Skip to main content

Sebagai pencinta musik, termasuk musik tradisional, menyaksikan performa  musik tradisional  Olena Podluznaya Uutai asal Republik Sakha (wilayah “Soviet” Russia bagian timur berbatas Laut Siberia Timur), saya merasa ada hal yang unik, meditatif, dan eksotik.

Sebutan nama Olena di masyarakat Republik Sakha adalah umum bagi anak perempuan. Seperti halnya Neng di Jawa Barat atau Butet di Tanah Batak. Sakha juga dikenal sungainya dengan nama sama, Sungai Olena, bermuara ke Laut Siberia Timur.

Musik traditional Sakha atau Yakutia ini bertema “Blessings for Nature” atau suara alam. Ciptaan alam yang dinuansakan oleh alat musik asli Sakha bernama Jaw Harp. Disertai kendang mirip bedug untuk ditalu. Kombinasi dengan vokal vokal Olena menghasilkan nada suara burung, ringkikan kuda, atau hempasan angin keras.

Misi Olena memperkenalkan musik khas Sakha Yakutia ke berbagai belahan dunia. Olena yang berusia 34 tahun, belajar musik ini berikut alat Jaw Harp dari seorang Master senior bidang ini di Aldan, Sakha.

Jika mencermati jenis musik yang dibawakan ini, mengingatkan saya dengan jenis musik tradisional Kalimantan (Borneo, Dayak). Tentu serasa ada kedekatan pula dengan gaya ritmik musik masyarakat Indian di benua Amerika. Secara historis cukup dimungkinkan bila kultur Sakha Yakutia boleh jadi punya kesamaan  misal dengan kultur Dayak, Indian, Mongolia Utara zaman Jenghis Khan, Selat Behring, atau Alaska.

Wilayah Sakha, Yakutia, Siberia baik di arah barat maupun timurnya, belum banyak saya kira dikenal dunia termasuk orang Indonesia. Itulah sebabnya Olena kerap mengikuti event, festival juga kompetisi seperti Britain’ Got Talent misalnya, guna memperkenalkan kultur termasuk jenis musik tradisional negaranya.

Penulis Hans Midas Simanjuntak.