan. Setelah proses ini selesai, penanaman 2.000 bibit talas dimulai pada bulan Maret 2024. Setelah bibit tumbuh, perawatan rutin dilakukan dengan metode Sigma Farming lanjutan, menggunakan pupuk dan amunisi yang selaras dengan alam, seperti Eco Enzyme, Asam Amino, Liquid Manure, dan kompos rumah tangga.

Tantangan utama selama masa tanam adalah kemarau panjang yang melanda Belitung Timur, mengakibatkan kekeringan parah di daerah tersebut. Banyak sumur warga kering, dan debit air sungai turun drastis, yang mengakibatkan kegagalan panen di beberapa wilayah desa. Selain itu, serangan hama turut memperburuk situasi. Untuk mengatasi masalah kekeringan, KS 45 Belitung mengandalkan sumur galian yang berada di area kebun, dengan sumber air berasal dari resapan hutan. Meskipun demikian, masih ada sebagian tanaman talas yang mati karena suhu ekstrem dan keterbatasan air.

Saya terpaksa memanen lebih awal karena cuaca yang tidak mendukung, namun terdapat hal menarik dari hasil panen ini. Talas belitung yang dirawat menggunakan metode Sigma Farming ternyata bisa dipanen dalam usia 6 bulan, dibandingkan dengan waktu panen normal yang biasanya membutuhkan 9 -12 bulan. Rata-rata berat umbi pada usia 6 bulan mencapai sekitar 2 kg, sedangkan pada panen normal berat umbi dapat mencapai 6-7 kg.

Hasil Panen Talas Belitung

Uji Rasa dan Pemasaran Talas Belitung

Saya melakukan riset sederhana dengan merebus beberapa talas Belitung hasil panen menggunakan metode Sigma Farming. Hasilnya, tekstur talas lebih lembut, gurih, dan memiliki sedikit rasa manis. Hal ini berbeda dengan talas Belitung yang tidak dirawat dengan metode Sigma Farming, yang cenderung tidak selembut dan tidak segurih talas yang kami tanam. Bahkan, rasa manisnya pun tidak ada. Pengalaman serupa juga dirasakan oleh Ibu Pa, pemilik warung yang mendistribusikan talas Belitung Sigma Farming. Menurut beliau, talas ini terasa lebih lembut, gurih, dan sedap.

Produk talas Belitung dari KSF Belitung didistribusikan ke berbagai pasar lokal, seperti warung kecil, kios pasar, dan UMKM pengrajin keripik lokal. Kami telah merancang alur proses yang sesuai dengan program Sigma Farming Academy, mulai dari pemulihan tanah, optimalisasi penanaman selaras dengan alam, hingga distribusi produk berkualitas, yang juga membantu membangun ekonomi masyarakat lokal secara berkesinambungan.

Langkah-Langkah Perbaikan untuk Panen Maksimal

Saya terus mengevaluasi setiap proses kerja dan hasil yang telah dicapai hingga saat ini. Pembelajaran yang saya dapatkan dalam bertani talas Belitung dengan metode Sigma Farming adalah pentingnya kerendahan hati, kesabaran, ketekunan, pengorbanan, serta menerima dengan lapang dada apa pun hasil yang diperoleh, lebih berfokus pada peningkatan kualitas proses daripada hanya mengejar hasil.

Beberapa langkah perbaikan yang akan saya lakukan untuk memaksimalkan hasil panen di masa mendatang meliputi:

  1. Perbaikan sistem irigasi, termasuk penyimpanan air hujan.
  2. Penggunaan mulsa alami untuk menjaga kelembaban tanah.
  3. Pemanfaatan pestisida nabati untuk menanggulangi hama.
  4. Peningkatan aplikasi amunisi Sigma Farming, seperti percik vorteks BPT Sigma 1 dan 2, penggunaan Eco Enzyme, Asam Amino, Liquid Manure, serta Kompos Sigma dan kompos rumah tangga.

Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, saya berharap dapat memaksimalkan hasil panen talas Belitung di masa yang akan datang. Bagaimana pun ini adalah pengalaman perdana saya menjadi petani yang bergelut dalam bidang agribisnis skala kecil. 

 

Dudung Rohmat,
Ketua Wilayah Pusaka Indonesia Sumatera dan Kepala Kampung Sigma Farming (KSF) Belitung