Awalnya sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) saya hanya fokus mengurus keluarga. Tidak pernah terpikirkan ingin memiliki bisnis. Tanpa terasa usia suami mendekati masa pensiun, barulah kami berpikir harus memiliki usaha untuk mencukupi kebutuhan karena masih ada empat anak lagi yang masih sekolah.
Saya dan suami bergabung di Pusaka Indonesia, dan mengetahui program Social Entrepreneur Academy (SEA) yang mengadakan pelatihan kewirausahaan bagi kader Pusaka Indonesia. Gayung pun bersambut.
Tanpa pikir panjang saya langsung mendaftar dengan sukacita dan semangat. Belajar wirausaha adalah pengalaman pertama di luar mengurus keluarga. Awalnya saya tidak tahu ide apa yang harus dikemukakan.
Ketika teringat akan koleksi macam-macam teh, barulah lewat hening tercetus apa yang ada di depan mata secara nyata, yaitu meracik teh. Saya pun mencari info secara online untuk belajar di kelas teh untuk menambah pengetahuan, dan lahirnya produk teh racikan saya yang diberi nama “Mom Tea”. Teh yang diracik dengan kasih sayang seorang ibu. Begitulah idenya.
Saya belajar banyak saat mengikuti program SEA ini. Dari yang hanya sebatas cuma sekadar jualan, lalu ada Pasar Gemah Ripah (PGR) yang menjadi penjual produk kami, kemudian berkembang untuk memahami pentingnya tujuan, visi, dan misi dalam membangun usaha. Awalnya saya tidak tahu namun karena dibimbing dan diarahkan menjadi paham yang dimaksud dari tujuan, visi, dan misi dari bisnis itu sendiri.
Lanjut mengikuti pendampingan SEA Batch 2, saya diajari cara berpresentasi, memperkenalkan produk ke orang lain. Ini pengalaman yang lucu dan wow bagi saya karena harus punya laptop dan belajar mengoperasikannya. Saya tertantang belajar hal ini, terasa lucu dan menyenangkan. Saya sangat berterimakasih kepada coach Ariyanti Dragona dan Niniek Febriany.
Memasuki SEA Batch 3 yang merupakan bimbingan intensif, saya belajar lebih lanjut bagaimana memahami lebih detail dan sistematis. Saya yang tadinya hanya sekadar membeli bahan, meracik dan menjual sekarang menjadi tahu bagaimana cara menghitung Harga Pokok Produksi (HPP). Tadinya dikerjakan tanpa memikirkan alur, sekarang menjadi paham bekerja sesuai Standard Operational Procedure (SOP), baik SOP bahan baku maupun SOP dalam proses produksi. Belajar juga stok bahan berdasar urutan keluar masuk beserta alur dari supplier. Banyaknya tugas Pekerjaan Rumah (PR) sangat membantu saya berkembang, meskipun saya sempat keteteran dalam menyelesaikannya. Saya sadar harus menyelesaikannya demi perkembangan dan kemajuan bisnis saya sendiri. Meski repot di awal karena harus detail, tapi nanti menjadi mudah ketika sudah berkembang dan memiliki tim .
SEA Pusaka Indonesia tidak lepas dari ajaran Spiritual Murni Setyo Hajar Dewantoro (SMSHD), di mana dengan jalan keheningan kita diingatkan untuk meraih sukses tanpa ambisi.
Inilah kunci yang harus disematkan ke diri sendiri agar tidak menjadi serakah. Tidak memikirkan apa yang akan saya dapat nanti, tapi apa yang terbaik yang bisa saya berikan untuk dikerjakan dalam bisnis. Alhasil pembelajaran di SEA Batch 3 selama enam bulan terakhir ini menjadi lengkap bagi saya untuk berproses, berkelanjutan, dan meraih sukses yang selaras.
Mila Setiarini,
Ibu rumah tangga dan pelaku UMKM Pasar Gemah Ripah