Skip to main content

Social Entrepreneur Academy (SEA) Pusaka Indonesia kembali melanjutkan program pendampingan kewirausahaan di SMAN 36 Jakarta. Tidak lagi sekadar mengajarkan teori, kegiatan yang berlangsung pada 8 Oktober 2024 ini dirancang untuk menggali kreativitas dan menciptakan ide-ide bisnis berdampak dari para siswa, yang langsung dituangkan ke dalam proposal bisnis. Beragam ide pun muncul, mulai dari usaha di bidang kuliner hingga kerajinan tangan. 

Karena siswa yang mengikuti terbilang cukup banyak, maka mereka dibagi ke dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok didampingi dua orang kader dari Pusaka Indonesia yang berasal dari berbagai latar belakang. Para kader ini, mendampingi peserta dalam menyusun kerangka proposal, mulai dari latar belakang, tujuan, manfaat dari ide produk, biaya yang dibutuhkan, hingga bagaimana mendistribusikan produk kepada konsumen. Beberapa ide kuliner yang muncul, antara lain, corn cheese, potato cheese, puding buah, mochi, pisang goreng, es pisang coklat, es mangga, dan sebagainya. Sedangkan untuk kerajinan, ide-ide mereka, antara lain, gelang manik-manik, strap handphone, gantungan kunci, dan kaca hias menjadi pilihan menarik.

Terlepas dari bagaimana mewujudkan setiap ide bisnis yang direncanakan, Pusaka Indonesia tidak sekadar mengajarkan dasar-dasar kewirausahaan. Para siswa juga didorong untuk memastikan bahwa ide bisnis mereka memberikan dampak sosial atau lingkungan. Misalnya, yang memiliki ide di bidang pangan, maka harus dipastikan bahwa produk yang dibuat adalah pangan yang menyehatkan. Ketika memilih kemasan, sedapat mungkin menggunakan kemasan yang dapat didaur ulang sehingga lebih ramah lingkungan. 

Sesi pendampingan kelompok siswa

Kegiatan ini berlangsung dengan cukup produktif dan para siswa memperlihatkan minat dan ketertarikan yang cukup tinggi. Di luar diskusi proposal, beberapa siswa menunjukkan minat yang mendalam terhadap bisnis dan pemasaran, bahkan ada juga yang mengaku bercita-cita menjadi pengusaha. Sebagian lagi menunjukkan kreativitas luar biasa dan kefamiliaran dengan teknologi, khususnya dalam mendesain logo yang menarik. Bagi banyak siswa, kegiatan ini juga menjadi pembelajaran penting tentang bagaimana menciptakan ide, memulai bisnis dari awal, menyusun konsep, perencanaan keuangan, hingga peluncuran produk untuk dinikmati konsumen.

Di samping itu, para siswa juga diajarkan nilai-nilai penting dan karakter dan nilai-nilai penting yang harus dimiliki seorang pengusaha. Di antaranya tentang kejujuran dan niat tulus untuk berkontribusi pada lingkungan, melaksanakan usaha dengan sukacita, disiplin dan pantang menyerah, serta kreativitas dan kolaborasi. 

Salah seorang siswa, Rangga Novandra mengungkapkan, melalui kegiatan ini ia mendapatkan tambahan wawasan dalam bidang wirausaha, “Meningkatkan rasa percaya diri dan kreativitas, memberikan pengalaman berjualan, serta melatih kemampuan komunikasi dalam mempromosikan produk,” ungkapnya. 

Namun demikian, pelatihan ini baru langkah awal. Para siswa yang memiliki minat dalam berwirausaha masih membutuhkan pendampingan lanjutan. Ketua Bidang Pendidikan dan Pemberdayaan Pusaka Indonesia yang membawahi SEA, Niniek Febriany menuturkan, program pendampingan ini berlangsung dalam tiga sesi, termasuk yang sudah berjalan adalah pembukaan kelas kewirausahaan dan sesi pengembangan ide. Sesi terakhir adalah sesi uji produk yang akan dilanjutkan pada bulan November mendatang. 

“Secara umum para siswa menunjukkan minat yang besar terhadap kewirausahaan serta kreativitas dalam menampilkan ide produk mereka,” kata Niniek. Ia menambahkan, keberadaan pendamping adalah untuk memastikan bahwa rencana bisnis sejalan dengan visi SEA dan Pusaka Indonesia.

 

Irma Rachmi dan Ficky Yusrini
Tim Pendamping SEA untuk SMAN 36 Jakarta, Kader Pusaka Indonesia