Ketika Pusaka Indonesia meluncurkan program bernama Social Entrepreneurship Academy (SEA), saya sangat antusias. Dari mulai SEA batch 1 dan SEA batch 2 semua saya ikut, dan dilanjut batch 3 yang fokus ke pendampingan intensif bagi bisnis yang sudah berjalan. Diluncurkan sejak Oktober 2023 lalu, salah satu materi yang disampaikan adalah tentang pentingnya menentukan visi misi brand, bagian dari serangkaian sesi tentang branding.
Sesi branding ini dibawakan oleh Niniek Febriany, yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Pendidikan dan Pemberdayaan. Niniek mengajak saya memikirkan kembali, apa itu visi? Visi adalah pernyataan deskriptif yang mengarahkan dalam mencapai tujuan brand, atau dengan kata lain “Apa yang ingin dicapai?” Sedangkan misi adalah rencana aksi (action plan) yang ingin dilakukan untuk mencapai visi dan tujuan. Dengan kata lain, “Bagaimana mencapainya?”
Kata visi dan misi bukanlah hal yang asing di telinga saya, tapi ketika memahami dan menerapkan kata ini di usaha yang sedang saya rintis, yaitu usaha minuman instan dengan brand Mbah Kung rasanya susah sekali. Saya bingung, bertanya-tanya, “Apa ya?” Dengan kesabarannya, Niniek dan Ariyanti Dragona selaku Koordinator dan mentor SEA mengurai satu per satu kebingungan saya. Dari mulai diajak bercerita awal mula produk Mbah Kung ini ada, tujuan produknya untuk apa. Awal mulanya, jujur saja tujuan dari usaha Mbah Kung ini hanya untuk mencari penghasilan, tidak lebih dari itu. Sampai pada titik saya bisa memahami, oh ternyata bisnis itu tidak melulu tentang uang, ada value, ada sebuah tujuan agung dalam bisnis yang kita lakukan.
Proses untuk bisa mendapatkan, memahami visi misi brand pun tidak gampang. Saya harus bolak-balik konsultasi, revisi demi revisi, diarahkan, dirunut satu per satu sampai tiba saatnya bisa mendapatkan tujuan, visi, misi yang menggelorakan jiwa, mengutip bahasa Ariyanti.
Di tengah maraknya minuman instan yang beredar dengan bahan baku yang tidak menyehatkan, perlu hadir sebuah alternatif produk minuman instan yang menyehatkan, maka lahirlah brand Mbah Kung. Produk-produknya antara lain: Sari Jahe Merah Mbah Kung, Kunyit Asem Mbah Kung, dan Sari Jahe Emprit Mbah Kung. Tujuan yang saya pilih adalah “Menyehatkan generasi penerus bangsa”. Visi yang ingin saya capai, yakni “Menyediakan alternatif minuman instan yang menyehatkan dan mengasyikan”. Sedangkan, misinya adalah “Menghadirkan minuman instan sehat berbahan baku rempah-rempah Nusantara yang dapat dikreasikan sesuka hati”. Begitulah hasil dari proses penemuan dan perenungan saya.
Tidak hanya itu, saya juga belajar tentang core value atau inti nilai, sehingga nantinya ketika bisnis ini membesar, inti nilai ini tidak akan berubah, tim dan konsumen akan mengingat core value dari brand Mbah Kung, antara lain:
> Kolaborasi, bahan bakunya kerjasama dengan Kebun Surgawi
> Asyik, karena bisa dikreasikan sesuka hati dengan produk lain
> Berdaya, berkarya tanpa mengenal usia
> Praktis, karena cara penyajiannya praktis dan mudah, tinggal seduh
Setelah adanya visi misi ini, brand Mbah Kung sedang berproses, bergerak untuk mewujudkan produk-produk sesuai dengan visi misi yang telah ditetapkan. Untuk bahan baku rempah (yakni jahe merah, jahe emprit, kunyit), Mbah Kung bekerja sama dengan Kebun Surgawi Wonogiri yang menggunakan metode Sigma Farming, yang dikomandoi oleh Parjono. Sekarang produk Mbah Kung tidak hanya menjadi salah satu penghasilan saya dan Mbah Kung, tapi juga terus dibarengi dengan peningkatan kualitas produk brand Mbah Kung itu sendiri.
Sosok Mbah Kung (yang bernama asli Heru Santoso) menjadi inspirasi bagi saya pribadi, bagaimana di usianya yang sudah 80 tahun tapi masih semangat berkarya, memproduksi produk-produk dari brand Mbah Kung ini. Makanya saya membuat sebuah tagline untuk produk ini “Berkarya Tanpa Mengenal Usia”.
Untuk mewujudkan produk yang sesuai dengan visi misi yang telah ditetapkan, tentu saja jalannya tidak mudah. Saya menemui banyak tantangan. Dengan adanya visi, misi, dan tujuan saya sekarang jadi lebih ajeg dan mulai bisa menemukan solusi dalam menghadapi tantangan yang ada.
Misalnya, saat tiba-tiba saja stok jahe merah di Kebun Surgawi sedang kosong, sedangkan permintaan dari pasar tinggi, jujur saya bingung karena ini baru pertama kalinya. Saya bisa saja membeli produk jahe merah di pasaran dengan kualitas yang saya tidak tahu, apakah ada unsur kimianya atau tidak. Tapi, karena sudah ditetapkan kualitas bahan bakunya harus organik, menyehatkan, akhirnya saya dipertemukan dengan petani organik lokal yang saat itu bisa mendukung kebutuhan pasar, tentunya tidak menggunakan bahan kimia dalam proses penanamannya. Itulah salah satu pentingnya visi misi brand.
SEA batch ini menurut saya adalah kelas terbaik dari kelas-kelas bisnis yang pernah saya ikuti. Peserta tidak hanya diberikan materi, tapi juga dibantu, dibimbing untuk bisa memahami dan menerapkan materi itu dalam bisnis atau usaha yang sedang dijalankan. Pembelajaran di SEA ini benar-benar mengubah saya, yang asalnya saya bisnis hanya memikirkan profit, tanpa memikirkan kualitas produk, yang penting ada produk, jual, jadi uang, beres. Sekarang, saya mulai membangun bisnis dengan sebuah tujuan, visi, misi yang jelas. Saya tidak hanya belajar tentang bagaimana mendapatkan penghasilan lewat bisnis, tapi yang terpenting saya belajar bagaimana memberikan banyak manfaat, value untuk kehidupan ini lewat karya atau brand yang saya hadirkan.
Aprianti Rahma Saumi
Peserta SEA Pusaka Indonesia Batch 3