Berawal dari ikut pendampingan Social Entrepreneur Academy (SEA) yang merupakan salah satu program Pusaka Indonesia, Mila Setiarini, kini merasakan transformasi yang nyata dalam hidupnya. Awalnya, Mila mengikuti SEA sekadar karena dorongan untuk mendapatkan tambahan penghasilan setelah suaminya pensiun. Maka, pasca pendampingan tersebut, Mila kemudian menciptakan produknya sendiri untuk dipasarkan, dalam bentuk teh premium kemasan dengan brand Mom Tea.
Mila tidak pernah menyangka, dengan kesungguhannya dalam belajar, dampak yang ia rasakan tidak hanya pada bisnis yang dijalankannya, tapi juga pada pertumbuhan dirinya secara personal. Brand Mom Tea yang dimulai sejak 2022 lalu semakin berkembang, tapi di sisi lain, ia juga semakin menguasai beberapa keterampilan penting yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Tidak sekadar membuat ide, tapi juga menjalankan proses produksi, menentukan model kemasan, dan menentukan desain logo hingga produk tersebut mempunyai nilai jual di pasaran.
Namun, transformasi yang sesungguhnya dirasakan bukan hanya ketika ia berhasil menciptakan produk yang bisa dinikmati konsumen, melainkan ketika ia, pada saat yang bersamaan juga menyadari pentingnya bekerja dalam ketulusan. Ia sadar bahwa, dalam berkarya, hal yang terpenting adalah memberikan dan mempersembahkan yang terbaik tanpa ambisi dengan hasilnya. “Semuanya dilakukan dengan kemampuan diri, tanpa perlu risau apakah kelak produknya akan laku terjual di pasaran atau tidak,” paparnya.

Mila Setiarini bersama Ariyanti Dragona sharing pengetahuan di SEA
Saat ini, selain sibuk dengan aktivitas wirausaha sambil mengurus rumah tangga, Mila juga mendapatkan peran tambahan sebagai Ketua Pusaka Indonesia Wilayah Jawa Barat. Pengalaman tersebut ia bagikan di sesi SEA, pada 25 Agustus 2024 lalu.
Dalam kesempatan tersebut, ia memberi motivasi kepada para peserta untuk terus belajar. Ia berharap, transformasi yang dialaminya dari seorang ibu rumah tangga biasa yang kemudian bertumbuh menjadi sosok pemimpin wanita dengan peran nyata di berbagai bidang, bisa memantik kesadaran para pembelajar lain, khususnya ibu rumah tangga. “Untuk bisa bertumbuh, proses pembelajaran harus dilakukan terus menerus,” jelasnya.
Namun, meskipun aktivitasnya diisi dengan kegiatan wirausaha dan berorganisasi secara bersamaan, perannya sebagai seorang istri dan ibu tetap dijalani secara seimbang. Ia mengungkapkan, meskipun sibuk dengan berbagai macam aktivitas, sebagai ibu tetap yang paling utama.
Ariyanti Dragona selaku mentor Program SEA juga mengungkapkan, dalam berkarya, yang harus menjadi fokus utama adalah bagaimana kita bisa mencipta mahakarya dengan mempersembahkan yang terbaik. “Mendapatkan uang tetap penting. Tapi bagaimanapun, uang bukanlah yang menjadi tujuan utama,” paparnya.
Neneng Sri Susanawati
Kader Pusaka Indonesia Jawa Barat, peserta program SEA untuk Calon Pengusaha