Bagi petani, serangan hama yang mengancam keberhasilan panen seringkali menjadi tantangan yang tidak mudah. Di tengah gencarnya penggunaan pestisida kimia yang meninggalkan dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan, solusi alami dari tanaman lokal menjadi penting untuk diperkenalkan.
Salah satu inovasi menarik datang dari bunga mentega (Nerium oleander). Pernah mendengar atau melihatnya? Dikenal juga sebagai bunga jepun, keindahannya menjadikan tanaman ini populer sebagai tanaman hias. Namun, tahukah Anda, bunga mentega menyimpan potensi sebagai pestisida nabati yang efektif. Inisiatif ini dimulai oleh Ni Kadek Dwi Noviyani (Novi), Koordinator Sigma Farming Academy. Ia terdorong untuk mencoba pendekatan alami dalam menghadapi serangan hama di Kebun Surgawi. Mari kita telusuri riset Novi.
Dalam diskusinya dengan Migan Zulmi, kader Pusaka Indonesia dan praktisi Sigma Farming, Novi mendapat inspirasi untuk menjadikan bunga mentega sebagai pestisida alami karena sifatnya yang beracun. Pada 22 Juli 2024, Novi memulai riset ini dengan mengaplikasikan ramuan bunga mentega pada tanaman jempiring yang terserang kutu putih di Kebun Surgawi 81.

Tanaman jempiring yang terserang kutu putih

Kondisi tanaman jempiring pada 15 Agustus 2024 setelah bebas dari kutu putih
Resep Pestisida Nabati dari Bunga Mentega
Bahan dan Langkah Pembuatan:
Rebus seluruh bagian bunga mentega (bunga, daun, batang) dengan perbandingan bahan 1 : 5 selama 5 jam dengan api kecil.
Membuat Bahan Perekat:
- Daun Waru: Remas segenggam daun waru dengan 200 ml air hingga berbusa.
- Lerak: Rendam 3 buah lerak semalaman dengan 250 ml air, lalu rebus hingga mendidih. Setelah dingin, remas hingga mengeluarkan busa.
Cara Aplikasi:
- Campurkan larutan bunga mentega dengan bahan perekat, sesuaikan takaran sesuai kebutuhan.
- Tambahkan air dengan perbandingan 1 : 20 hingga 1 : 1 (larutan) tergantung tingkat serangan hama.
- Semprotkan ke tanaman yang terserang hama dengan pengulangan setiap dua hari untuk kasus berat dan setiap lima hari untuk pencegahan.
Penyimpanan: Pestisida ini dapat disimpan pada suhu ruang dan bertahan hingga dua tahun.
Metode Aplikasi:
Dengan konsentrasi awal 1 : 20, yang kemudian ditingkatkan hingga 1 : 5–1 : 1 untuk serangan parah, penyemprotan dilakukan setiap dua hari dan hasilnya diamati secara berkala. Dalam satu bulan, serangan kutu putih berkurang signifikan, sehingga untuk pencegahan, ramuan ini digunakan seminggu sekali dengan konsentrasi 1 : 20.
Hasil riset Novi menunjukkan bahwa pestisida dari bunga mentega efektif dalam mengatasi kutu putih dan kutu kebul. Ramuan ini dapat disimpan hingga dua bulan dan tetap efektif. Selain itu, biaya pembuatannya relatif murah, sekitar Rp2.000 per 5 liter, yang terutama digunakan untuk kebutuhan gas untuk memasak.
Selain bunga mentega, Sigma Farming juga menggunakan tanaman lain, seperti cemara udang, yang efektif melawan hama akibat serangan jamur. Bagi yang kesulitan menemukan bunga mentega, ada alternatif lain dari rempah-rempah tertentu (selengkapnya di artikel: Langkah Praktis Membuat Pesnab Herbal untuk Atasi Kutu Daun pada Tanaman).
Riset ini membuktikan bahwa tanaman yang mudah ditemui ini bisa menjadi solusi alami untuk mengatasi hama secara efektif.
Selamat mencoba.
Sumber: Ni Kadek Dwi Noviyani
Diolah oleh Stella Manoppo
Kader Pusaka Indonesia DIY