Tiga atau empat bulan lalu aku pernah menulis tentang AKU PULANG. Ternyata perjalanan belum selesai, kali ini aku mengalami rasa pulang lagi tapi sangat jauh berbeda dengan yang terdahulu. Perjalanan intens ke berbagai tempat membuat aku banyak mengalami dinamika dalam perjalanan jiwa ini, dalam proses pemurnian diri.
Titik balikku adalah saat menginap beberapa hari di Tawangmangu Jawa Tengah beberapa waktu lalu. Aku harus bisa melepas apa yang selama ini aku pegang, aku sembunyikan. Aku belajar untuk membuka diri dan menceritakan pengalaman hidupku yang sudah dua puluh tahun aku pendam. Rasa gugup, tegang saat akan bercerita bisa aku lampaui. Sebelumnya kenapa aku bercerita, karena sejak bangun tidur dan melakukan penyelarasan diri terasa masih ada yang berat di dada, sampai pada tuntunan bahwa inilah saatnya aku untuk membuka diri dan menceritakan semuanya. Sebetulnya sudah lama muncul agar aku bercerita, tapi aku selalu menghindar dan lari. Itu selalu kulakukan, karena aku tidak siap dan takut.
Perlahan setelah aku bercerita ke Mbak Ay, rasa berat di dada mulai hilang. Rasanya lega, plong dan aku siap untuk membuka diri. Malamnya saat melakukan meditasi accept and forgive, air mata turun tak terbendung. Rasa haru, syukur menjadi satu. Rasa bahagia, Gusti sudah begitu baik dan sabar kepadaku. Aku bisa tidur dengan tenang. Perjalanan kali ini banyak mengajarku untuk bisa menerima diri apa adanya, apapun itu. Pelajaran untuk mengasihi diri sendiri, yang selama ini ternyata aku begitu keras terhadap diriku sendiri. Ego pun menjadi tebal, keras kepala, dan gampang tersinggung saat diberitahu.
Perjalanan berlanjut selama tinggal di Jakarta beberapa hari. Pelajaran untuk kembali melampaui sisi gelap tentang rasa takut tidak diterima dan ditinggalkan. Diingatkan Mbak Irma dan segera menyadari, menerima, dan melampauinya juga meminta maaf kepada orang – orang yang aku tinggalkan begitu saja karena aku takut mereka yang akan meninggalkanku. Pagi hari saat bangun tidur dan penyelarasan terasa benar kasih murni Gusti melingkupi seluruh badan dan aku menangis sesenggukan diiringi lagu Star Island Tim Janis. Gusti selalu baik dalam segala hal, aku lah yang selama ini selalu lari dan mencari alasan.
Perjalananku pastinya belum selesai, akan masih banyak lagi pelajaran yang aku alami. Saat ini aku lebih pasrah dan manut apa kata Gusti. Biarpun kadang tidak enak rasanya, aku belajar untuk tetap manut karena aku hanya ingin kembali pulang. Kembali pada Rancangan Agung Gusti untuk jiwaku, dan kali ini aku lebih siap dibanding beberapa bulan lalu.
Penulis : Fransisca Sicilia Evi Wijayawati – Bendahara Perkumpulan Pusaka Indonesia Gemahripah.