Skip to main content

Pada hari Minggu, 6 Mei 2023 lalu kader-kader Pusaka DKI-Banten dan Jabar Barat mengagendakan pembuatan CPP di Kebun Surgawi Gadog, Ciawi, Bogor. CPP (Cow Pat Pit) adalah jenis bakteri yang dikembangkan pada kohe sapi segar, yang berfungsi sebagai pengurai bahan organik. Pembuatan CPP kali itu adalah pembuatan yang ketiga kalinya di Kebun Ciawi, setelah pembuatan CPP yang pertama dan kedua dinyatakan gagal. Kenapa demikian?

Proses Pembuatan CPP Kader DKI DKI-Banten

CPP pertama dibuat dalam semangat kebersamaan usai mengikuti Workshop Sigma Farming 1 Kuningan di pertengahan tahun 2022. Kami -yang tinggal di seputaran Jabodetabek- berkumpul di Kebun Ciawi pada 31 Juli 2022, untuk membuat BD500, BD kompos, dan termasuk juga CPP. Saat dievaluasi tiga bulan kemudian, kami terkejut karena mendapati di lubang tempat pengkulturan CPP tidak kami temukan satu bola-bola CPP. Flashback ke belakang, kami akui, saat membuat CPP tersebut kendala yang kami alami antara lain, faktor kohe yang bisa didapatkan sudah tidak segar, berwarna hitam, dan berbau menyengat. Pasir yang didapatkan juga seadanya dan kondisinya tercemar kotoran kucing. Cangkang telur yang dipakai belum dikelupas membran putihnya dan kurang halus. Selain itu, ditemukan banyak cacing pada kompos yang dipakai.

Saat itu, persiapannya kurang matang, belum terkoordinasi dengan baik. Di hari H, masih sibuk mencari kohe, sehingga kami jadi kurang bahagia harus menunggu sampai setelah makan siang untuk mendapat kohe yang lebih segar.

Beruntung saat itu hadir pakar Sigma Farming, Adolf Hutajulu, yang menganalisis kemungkinan faktor-faktor penyebab kegagalan CPP yang kami buat. Selain faktor dari kualitas bahannya yang kurang bagus, kemungkinan lain adalah vortex yang dibuat kurang powerful. Hal ini menjadi pembelajaran berharga bagi kami agar tidak meremehkan setiap prosesnya. Namun demikian, hasil CPP yang gagal tersebut kini menjadi kompos super yang dapat langsung digunakan sebagai media tanam, khususnya sayuran. Menurut Adolf, tanaman sayur yang ditanam dengan media kompos ini akan mempunyai life force yang tinggi sehingga akan sangat bagus jika dikonsumsi oleh anak-anak maupun orangtua yang mengalami sakit.

Dalam kesempatan tersebut, kami berlatih lagi bagaimana membuat bola-bola CPP antigagal dan bentuknya konsisten. Sebetulnya, saat itu kami tidak berencana membuat CPP, hanya saja kebetulan ada kohe tersedia, kulit telur dan pasir pun bisa dicari. Kami bersemangat lagi untuk remedi bola CPP. “Kali ini pasti bisa!” begitu kira-kira yang terbersit di benak kami. Segera kami mengolahnya menjadi bola-bola CPP.

Membuat CPP dengan Hati Bahagia

Keesokan harinya, salah satu teman teringat, saat membuat CPP, vortex yang kami percik adalah campuran BD500 dan CPP. Padahal, seharusnya untuk membuat kultur CPP, vortex cukup dari biang bakteri CPP saja. Bisa dapat dipastikan kultur bakteri CPP yang kami buat hari itu gagal karena bercampur bakteri BD500. “Kok, bisa?” Kami hanya bisa tergelak mengingat kekurangtelitian kami.

Tujuh bulan kemudian, seperti yang sudah diduga, saat kami menengok KS dan membongkar lubang CPP, tidak ada satu pun jejak bola-bola CPP. Semua menjadi tanah ambyar.

Dengan banyaknya pembelajaran berharga yang kami peroleh dari dua pengalaman sebelumnya, kami tidak ingin mengulang kegagalan. Maka pada proses pembuatan CPP yang ketiga ini, kami belajar:

– Membuat perencanaan dengan lebih matang. Bagi tugas dan koordinasi yang jelas, siapa menyiapkan apa.

– Siapkan bahan-bahan yang dibutuhkan jauh-jauh hari, dengan kualitas terbaik yang bisa didapatkan. Kohe segar, pasir silika, dan bubuk kulit telur halus yang sudah dibersihkan membrannya.

– Pembagian kerja diatur sedemikian rupa. Berhubung di lokasi pada hari H ada banyak orang yang membantu dan tidak semua mengerti proses yang benar, ada yang ditunjuk untuk mengkoordinir dan memastikan prosesnya tepat. Seperti, vorteks yang dibuat jangan sampai tercampur BD500. Pastikan kohe sudah dibersihkan, dari batu, cacing, rumput, maupun kotoran lainnya. Pastikan antara kohe, pasir, dan kulit telur tercampur rata dan diuleni cukup lama sampai keluar minyaknya. Selain itu, pastikan besar bulatannya konsisten dan tanpa retakan sedikit pun.

Di tengah proses penanaman bola-bola CPP, hujan turun cukup intens dan diprediksi akan berlangsung lama. Hal ini tidak menyurutkan tekad kami untuk menyelesaikan tugas sampai tuntas. Akhirnya, dengan beratap terpal dan spanduk, penanaman CPP tetap dilanjutkan, sampai seluruh bola CPP tertata di dalam lubang yang ditutup kompos. Tentu saja, kami berusaha menjalaninya dengan hati gembira dan memasrahkan hasilnya, nanti, enam bulan dari sekarang. Setidaknya, kami sudah berikan usaha yang terbaik.