Kebun Surgawi (KS) di Bali semakin bertambah jumlahnya, seiring kian banyak kader-kader Pusaka Indonesia yang mendaftarkan lahan untuk dikelola dengan metode Sigma Farming. Salah satunya adalah KS 14 yang berlokasi di Desa Penatahan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, milik Putu Saraswati dan keluarga.
Pada hari Minggu, tanggal 27 Agustus 2023 lalu, lima kader Pusaka Indonesia berkegiatan di area kebun seluas 1100 meter persegi ini dengan dibantu dua tenaga lokal. Dipimpin oleh Kapten KS dan kader Pusaka Indonesia wilayah Bali, Noviyani, kegiatan berfokus pada mengecek hasil pembuatan Bakteri Pemulih Tanah (BPT) Sigma 1, yang dibuat pada bulan Februari 2023. Hasilnya, ada sejumlah 63 tanduk, dengan empat tanduk yang kosong. BPT Sigma 1 merupakan amunisi wajib yang harus dimiliki dan dibuat sendiri maupun gotong royong oleh petani KS. BPT Sigma 1 terbuat dari kotoran sapi betina segar yang dimasukkan ke dalam tanduk sapi betina dan dikubur selama 6 bulan di tanah. BPT Sigma 1 yang bagus berwarna kehitaman, lembab, seperti tanah humus, dan beraroma wangi hutan.
Saat dicek, massa BPT Sigma 1 yang dipanen cenderung kering dan berisi akar, serta sebagian terdapat jamur berwarna putih dan bentuknya cenderung lembab. Menurut Noviyani, kasus BPT Sigma 1 yang ada akarnya sering terjadi, karena biasanya akar tanaman di sekitar mencari nutrisi. “Yang terjadi di Penatahan ini letak penguburan tanduk BPT Sigma 1 dengan tanaman sekitar seperti pohon bambu jaraknya terlalu dekat, kurang lebih 2 meter, padahal idealnya syarat penguburan tanduk untuk BPT Sigma 1 minimal 5 meter dari tanaman besar,” jelas Novi, memberi evaluasi.
Sementara soal munculnya jamur putih, menurut Novi, hal itu karena kondisi tanah di sekitar yang lebih lembab. “Menurut Adolf Hutajulu, pakar Sigma Farming, jamur putih adalah jamur trichoderma yang merupakan jamur bagus, jadi tidak masalah. Jika kondisinya masih ada pelembabnya, bisa dibilang bakterinya masih hidup, dan jika kelembaban berkurang, kita bisa percikkan air pada BPT Sigma 1 agar lembab kembali. BPT Sigma 1 yang kering berarti bakteri sudah mati dan tidak bisa dipakai lagi,“ kata Novi.
Nantinya, BPT Sigma 1 ini digunakan untuk menyuburkan tanah, dengan aplikasi rutin bersama dengan BPT Sigma 2 yang merupakan bakteri pengurai yang terbuat dari bahan kohe sapi betina segar (menyusui terbaik), tepung cangkang telur, dan pasir silika. Caranya, sejumput kecil atau sekitar 7 gram BPT Sigma 1 ditambah 7 gram BPT Sigma 2 dilarutkan ke air sebanyak kurang lebih 12 liter, lalu diaduk balik atau vorteks selama 45 menit, sebelum dipercikkan ke lahan. Vorteks bertujuan untuk mengaktifkan bakteri dari BPT Sigma 1 dan 2 yang dorman, sehingga ketika dipercikkan ke lahan akan bekerja secara optimal.
Kegiatan lain KS 14 ini adalah panen Kompos Sigma 1. Setelah 6 bulan dari masa pembuatan, Kompos Sigma 1 dipenuhi ilalang dan terlihat warnanya hijau kuat, dibandingkan dengan ilalang sebelah kanan dan kirinya yang warnanya lebih kekuningan. Setelah ilalang dibersihkan, baru Kompos Sigma 1 bisa dipanen. Setelah itu, hasil kompos dimasukkan ke dalam karung, dengan total hasil kurang lebih 550 kilogram, yang nantinya akan digunakan untuk memupuk 10 lajur bedengan yang sudah dibuat di
KS 62, yang berlokasi tepat di seberang KS 14, milik Putu Saraswati juga. KS 62 yang memiliki luas hingga 8000 meter persegi, sudah ditanami cokelat, bunga pacar air, bunga gemitir, cabai, dan pepaya.
Kebetulan, KS 14 berlokasi dekat sungai, di sekitarnya tumbuh subur tanaman kipahit (Tithonia diversifolia). Kipahit merupakan tanaman yang tumbuh liar, ada yang menyebutnya sebagai tanaman insulin karena bisa digunakan sebagai obat diabetes. Para petani KS Bali dengan sigap memanen daun kipahit ini sebanyak-banyaknya sebagai stok amunisi KS, untuk digunakan sebagai plant tonic. Fungsinya, sebagai penambah stamina bagi tanaman, sama halnya tonik atau suplemen bagi manusia. Daun kipahit juga berperan sebagai pestisida nabati, yang bermanfaat untuk mengendalikan hama kutu putih.
Indahnya metode Sigma Farming bukan hanya kerja bagi pemulihan ibu bumi, membuat tanaman lebih subur dan hasil panen yang lebih optimal, tapi juga kebersamaan dan kegotongroyongan menjadi salah satu ciri khas yang dikuatkan.