Akhir-akhir ini hati saya betul-betul diliputi oleh rasa haru dan sukacita karena selalu melihat pemandangan langka di belakang rumah saya. Dulu, saat Lombok mulai memasuki musim kemarau dan kekeringan, kami sekampung mulai bingung mau ambil air di mana untuk kebutuhan minum, memasak, dan lain-lain karena air PDAM on-off sekali sebulan. Kami warga kampung kerap kali pergi meminta air ke kampung sebelah bahkan desa tetangga. Tapi kini, keadaan telah berubah 360°.
Pusaka Indonesia telah menciptakan kebahagiaan kepada warga kampung bahkan sebagian warga kampung tetangga. Dari pagi hari setelah subuh sampai sore menjelang magrib, warga silih berganti mengambil air di sumur kami secara gratis dan cuma-cuma. Sungguh ini adalah karma baik buat teman-teman Kader Pusaka Indonesia yang telah bergotong-royong membuat sumur di sini karena teramat sangat bermanfaat untuk masyarakat. Dalam sehari, terhitung 20 ribu liter air digunakan dengan isinya sebuah tandon 1.500 liter sebanyak 13-14 kali.
Pembuatan sumur ini pertama kali diinisiasi oleh Ketua Umum Pusaka Indonesia, Setyo Hajar Dewantoro, yang langsung melakukan survei lokasi dan melihat kekeringan yang terjadi. Selain itu, ada banyak orang yang terlibat dalam pembuatan sumur ini, terutama teman-teman dari Pusaka Indonesia dan Sigma Farming Academy, serta masyarakat kampung di Desa Tanak Awu, Lombok Tengah. Motivasi utama di balik pembuatan sumur bor ini adalah untuk mengatasi kekeringan dan membangun kampung Sigma Farming Tanak Awu, Lombok Tengah.
Proses pembuatan sumur ini dimulai bulan Januari 2024 dan membutuhkan tujuh hari pengerjaan. Kami menyewa mesin alat sumur bor dan menggali dengan kedalaman 55 meter selama seminggu. Tantangan besar tidak kami temui, karena semua berjalan lancar dan selaras. Hanya dua hari setelah sumur bor ini selesai dibuat, warga mulai merasakan manfaatnya.

Warga sedang mengambil air
Saat ini, yang paling banyak mengambil manfaat dari sumur ini adalah saya, keluarga saya, seluruh warga kampung, serta sebagian masyarakat kampung tetangga. Sumur ini sangat penting bagi warga kampung karena merupakan satu-satunya sumur yang dibuat untuk umum, bukan untuk pribadi. Memang banyak sumur bor di sini, tapi semuanya untuk pemilik pribadi. Harapan saya, masyarakat bisa terus memanfaatkan air sumur ini dan tidak kekeringan lagi seperti tahun-tahun sebelumnya, di mana untuk minum saja susah.
Lokasi sumur ini tepat berada di belakang rumah saya. Air dari sumur ini dipakai di lahan untuk bertani dan berkebun, serta untuk kebutuhan minum, mandi, dan lainnya. Proses pengambilan air oleh warga diatur dengan baik; mereka rela antri dan mengambil sesuai kebutuhan, sedikit-sedikit tapi sering. Sedangkan untuk menjaga agar sumur ini tetap beroperasi, mesin diistirahatkan 1 jam setelah hidup selama 8 jam.
Saat ini, saya sedang membutuhkan selang air sepanjang 150 meter untuk mengalirkan air ke desa sebelah di timur lahan yang juga mengalami kekeringan. Mereka malu masuk kampung untuk mengambil air karena kita jarang berkomunikasi dan hanya bertemu di lahan yang kebetulan berdekatan. Sumur ini tidak hanya memberikan air, tetapi juga membawa harapan dan kebersamaan bagi kami semua. Sungguh, inilah kebahagiaan yang tak ternilai harganya.
Mohammad Sahlan
Kader Pusaka Indonesia wilayah Lombok – NTB