Skip to main content

Sancaya Indonesia adalah sekolah inklusif, yang dalam satu kelasnya terdapat juga anak-anak berkebutuhan khusus belajar bareng dengan teman-temannya yang tidak berkebutuhan khusus. Para siswanya juga bercampur antara anak-anak lokal dan internasional, yang metode belajarnya menggunakan kurikulum internasional. Sancaya Indonesia memiliki Kebun Surgawi (KS), dan terdaftar sebagai KS 78, yang menjadi bagian dari pembelajaran siswa. Para siswanya secara rutin diajak untuk belajar di alam, seperti membersihkan sungai dekat sekolah, membersihkan sampah, dan juga berkebun.

Kegiatan berkebun menjadi agenda rutin dengan tujuan memperkenalkan kepada anak-anak untuk merawat tanaman dan makhluk hidup, tanah pun juga harus dijaga dan dirawat. Berkebun menjadi salah satu cara menjaga alam yang mengasyikkan, karena bisa dilakukan dengan bermain sambil belajar. Dan, agar anak-anak juga tahu dari mana makanan mereka berasal serta membangkitkan semangat menanam sedini mungkin agar kelak tidak ada lagi anak-anak yang malu jadi petani. Pengalaman bertanam dari proses benih hingga memanen hasilnya, tentunya menjadi sebuah pembelajaran yang akan sangat membekas dalam benak mereka.  

a

Beberapa waktu lalu (30 Oktober 2023), saya dan anak-anak Sancaya memanen kangkung dan kacang panjang di KS 78. Kangkung dan kacang panjang ini ditanam dari benih sejak 19 September 2023. Benih langsung ditabur di bedengan dan diberikan amunisi ala Sigma Farming, seperti percik air vorteks dan ekoenzim yang rutin diberikan ke lahan. Saat panen, anak-anak tampak sangat bersemangat. Ada yang berkata ke saya, “Miss, saya nggak suka makan sayur tapi saya bantu panen saja, ya.” Ada pula yang berkata, “Ini boleh saya bawa pulang? Mau dimasak di rumah.”

Sebelum panen, Nabila, pendiri Sancaya Indonesia, menjelaskan kepada anak-anak tanaman apa saja yang ditanam di kebun. Anak-anak pun menanggapi dengan kejujuran dan antusiasme. Mereka lebih senang lagi karena hasil panenan boleh dibawa pulang.

Kamis lalu, 21 Desember 2023, saat saya kembali mengunjungi KS 78 karena ada jadwal percik tanaman dengan air hasil vorteks, saya menemukan banyak tomat dan terong yang sudah bisa dipanen. Saya segera menginformasikan hal ini ke Nabila, tentunya ini merupakan kesempatan mengajak anak-anak untuk memanen. Tak lama kemudian, Nabila segera mengajak 16 anak-anak untuk datang ke kebun.

Sebelum memanen, saya dan Nabila menjelaskan terlebih dahulu kepada anak-anak tata cara masuk ke kebun. Misalnya, berjalan dengan hati-hati agar tidak merusak kebun. Setelah itu, kami juga menjelaskan tomat dan terong seperti apa yang boleh dipetik dan bagaimana cara memetiknya. Mereka menyimak dengan saksama. Setelah semua terkumpul, hasil panen ditimbang, dan didapat  sebanyak 4,2 kilogram terong dan 500 gram tomat. Hasil panen tersebut dibagikan lagi ke anak-anak untuk dibawa pulang.

Noviyani

Kader Pusaka Indonesia Wilayah Bali

Kapten Kebun Surgawi Bali