Skip to main content

Dalam dunia wirausaha, perjalanan kesuksesan seringkali dimulai dari langkah kecil. Pada Sabtu, 12 Oktober 2024 lalu, Social Entrepreneur Academy (SEA) berkolaborasi dengan Akademi Herbal Nusantara (AHN) Pusaka Indonesia, menggelar kegiatan kunjungan inspiratif ke HerbaSpace, sebuah kafe herbal di Cibubur yang berhasil menggabungkan inovasi modern dengan kekayaan tradisi Nusantara. Didirikan oleh Supriyatna, sosok pengusaha mandiri yang menapaki kesuksesan dari bawah. Kafe Fusion ini menjadi contoh nyata bagaimana warisan lokal dapat dihidupkan kembali dan diterima dengan antusias oleh generasi muda.

Kunjungan ini memberikan kesempatan bagi para peserta SEA dan AHN, baik yang hadir secara langsung maupun online, untuk belajar langsung dari seorang pengusaha visioner. Dengan semangat pantang menyerah dan inovasi yang segar, Supriyatna membuktikan bahwa produk-produk tradisional, seperti herbal dan jamu, dapat disulap menjadi tren kekinian yang menarik perhatian Gen Z.

Supriyatna, pendiri Kafe Herbal ini, sudah terbiasa berdikari sejak muda. Sejak masa kuliah, beliau sudah menjalankan berbagai usaha, mulai dari memasarkan komputer kepada teman-teman kuliah hingga berjualan koran sejak masih duduk di bangku SMP. Pengalaman-pengalaman ini tidak hanya melatih jiwa mandirinya, tetapi juga membangun mental wirausaha yang tangguh. 

Motto hidup beliau, “Mengabdi di Bumi, Mengabdi di Langit,” mencerminkan komitmen beliau untuk selalu memberikan manfaat bagi masyarakat.

Setelah melalui masa uzlah atau penyendirian untuk merenung, Supriyatna memutuskan untuk kembali berkontribusi kepada masyarakat melalui wirausaha. Pada tahun 2008, beliau memulai usaha di bidang makanan khas Timur Tengah, yaitu kebab, dengan modal gerobak kaki lima yang dibeli dari pedagang lain. Berkat ketekunan dan kerja keras, usahanya berkembang pesat, dan pada tahun 2011, beliau mendirikan pabrik yang memproduksi bahan-bahan kebab, mulai dari roti tortilla hingga dagingnya. Pabrik tersebut kini memasok produk ke seluruh Indonesia, menciptakan lapangan pekerjaan bagi banyak orang dan memberikan dampak positif pada perekonomian masyarakat.

Pradypta (karyawan HerbaSpace) sedang demo meracik herbal

Ketertarikan Supriyatna terhadap herbal mulai tumbuh pada tahun 2017, ketika beliau menyadari potensi besar dari tanaman herbal Nusantara. Setelah mengikuti berbagai pelatihan di bidang ini, beliau semakin terdorong untuk memperkenalkan manfaat tanaman herbal kepada masyarakat. Pada tahun 2021, beliau mendirikan Kafe Herbal atau yang dikenal dengan nama Herba Holic, sebagai bentuk nyata komitmennya untuk mempopulerkan tanaman herbal dalam kehidupan sehari-hari.

Tentunya, kesuksesan ini tidak datang dalam semalam. Supriyatna menghadapi berbagai tantangan dan melalui proses panjang. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh Supriyatna adalah memperkenalkan minuman herbal tradisional seperti jamu kepada generasi muda, terutama Gen Z. Untuk menjawab tantangan ini, beliau melakukan berbagai inovasi, baik dari segi rasa, kemasan, maupun cara pemasaran. 

Minuman-minuman herbal di Kafe Herbal diberi nama-nama kekinian dan dikemas secara menarik, sehingga lebih mudah diterima oleh anak muda. Beliau juga menggandeng media sosial sebagai alat utama dalam mempromosikan produk-produknya, menciptakan minuman herbal yang tidak hanya sehat, tetapi juga trendi. Nama-nama menu minuman herbal menggunakan nama yang kekinian, seperti; “Rosy Blue Pea” yang bahan utamanya rosella dan bunga telang, “Butterfly Pea” dengan bahan utamanya bunga telang dan serai. “Milky Way” yang terdiri atas kencur, jahe, cengkeh, serta bahan-bahan herbal lainnya. Pengolahan minuman herbal tersebut pun bukan dengan ditumbuk dan disaring sebagaimana umumnya jamu dibuat, tapi menggunakan berbagai alat modern yang biasa digunakan dalam mengolah kopi di kafe-kafe besar. 

Kecintaan Supriyatna pada dunia herbal melandasi tekadnya untuk memperluas usaha ke berbagai sektor, semua tetap dalam bingkai herbal. Saat ini, usahanya meliputi Herba Skin Care di bidang perawatan kulit dan wajah, Herba Scent di bidang parfum, hingga produk pewangi ruangan dalam bentuk essential oils dan lilin aromaterapi. Selain itu, ia mendirikan pabrik sendiri untuk produksi berbagai bahan herbal, termasuk produksi Gula Aren Organik yang dipasok langsung dari Bengkulu.

Foto bersama setelah kegiatan

Kunjungan ini menjadi ajang belajar yang berharga bagi peserta SEA dan AHN. Mereka tidak hanya mendapat inspirasi dari perjalanan bisnis, tetapi juga belajar tentang pentingnya inovasi, ketekunan, dan pemahaman mendalam terhadap pasar. Supriyatna menunjukkan bagaimana produk tradisional dapat diadaptasi dan dipromosikan dengan cara yang relevan bagi generasi saat ini. Melalui kunjungan ini, peserta mendapatkan pandangan yang lebih luas tentang dunia wirausaha berbasis kearifan lokal, serta bagaimana warisan Nusantara dapat menjadi fondasi yang kuat untuk bisnis masa depan. 

Neneng Sri
Peserta Kelas SEA