Skip to main content

Duo kader Pusaka Indonesia asal Tasikmalaya, Jawa Barat, Deviani dan Lutfi Daya, pada hari Senin (1/7/2024) kembali melakukan aksi menjadi narasumber dalam pelatihan pembuatan Eco Enzyme. Kegiatan tersebut merupakan program dari Mahasiswa KKN Kelompok 4 dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Yayasan Pembina Perguruan Tinggi Priangan Timur (STIA YPPT Priatim) Tasikmalaya yang bertempat di aula Kantor Kelurahan Sukaasih, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya. Acara tersebut dihadiri para Ketua RW setempat, Ibu-ibu Kader tiap RW, Kelompok Tani, Ibu-ibu Bidan Kelurahan, serta beberapa staff Kantor Kelurahan. 

Dengan gaya penuturan story telling dan diselipi candaan, Deviani menjelaskan manfaat Eco Enzyme dalam kehidupan sehari-hari. Tak hanya itu, masyarakat yang hadir diajak untuk membuat Eco Enzyme secara langsung. Bahan organik yang terdiri dari berbagai macam sisa kulit buah, gula merah tebu, hingga air yang dibawa dari rumah Deviani, diracik langsung di hadapan audiens. Mereka terlihat sangat tertarik dan antusias mengikuti acara, kertas dan pulpen jadi senjata untuk menulis rumus dasar pembuatan Eco Enzyme

Deviani membabarkan salah satu rahasianya dalam membuat Eco Enzyme agar menghasilkan bau segar, yaitu separuh dari bahan baku organik yang dipakai adalah kulit jeruk, sedangkan sisanya bebas sesuai takaran atau rumus dengan perbandingan 1:3:10 atau 1 bagian gula merah, 3 bagian bahan organik dan 10 bagian air yang disesuaikan dengan kapasitas wadah maksimal 60%. Panduan lengkapnya silahkan kunjungi channel youtube kami, Bumi Surgawi.

Setelah pemaparan manfaat Eco Enzyme, seperti biasa kami membagikan secara gratis Eco Enzyme dalam botol-botol kecil. Namun, kegiatan kali ini ada yang istimewa, yaitu Bakti Sosial Terapi Rendam Kaki menggunakan Eco Enzyme khusus detox. Para mahasiswa menyiapkan peralatan dan perlengkapan hingga merebus air yang diberi jahe, sereh, dan daun kenikir sehingga aroma khas rempah segar menyeruak di dalam ruangan. Enam ember yang disiapkan dipakai secara bergiliran oleh tiga belas peserta acara tersebut yang setiap sesinya memerlukan waktu 30 menit.

Erna Wikawati, Bidan Kelurahan Sukaasih, menuturkan pengalamannya setelah mengikuti detoks rendam kaki dengan Eco Enzyme. “Saya dua hari kurang tidur dan badan pegal karena sedang banyak kegiatan, setelah rendaman (kaki) dengan Eco Enzyme terasa hangat di dada serta badan lebih enteng,” ujarnya.

Ketika ditanya alasan kelompoknya memilih Eco Enzyme sebagai salah satu program KKN, Bobi Situmorang, Ketua KKN Kelompok 4 STIA 2024 menjawab, “Sebelumnya kami telah mengetahui Eco Enzyme dan percaya bahwa solusi ini memiliki manfaat besar dalam mengatasi pencemaran lingkungan, khususnya di tanah dan air. Selain efektif, Eco Enzyme juga mudah diaplikasikan karena biayanya relatif rendah. Inilah yang membuat Eco Enzyme menjadi solusi yang terjangkau bagi masyarakat, termasuk bagi kalangan menengah ke bawah.”

Lebih jauh, harapan terpenting dari kegiatan ini adalah niat dan kesungguhan untuk menerapkan ilmu yang telah disampaikan. Selain itu, kami juga berharap masyarakat yang sudah memahami manfaat Eco Enzyme tidak hanya menggunakannya, tetapi juga aktif membuatnya dan mengajak orang lain untuk ikut serta. Jangan sampai pengetahuan tentang Eco Enzyme hanya berhenti pada pemahaman dan penggunaan pribadi saja.”

 

Lutfi Daya 

Kader Pusaka Indonesia Wilayah Jawa Barat