Semangat dari para peserta Workshop Sigma Farming Belitung pada 8-11 Maret 2024 lalu masih menyala. Hal tersebut terbukti dengan berkumpulnya kembali Komunitas Tani Sigma Farming (KTSF) Belitung dalam agenda berbagi cerita pemahaman tentang berkebun ala Sigma Farming. Selain itu, kami juga membagikan pengalaman mengenai tantangan dalam merealisasikannya berdasarkan temuan-temuan hasil riset dari berbagai pengelola Kebun Surgawi (KS) di berbagai daerah.
Pertemuan tersebut diadakan di rumah saya, tepatnya di Desa Air Kelik, Kecamatan Damar, Kabupaten Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung pada tanggal 17 Maret 2024. Selain saya dan istri, hadir dalam pertemuan tersebut adalah Sule, Mak Cik, dan Jumiati, sedangkan satu anggota komunitas lainnya, Masni, berhalangan hadir.
Pada kesempatan tersebut, masing-masing dari kami berbagi cerita tentang pemahaman berkebun ala Sigma Farming. Pada dasarnya, kami semua bersepakat bahwa berkebun ala Sigma Farming adalah sangat baik. Namun demikian, ada satu hal yang menjadi pertimbangan, yakni pembuatan amunisi atau pupuknya. Kami menyadari bahwa pembuatan amunisi Sigma Farming secara lengkap bukanlah hal yang mudah apabila dikerjakan sendirian.
Sebagian anggota komunitas memang berprofesi sebagai buruh tani, pemetik berondol sawit, yang sudah terbiasa dengan perkebunan, namun ada juga yang bekerja serabutan dan asisten rumah tangga paruh waktu. Dengan kondisi tersebut, tentunya tidaklah mudah untuk membuat amunisi Sigma Farming secara lengkap, terlebih jika dilakukan sendirian.
Tantangan dan masalah praktis ini tak membuat kami larut dalam keputusasaan, bahkan kami diskusikan bersama untuk ditemukan solusi praktisnya. Setelah melalui berbagai urun pendapat dan proses diskusi, dihasilkan beberapa kesepakatan, antara lain:
- Berupaya terus untuk memuliakan tanah.
- Menggunakan pupuk organik ala Sigma Farming di setiap lahan.
- Mengupayakan membuat amunisi atau pupuk organik secara mandiri sesuai kapasitas dan kemampuan.
- Saling berbagi pupuk antarsesama anggota komunitas.
- Untuk pupuk Sigma Farming yang dianggap sulit, dibuat secara gotong-royong.
- Membagikan hasil pupuk Sigma Farming yang dibuat secara gotong-royong ke semua anggota sesuai kebutuhan.
Dengan kesepakatan ini, kami berhasil mengatasi beragam masalah dan kesulitan yang muncul pada diskusi perdana Komunitas Tani Sigma Farming Belitung dalam merealisasikan kegiatan pemuliaan tanah. Sebagai bentuk aksi nyata dalam merealisasikan kesepakatan tersebut, maka pada sore hari itu juga kami memulai membuat eco enzyme (EE) bersama-sama dengan kapasitas drum 150 liter.
Pada sore itu, kami berhasil mencacah 9 kilogram gula merah. Kegiatan terhenti mengingat waktu yang sudah semakin malam, waktunya para ibu-ibu mempersiapkan hidangan buka puasa untuk keluarganya. Meskipun demikian, kami bersepakat untuk melanjutkan kegiatan ini sambil menyiapkan bahan-bahan organik buah dan sayur yang dibutuhkan sebagai bahan pembuatan eco enzyme.
Pada hari yang telah ditentukan, 21 Maret 2024, kami berkumpul kembali untuk menyelesaikan pembuatan eco enzyme. Dengan semangat gotong-royong, kami mengambil peran pada bagian yang bisa dilakukan sesuai kapasitas. Beberapa anggota menyediakan bahan buah dan sayur dari hasil kebunnya, sedangkan yang lain membeli di pasar, sehingga terkumpul sebanyak 27 kilogram buah dan sayur. Untuk membuat eco enzyme dengan kapasitas drum 150 liter, kami menggunakan takaran 9 kilogram gula merah, 27 kilogram buah dan sayur, serta 90 liter air.
Eco Enzyme ini akan dipanen tiga bulan ke depan, dan hasilnya akan dibagi-bagikan kepada setiap anggota untuk diaplikasikan pada lahan dan tanamannya masing-masing. Selain membuat EE bersama, kami juga sudah mulai mempraktikkan pelajaran pemulihan tanah dari kelas Workshop Sigma Farming Belitung dengan membuat vorteks Bakteri Pemulih Tanah (BPT) Sigma 1 dan BPT Sigma 2, serta mengaplikasikannya ke lahan.
Kami sungguh bersyukur bahwa pembuatan eco enzyme dapat terealisasi berkat kerjasama dan gotong-royong. Melalui kegiatan ini kami belajar bahwa semangat gotong-royong dan ketulusan mampu merealisasikan apa yang sebelumnya tampak mustahil, bisa terjadi. Salam Bumi Surgawi!
Dudung Rohmat,
Kader Pusaka Indonesia wilayah Sumatera – Batam