Pusaka Indonesia, sejak lahirnya di tahun 2020 hingga kini betul-betul serius dan konsisten mengaktualisasi Strategi Trisakti untuk menuju Indonesia yang gemah ripah loh jinawi. Salah satu bentuk keseriusan itu terejawantahkan dalam buku Sigma Farming: Formula Jenius Untuk Pulihkan Tanah dan Pastikan Ketahanan Pangan.
Melalui tiga srikandi terbaiknya: Niniek Febriany, Marie Yosse Widi Hapsari, dan Ficky Yusrini, Pusaka Indonesia berhasil membukukan dan mengkompilasi legacy dari penggagas metode Sigma Farming, Adolf Hutajulu dan eksperimen para praktisi Kebun Surgawi. Sigma Farming adalah sebuah model pertanian ramah lingkungan yang mengintegrasikan pertanian organik, permakultur, pertanian biodinamik, dan tradisi pertanian Nusantara kuno. Tidak tanggung-tanggung, buku setebal 179 halaman ini menyajikan delapan bab panduan komprehensif tentang bagaimana mengelola lahan dengan pendekatan yang selaras dengan alam, sehingga menghasilkan makanan yang bukan hanya sehat, namun juga dapat meningkatkan kualitasnya menjadi makanan superfood dengan lifeforce tinggi.
Setiap babnya memberikan panduan autentik yang mendalam, mulai dari prinsip dan etika dalam pertanian Sigma Farming, pengenalan terhadap iklim, struktur tanah, organisme tanah hingga mendesain kebun. Persiapan sebelum menanam menjadi bab khusus, berisi teknik pemulihan lahan, cara membuat amunisi atau pupuk dan media tanam ala Sigma. Pembibitan juga dijelaskan secara detail, meliputi: perlakuan benih, penyetekan, penyangkokan, pruning, serta cara grafting.
Pemulihan lahan dipilih sebagai yang paling utama dari keseluruhan isi buku ini, terlihat dari judul buku dan cara penyajiannya yang lengkap dan gamblang. Penggunaan pupuk sintetis sebagai bagian dari Revolusi Hijau secara kasat mata telah mengakibatkan kerusakan berat pada lahan pertanian. Kerusakan pada skala masif tentu akan menyebabkan risiko yang lebih besar lagi, pemusnahan ekosistem dan terancamnya ketahanan pangan.
Memulihkan lahan atau ekosistem yang sudah terlanjur rusak memang tidak mudah dan membutuhkan proses panjang. Tetapi dalam buku ini dipaparkan solusinya melalui panduan-panduan teknis yang praktis, mudah dipahami, mudah diaplikasikan dan autentik. Program Kebun Surgawi yang dikelola oleh banyak kader Pusaka Indonesia di berbagai wilayah telah membuktikan bahwa lahannya berangsur-angsur pulih atau sehat kembali setelah menerapkan metode Sigma Farming.
Salah satu contoh nyata sudah saya buktikan sendiri sebagai pengelola Kebun Surgawi 15 di Sidoarjo, Jawa Timur. Dulu, saya menggunakan pupuk dan pestisida sintetis dalam menanam sayur dan buah. Akibatnya tanah menjadi rusak, keras, dan tidak subur, sehingga menyebabkan tanamannya tidak sehat. Dengan beralih ke metode berkebun ala Sigma Farming, tidak hanya lahan mulai terpulihkan, tanaman juga tumbuh dengan subur, serta menghasilkan buah dan sayur mayur sehat dengan skor 6 dari 10.
Keunggulan lain dari buku ini adalah pada cara pemanfaatan limbah-limbah rumah tangga sebagai nutrisi dan pestisida nabati tanaman. Hal lain yang menonjol adalah penyematan ilustrasi visual berupa gambar dalam setiap langkah-langkah pembuatan dan rumus aplikasi amunisinya. Ilustrasi visual ini tentu memudahkan pembaca memahami setiap prosedur tindakannya, sehingga dalam praktik pembuatannya pun tidak mengalami kegagalan.
Buku ini direkomendasi kepada mereka yang mau memulai dan ingin mendalami bidang pertanian yang selaras dengan alam. Buku istimewa ini dapat dimiliki di Pasar Gemahripah. Majulah pertanian Indonesia, pertanian dengan memuliakan Ibu Bumi untuk ketahanan pangan umat manusia.
Muhammad Fathul Hadi
Kader Pusaka Indonesia Wilayah Jawa Timur