Skip to main content

Sejak memutuskan untuk membudidayakan tanaman vanili (Jenis Vanili Planifolia Vania I) di green house Kebun Surgawi (KS) 29 yang terletak di Dusun Mayungan, Desa Antapan, Baturiti, Tabanan, Bali, kami telah mencari berbagai referensi mengenai karakteristik tanaman vanili dan kerentanannya terhadap penyakit. Meskipun banyak informasi tersedia di YouTube dan media sosial, kami merasa penting untuk mengenal langsung berbagai penyakit yang dapat menghambat pertumbuhannya.

Berdasarkan temuan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) tentang pengelolaan penyakit vanili, kami mengetahui bahwa tanaman vanili rentan terhadap beberapa penyakit, antara lain busuk batang (Fusarium oxysporum f.sp. vanilla), busuk pucuk/buah (Phytophthora capsici), busuk pangkal batang (Sclerotium sp.), serta beberapa virus seperti Cucumber mosaic virus dan Cymbidium mosaic virus.

Setelah dua tahun membudidayakan tanaman vanili, kami semakin memahami proses pemeliharaan, yang meliputi penyediaan lahan, sarana irigasi, tajar (tempat rambatan vanili), pemilihan bibit, dan media tanam. Kami juga memperhatikan perkembangan tanaman vanili dari tunas baru, akar nutrisi, polinasi, hingga proses berbuah. Selama proses ini, kami belajar banyak tentang penyakit dan hama yang harus dihadapi.

Keuntungan Budidaya di Green House
Menanam vanili di dalam green house memberikan banyak keuntungan. Lingkungan yang terkendali memudahkan kami untuk mengamati karakter tanaman vanili dan faktor-faktor yang dapat menghambat pertumbuhannya. Selain itu, green house ini memungkinkan kami menanam populasi lebih banyak dalam lahan terbatas. Tak disangka, tercipta miniatur ekosistem dengan berbagai tanaman lain seperti lateng, pakis, jamur, dan bunga, yang berpotensi sebagai pestisida nabati dan tanaman herbal.

Penyakit dan Hama yang Ditemui 

Selama pengamatan di lapangan, kami mulai mengenali beberapa penyakit dan hama yang menyerang tanaman vanili, di antaranya:

  • Busuk Batang, Daun, dan Akar
    Penyebab utamanya adalah jamur Fusarium oxysporum f.sp. vanilla. Untuk mengatasinya, kami menguji efektivitas pestisida nabati dari tanaman lateng. Tindakan pertama yang dilakukan adalah memangkas bagian tanaman yang busuk, lalu membakarnya.

Hama busuk batang

  • Ulat Bulu
    Ulat bulu gemar memakan daun muda vanili dan biasanya aktif di malam hari. Hama ini ditangani dengan menghalau ulat secara manual pada malam hari.

Hama ulat bulu

  • Walang Sangit
    Walang sangit belum terlihat secara langsung mengganggu tanaman vanili, namun kami tetap waspada.

Hama walang sangit

  • Siput dan Bekicot
    Siput kecil tanpa rumah dan bekicot sering memakan daun atau pucuk daun vanili yang masih muda.

Hama siput

  • Karat Daun
    Karat daun terjadi akibat kelembaban berlebih di green house, terpapar air hujan, serta kekurangan gizi.

Hama karat daun

  • Daun Kuning
    Daun vanili menguning karena terpapar sinar matahari langsung yang berlebihan.

Daun kuning

 

  • Batang Kisut
    Kondisi ini terjadi akibat kekurangan asupan gizi atau karena akar yang terganggu.

Batang kisut

Langkah Perawatan yang Dilakukan
Untuk menangani penyakit dan hama ini, kami melakukan langkah-langkah perawatan berikut:

  • Pemberian nutrisi intensif, termasuk nutrisi dari rumput laut, kipait, dan F1 buah serta bunga vanili yang tidak digunakan (karena bentuknya kurang bagus atau kelebihan dalam satu sisir), yang dimanfaatkan sebagai nutrisi untuk tanaman itu sendiri.
  • Penggunaan pestisida alami dari tanaman lateng dan cemara udang.
  • Pemupukan organik berupa kompos Sigma 1, larutan Asam Amino (AA), dan Liquid Manure (LM).
  • Inspeksi rutin untuk mendeteksi tanda-tanda penyakit sejak dini.
  • Penambahan media tanam berupa tanah kompos, mulsa alami yaitu bahan penutup tanah yang digunakan dalam pertanian dan perkebunan untuk menjaga kelembaban tanah, mengurangi pertumbuhan gulma, serta melindungi struktur tanah dari erosi yang terbuat dari daun bambu, dan daun-daun kering di sekitar KS 29.

Demikian pengalaman kami mengenai aneka penyakit dan hama vanili yang kami temui di KS 29. Tentunya, masih banyak hal yang belum kami temukan atau perhatikan. Diperlukan observasi dan analisa laboratorium untuk memperkuat hasil pengamatan ini dan mengembangkan metode penanggulangan yang lebih efektif.

 

Pande  Made Oka Iriana
Tim Sigma Farming Academy