Skip to main content

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan menabung adalah menyimpan uang. Metode paling umum saat ini untuk menyimpan uang adalah di bank, meskipun bisa juga dibawah bantal maupun di lemari besi. 

Lihatlah di sekeliling Anda, atau bacalah kisah orang-orang yang sukses. Saya bisa pastikan bahwa tidak ada yang menjadi kaya atau hidup nyaman di hari tuanya dengan rajin menabung. Padahal kita sejak kecil selalu diajarkan untuk hidup hemat dan menabung untuk hari tua. 

Mengapa begitu? Karena, uang tabungan Anda semakin lama semakin berkurang nilai tukarnya. Setiap tahun harga-harga barang semakin mahal. Cabai saja katanya sudah  Rp. 150.000/kg. Sedangkan bunga deposito hanya 3.5% / tahun. Istilah ekonominya, uang Anda tergerus oleh inflasi. Inflasi itu adalah merosotnya nilai tukar uang yang diakibatkan oleh kenaikan harga-harga berbagai macam komoditas dan jasa. 

Anda pasti pernah mengalami nilai tabungan Anda segitu-gitu saja, sedangkan harga barang-barang sudah melambung tinggi. Apalagi ibu-ibu yang tadinya Rp 100.000,00 cukup untuk belanja ke pasar, sekarang barang yang bisa dibeli dengan uang Rp 100.000,00 semakin sedikit. 

Bagaimana solusinya? Jika Anda ingin hidup berlimpah dan hidup dengan nyaman di hari tua, jangan menabung, tapi investasikan waktu dan uang  Anda dengan tepat. 

Investasikan waktu anda untuk hening dengan teknik yang tepat dan konsisten. Kumpulkanlah karma baik dan pastikan bahwa jejak dosa Anda semakin sedikit. Hening yang konsisten dipadukan dengan laku investasi yang tepat, akan menciptakan keselarasan dan keberlimpahan bagi anda. 

Investasi Emas

Investasikan uang Anda pada aset yang secara historis dikenal sebagai penyeimbang inflasi. Di Indonesia, yang paling umum adalah tanah dan logam mulia (emas). Dalam tulisan ini saya akan membahas tentang emas. 

Salah satu keunggulan emas adalah likuiditas. Gampang dibeli dan mudah diuangkan. Jika Anda membutuhkan dana segar. Beda dengan tanah yang butuh waktu untuk dijual, dan selalu diiringi dengan proses negosiasi yang bisa melelahkan.

Keunggulan lain adalah apresiasi kapital yang sangat menarik. Sebagai perbandingan, harga emas pada tahun 2000 adalah  Rp 71.875/gr dan pada 2024 mencapai Rp 1.000.000/gr. Selama 24 tahun, harga emas mengalami kenaikan sebesar 1400% atau 14x (Lastri, 2021). Dalam USD, pada tahun 2000-2024 emas mengalami kenaikan sebesar 750% atau 7.5x dari harga 273 USD/oz menjadi 2051 USD/oz (istock, 2024).

Mengapa dalam kurun waktu yang sama, kenaikan emas dalam USD lebih kecil dibandingkan dengan rupiah? Karena selama kurun waktu tersebut, rupiah juga mengalami depresiasi terhadap USD. Indonesia adalah satu dari 10 besar produsen emas terbesar di dunia, dengan produksi mencapai 105 ton pada 2022 (ceicdata.com, 2024). Oleh karena itu, dengan kita membeli emas, kita tidak ikut berperan dalam membeli produk impor, yang notabene dapat melemahkan nilai tukar rupiah, justru kita dapat melindungi aset kita dari inflasi dan pergerakan nilai tukar rupiah. 

Kesimpulannya, jika Anda ingin mempunyai investasi yang likuid sebagai penyeimbang inflasi dan depresiasi rupiah, maka belilah emas. Lalu bagaimana cara membeli emas yang paling aman? Saya sarankan beli emas fisik ANTAM di gerai resmi maupun membuka rekening tabungan emas di aplikasi resmi pegadaian maupun di bank-bank BUMN dan swasta. 

Saya sangat tidak menyarankan Anda untuk ikut berspekulasi emas di platform  forex/gold trading, karena sangat berisiko tinggi. Bagaimana dengan produk investasi lainnya? Tanah, reksadana, saham dan obligasi? Semua akan diulas pada tulisan berikutnya. 

Saya harapkan semakin banyak orang yang semakin melek investasi, bertumbuh jiwanya dan semakin berlimpah hidupnya.

 

Ayodhya Glenardi

Pengusaha, kader Pusaka Indonesia DKI-Banten

sumber foto: Koperasi Hartanah