Skip to main content

PussakaPraktek korupsi nyata mengganggu upaya penyejahteraan rakyat. Mari kita renungkan, apa dampaknya jika satu ruas jalan raya, anggarannya dicuri 50% sehingga kualitas menurun drastis? Apa jadinya jika bantuan sosial yang semula ditujukan untuk 2 juta orang hanya diterima 200 ribu orang? Apa jadinya jika uang negara yang semestinya bisa membangun 1000 bangunan sekolah yang bagus malah dipakai untuk pelesiran pejabat? Jelas, semua merugikan.

Pertanyaannya, bagaimana praktek korupsi bisa ditekan atau bahkan dihilangkan.

Mari kita lihat beberapa solusi yang mungkin:

  1. Mendirikan lembaga anti korupsi. Catatan kritis: Bagaimana jika orang yang ada di lembaga itu adalah orang-orang yang suka main drama, hobby merampok uang negara juga untuk perkaya diri, mereka hanya kasuskan orang yang jadi lawan politik dan lindungi orang yang jadi sekutu. Langkah ini: TIDAK EFEKTIF
  2. Buat hukuman mati bagi koruptor. Catatan kritis: Siapa yang akan dianggap bersalah sementara mayoritas yang punya kuasa masih sangat serakah dan hobby mengambil uang negara? Bagaimana jika yang jadi penegak hukum juga doyan duit yang bukan haknya? Yang akan kena kasus dan dihukum mati ya hanya orang yang paling lemah, siapapun juga yang bisa dikorbankan. Ini malah akan jadi ajang ketidakadilan yang paripurna. Maka langkah ini juga: TIDAK EFEKTIF
  3. Pendidikan anti korupsi sejak dini. Catatan kritis: Selama yang dilakukan adalah model pendidikan kognitif atau behavioral tapi menekankan hanya pada perubahan mindset, maka yang terjadi adalah banyak orang tahu bahwa korupsi itu salah tapi tetap melakukannya, banyak orang akan tetap hobby korupsi tetapi lalu dijerat rasa berdosa – maka banyak orang membuat paduan cara hidup yang unik: banyak korupsi sembari banyak ibadah dan sedekah. Jelas langkah ini juga: TIDAK EFEKTIF

Lalu apa yang bisa dilakukan?

Hanya satu cara: Buat warga negara kita punya kasih murni seperti di video ini. Buat rakyat kita ketika menemukan HP di jalan yang bukan miliknya, berupaya keras untuk menemukan pemiliknya. Buat rakyat kita tak punya keserakahan karena sadar itu membawa derita dan bahwa bahagia itu sumbernya ada di dalam diri yang diraih melalui keheningan.

Hanya dengan menyalakan api Pancasila melalui pembelajaran spiritual yang tepat – orang jaman dulu menyebutnya pendidikan budi pekerti, ini bisa dilakukan. Praktek korupsi akan turun drastis ke tingkat minimalis.

Prasyaratnya: mereka yang tercerahkan mendapat ruang untuk turut membangun bangsa. Mereka menjadi teladan tentang cara hidup yang selalu tertuntun oleh hikmat kebijaksanaan.

Inilah salah satu alasan mengapa saya digerakkan untuk mendirikan Partai Politik.

Harapan terakhir kita ya tinggal orang-orang tercerahkan dengan jalan spiritual yang murni.