Skip to main content

Saat kita belanja makanan untuk kebutuhan sehari-hari, entah itu pasar tradisional maupun supermarket, kita akan dipaparkan berbagai jenis pangan. Untuk tahu makanan mana yang sehat, kita perlu tahu dulu jenis makanan apa yang tidak sehat. Secara umum, kita mengenal tiga istilah makanan yang tidak sehat, yakni fast food, junk food, dan ultra-prosessed food (makanan ultra proses). Supaya tidak asal melabeli produk yang kita anggap pasti sehat atau pasti tidak sehat, atau bingung tertukar-tukar istilah, mari kita bedah dan kenali lebih dalam ketiga jenis ini dan perbedaannya.

Junk Food

Dari namanya saja junk, yang artinya sampah. Junk food berarti makanan sampah. Dari website Badan POM, istilah junk food digunakan untuk mendeskripsikan makanan yang kandungan kalori, lemak, gula, dan garamnya tinggi; tetapi kandungan vitamin dan seratnya rendah. Dengan kata lain, jenis makanan ini tidak mengandung nilai gizi yang baik. Biasanya junk food juga mengandung berbagai bahan tambahan pangan (BTP) seperti pemanis, perasa dan pengawet.

Makanan Ultra Proses

Disebut ultra proses karena merupakan racikan dari berbagai bahan industri (seperti pengemulsi, pengental, dan perasa buatan) yang diolah menjadi produk makanan melalui serangkaian proses di pabrik. Makanan yang sudah dikemas secara industrial dalam skala massif, dengan masa kadaluwarsa tertentu. Selain ditujukan untuk kepraktisan, makanan ultra proses biasanya juga disukai lidah dan bikin ketagihan.

Bisa dibilang, hidup kita saat ini dikepung oleh makanan ultra proses. Dari warung sebelah rumah, minimarket, sampai supermarket menyediakannya. Sebut saja, minuman manis berbagai rasa dalam botol yang menggoda, es krim, yoghurt, snack, sereal, keju, marshmallow, mie instan, pasta, dan berbagai makanan instan lain. Aneka bumbu seperti kecap, saus, selai, bumbu instan, bumbu cocolan, dan sebagainya. Frozen food dalam berbagai bentuknya. Proses produksi yang intens yang digunakan untuk menghasilkan makanan ultra proses menghancurkan struktur alami bahan makanan dan menghilangkan banyak nutrisi bermanfaat, fitokimia, termasuk serat, vitamin, dan mineral, malah justru menambahkan racun.

Fast Food

Secara harfiah berarti ‘makanan cepat saji’, itu berarti kita bisa mendapatkannya dengan cepat, memakannya dengan cepat, dan mencernanya dengan cepat.

Fast food bisa diartikan dalam dua cara: Pertama, menu makanan yang disajikan di restoran waralaba, di mana daging olahan, pizza, burger, kentang goreng, pretzel, donut, minuman ringan, dan makanan manis (dessert) dibuat dalam proses perakitan, dengan resep paten yang digandakan dan tersebar di seluruh dunia. Pengertian kedua, makanan yang dibuat secara komersial atau industrial yang mengandung bahan buatan, pemanis, garam, dan minyak, dengan kandungan nutrisi yang minimal.

Karakteristik fast food, antara lain, dicerna dan diserap dengan cepat oleh tubuh, berisi beberapa bahan sintetis, padat secara kalori, secara nutrisi mandul, sangat kuat aromanya, mengandung garam dan gula berlebih.

Di dalam sepiring fast food yang kita makan, biasanya mengandung pewarna buatan, perasa buatan, pengawet, pestisida, antibusa, pengemulsi, penstabil, dan pengental. Bahan-bahan ini memberi makanan tekstur dan konsistensi yang diharapkan konsumen. Racun tambahan juga termasuk bahan kimia pembersih, bahan kimia pemutih, dan komponen pengemasan.

Nah, dari definisi tersebut, kita bisa simpulkan sendiri, fast food bisa disebut juga sebagai junk food. Fast food sendiri merupakan makanan ultra proses. Apabila di rumah kita kelihatan rajin memasak, tapi sumbernya dari pangan kemasan industrial, itu berarti kita mengonsumsi makanan ultra proses. Bisa disebut junk food, kalau kalori, lemak, gula, dan garamnya tinggi, serta minim nutrisi.

Bagaimana dengan makanan warung atau restoran yang saat kita datang menunya sudah matang dan siap saji, apakah itu bisa disebut fast food? Kembalikan ke dua pengertian fast food di atas. Selain itu, tergantung juga ke menu yang dipilih, campuran bahan, dan cara pengolahan dari warung atau resto yang bersangkutan.

Ilustrasi Makanan Sehat sumber :morelandobgyn

Lantas apa yang disebut makanan sehat? Makanan sehat mengacu pada makanan yang punya kandungan gizi dan menyediakan kebutuhan vitamin, mineral, protein, dan nutrisi yang diperlukan tubuh agar berfungsi dengan baik. Pada prinsipnya, semakin minim proses, semakin baik. Misalnya, buah dan sayur segar, tinggi serat, vitamin, mineral, serta rendah kalori.

Namun demikian, tidak semua proses pengolahan itu buruk dan mengikis nutrisi. Ada beberapa pilihan makanan olahan yang bisa menjadi bagian dari diet sehat. Misalnya:

  • Buah dan sayuran beku atau yang disimpan dengan cara fermentasi, bisa sama bergizinya dengan produk segar.
  • Produk ikan kalengan, bisa menjadi sumber protein dan asam lemak omega-3 yang baik. Pastikan untuk memilih varietas yang dikalengkan dalam air, bukan minyak, dan hati-hati dengan tambahan garam.
  • Pasta dan roti, yang dibuat dari biji-bijian utuh, seperti sorgum, quinoa, gandum utuh, dan sebagainya, yang memiliki kandungan serat tinggi.
  • Yoghurt, sumber protein dan kalsium yang baik, pastikan memilih varietas yang rendah gula tambahan.

Saat memilih makanan olahan, pastikan untuk membaca label dan mencari pilihan yang rendah lemak, rendah natrium, dan tidak mengandung gula tambahan. Selain itu, usahakan untuk memasukkan makanan utuh dan segar ke dalam menu harian Anda, untuk pendekatan yang lebih sehat.”

Sumber:
Buku:  Fast Food Genocide, Joel Fuhrman, M.D & Robert B. Phillips, Harper One, 2017

Apa Itu Junk Food