Skip to main content

Minggu, 17 Desember 2023 adalah hari yang sibuk penuh karya untuk kader Pusaka Indonesia Wilayah  DKI-Banten. Tiga kegiatan sekaligus yang dilakukan bersamaan, yakni panen sayur dan buah yang ada di demplot Kebun Surgawi (KS) 42 Pondok Labu, Jakarta Selatan, memanen ekoenzim yang akan dikocor ke sungai, yang dilanjutkan dengan latihan menari. Sebelum kegiatan, seperti biasa kegiatan Pusaka Indonesia dimulai dengan hening cipta. Setelah itu, Ketua Wilayah Pusaka Indonesia DKI-Banten Sari Marieyosse mengarahkan dan mengatur kegiatan yang akan dilaksanakan. Kader perempuan bertugas melakukan panen ekoenzim, sedangkan untuk kader pria bertugas untuk memanen rambutan. Serta ada juga beberapa kader yang mendapat tugas untuk memasak makan siang. Keceriaan serta kebahagiaan terlukis di wajah para kader yang sedang melakukan tugas dengan sukacita dan saling bekerja sama. 

Panen Rambutan Sigma Farming

Panen rambutan yang dirawat dengan metode Sigma Farming

Pohon rambutan yang kami panen sudah tua usianya. Pohon rambutan itu sudah ada jauh sebelum Kebun Surgawi ala urban dibangun di pekarangan rumah Ibunda dari Maria Rahayuningsih kader Pusaka Indonesia DKI Banten. Saat kami mulai memulihkan tanah dan berkebun di lokasi tersebut, pohon rambutan itu pun turut kami rawat dengan metode Sigma Farming. Secara rutin pohon rambutan ini dipercik vortek, ekoenzim serta diberi nutrisi asam amino dan liquid manure. 

Jika pada umumnya pohon rambutan berbuah satu kali setahun menjelang akhir tahun. Namun sejak kami berkegiatan di KS 42 pada bulan Agustus 2023, pohon rambutan ini sudah beberapa kali berbuah. Saat panen musim kemarau yang lalu selesai, pohon ini langsung berbunga lagi. Panen kali ini adalah panen yang paling banyak secara kuantitas, meskipun secara ukuran buahnya lebih kecil. Ada fakta yang menarik dari panen kali ini, buah rambutan hasil panen pada musim kemarau yang lalu rasanya lebih manis dibandingkan dengan hasil panen setelah hujan turun. Ternyata memang kandungan fruktosa pada buah memang lebih tinggi dihasilkan saat musim kemarau. 

Menurut Ibu Maria, perubahan yang dirasakan sejak pohon rambutan ini dirawat dengan cara Sigma Farming adalah rasa manis buahnya yang tidak lagi nyegrak. Orang Jawa bilang, tidak “rik” di tenggorokan yang membuat batuk. Selain itu, keunggulan buah rambutan ini adalah daging buah yang mudah terlepas dari bijinya, alias “ngelotok”. Cocok dinikmati sebagai cemilan sehat yang menyegarkan.  

Panen Ekoenzim, Kocor Sungai, dan Latihan Menari

Sementara itu, kegiatan memanen ekoenzim yang dilakukan oleh para kader perempuan. Ekoenzim yang kami panen dibuat dalam drum biru bervolume 80 liter. Ekoenzim ini dibuat pada bulan Agustus 2023 dengan bahan-bahan dari kontribusi para kader Pusaka Indonesia yang memiliki lapak buah dan sayur di pasar. Saat pertama kali drum dibuka tercium aroma segar khas fermentasi berbaur dengan aroma jeruk. 

Kebetulan hari ini bertepatan dengan kegiatan “Bersama Jernihkan Sungai #6” yang diadakan secara nasional oleh Pusaka Indonesia. Setelah panen ekoenzim selesai, kami  berjalan kaki bersama menyusuri hutan kota untuk menuangkan ekoenzim hasil panen kami ke sungai yang berada di hutan kota itu. Hutan kota yang terletak di sebelah rumah Eyang (Ibu dari Maria Rahayuningsih, kader Pusaka DKI-Banten) itu sesungguhnya dapat menjadi tempat yang nyaman untuk jogging ataupun piknik jika dirawat dengan lebih baik. Sayangnya, kondisi saung, toilet, dan tanaman di sana nampak tidak terpelihara. Bau yang kurang sedap yang berasal dari sungai menyambut kami saat kami tiba di bagian belakang hutan kota. Namun setelah dikocor ekoenzim, pelan-pelan bau tidak sedap itu pun berkurang. 

Tempe Sorgum buatan Maria Rahayuningsih

Setelah itu kami rehat sejenak dengan menikmati makan siang yang sudah dihidangkan tuan rumah. Menunya sangat spesial, pecel dan tempe goreng tepung sorgum. Tempe sorgum ini dibuat sendiri oleh Ibu Maria Rahayuningsih, dan rasanya enak sekali.

Selesai makan siang, kita lanjut dengan kegiatan latihan menari yang merupakan agenda rutin Sanggar Seni Pusaka Indonesia. Tetapi, sebelum dimulai latihan kita kembali meditasi formal bersama. Setelah selesai itu kader perempuan melanjutkan kegiatan dengan latihan menari dan para kader pria melanjutkan panen rambutan, kenikir, cabe, dan pepaya.  Salam Hening dan Beraksi!

 

Daniel Widjaja

Sekretaris Wilayah DKI-Banten