Skip to main content

Cow Pat Pit (CPP) dan Biodynamic (BD) 500 adalah amunisi penting dalam metode Sigma Farming. Setiap Kebun Surgawi (KS) wajib memiliki stok kedua amunisi ini untuk upaya pemulihan tanah sebelum kemudian bisa ditanami. 

Apa sih CPP dan BD500 itu? Dan bagaimana keduanya bisa mempunyai andil besar untuk pemulihan tanah? CPP adalah bakteri yang dikembangkan dari kotoran hewan (kohe) sapi dan berfungsi sebagai pengurai bahan organik. Proses pembuatan dari mulai mencari kohe sampai dengan masa panen membutuhkan waktu sekitar 6 bulan.

BD 500 adalah bakteri yang berfungsi untuk pemulihan tanah sebagai persiapan pemberian nutrisi pada tanah sebelum proses bercocok tanam. BD500 juga membutuhkan waktu sekitar 6 bulan untuk proses pembuatannya. Penggabungan dua jenis bakteri ini digunakan untuk penyiraman kompos dan sebagai daya dorong agar benih yang hendak ditanam membesar dan punya vitalitas untuk tumbuh (life forces).

Berikut manfaat CPP dan BD500 :

  • Sebagai pengurai bahan organik
  • Sebagai nutrisi tanah
  • Sebagai ‘life forces‘ untuk benih
  • Mengatur kesembingan pH tanah agar cocok untuk ditanami
  • Sebagai perangsang mikroba tanah
  • Meningkatkan perkembangan tanaman
  • Meningkatkan kedalaman akar tanaman
  • Membantu melarutkan mineral dalam lapisan tanah
  • Membantu menetralisir kadar garam yang berlebihan dalam tanah
  • Hasil CPP dan BD500 yang bagus punya nilai jual yang tinggi

Selain itu yang terpenting lagi adalah mengembalikan kembali kesehatan Sumber Daya Alam, tanah, dan air yang sekarang banyak tercemar dan rusak akibat pemakaian pupuk kimia nonorganik. Lebih jauh adalah terwujud kembali Bumi Surgawi yang subur, gemahripah loh jinawi

Kebun Surgawi (KS) 12 Sleman dan Kolaborasi Solusi Limbah Ternak Sapi

Mengambil kohe segar di peternakan sapi, tetangga KS 12 di Sleman, Yogyakarta

Di KS 12 yang berlokasi di Mlati Sendangadi Kabupaten Sleman, kader-kader Pusaka Indonesia wilayah Yogyakarta membuat kedua amunisi ini pada 10 Desember 2023 dan 8 Januari 2024, dengan melibatkan delapan kader bergotong royong.

Lokasi KS 12, kebetulan berdekatan dengan peternakan sapi yang tentunya memiliki stok kohe segar yang melimpah, dan sebagian besar sapi peliharaan di peternakan ini adalah betina yang merupakan salah satu persyaratan pembuatan CPP dan BD 500. Probojatie, pemilik lahan KS 12 yang juga Ketua Wilayah Pusaka Indonesia Yogyakarta, mengatakan bahwa dengan ketersediaan kohe segar yang dekat membuat kegiatan ini  memungkinkan untuk dilaksanakan secara rutin.

“Bahkan dari pembicaraan ringan dengan peternak setempat, mereka mengemukakan kesulitan dalam membuang limbah  dan jika dijual hanya dihargai sangat murah. Kelompok peternak ini pernah mendapatkan pelatihan pembuatan kompos, tetapi dalam perkembangannya karena biaya transportasi tinggi dan dianggap tidak bisa menunjukkan hasil secara cepat, maka mereka kembali pada penggunaan pupuk sintetis, sehingga limbah yang dihasilkan sebagian besar mangkrak,” jelas Probo. 

Dengan kondisi ketersediaan bahan dan lokasi yang berdekatan, maka Pusaka Indonesia Yogyakarta melihat adanya peluang kolaborasi dengan peternakan tersebut dalam menghasilkan kompos secara berkelanjutan.

Probojatie & Theo Roberto

Kader Pusaka Indonesia Wilayah Yogyakarta