Skip to main content

PussakaSebenarnya ini perkara sederhana. Tradisi luhur Nusantara mengenal terminologi Satria Pinandhita, yaitu sosok yang berjiwa ksatria, perwira, yang bekerja dalam tanah kenegaraan, tapi saat yang sama punya watak pandita: tercerahkan, selalu melangkah dalam tuntunan Diri Sejati. Jadi tidak perlu gumun jika seorang spiritualis bicara tentang politik, sebaliknya seorang politisi bicara tentang spiritualitas .

Politik, saat ini menjadi sesuatu yang dipersepsikan secara minor. Semua berangkat dari temuan akan praktik politik yang kotor, menghalalkan segala cara, penuh penghianatan, dan seterusnya. Sangat bisa dimaklumi karena memang mayoritas, bahkan nyaris semua yang terjun di dunia politik saat ini, melangkah dengan pikiran egoistik, dibalut angkara murka yang halus maupun kasar.

Akan memancing kontroversi dan sangat lumrah jika disangka macam-macam jika seorang spiritualis apalagi Guru Spiritual terjun ke dunia politik. Bisa ada penilaian bahwa yang bersangkutan telah tergoda oleh hal duniawi.

Jika menengok ke masa lalu, sebetulnya kita punya figur spiritualis yang berpolitik: Bung Karno, Tribhuwana Tunggadewi, Airlangga, dan lain sebagainya. Justru, harapan perubahan yang nyata bagi perbaikan nasib bangsa Indonesia ya tinggal pada mereka yang benar-benar spiritualis dan tercerahkan.

Maka, saya memang serius untuk membuat partai politik baru. Saya kumpulkan orang-orang yang tercerahkan dan berjatah berjuang lewat politik. Ini akan jadi gerakan politik yang sangat berbeda dengah apa yang biasa dilihat publik.
Nantikan tangggal mainnya….