Pusaka Indonesia dalam memperingati Hari Air Sedunia melakukan tanam pohon yang dapat menampung cadangan air secara serentak di berbagai wilayah. Agenda Konservasi Air Tanah #1 dilaksanakan pada tanggal 22-24 Maret 2024. Jenis pohon yang disarankan untuk ditanam adalah beringin, sukun, bambu, merbau, sawo hijau, rotan, dan cembirit.
Dari Jawa Barat, salah satu aksi tanam pohon berlangsung di Tasikmalaya. Dimulai dari Jumat, 22 Maret, titik poin yang dipilih adalah tepi sungai belakang rumah Deviani, di Jalan Kapten Naseh, Cipedes, Kota Tasikmalaya. Rumput ilalang serta rerumputan tumbuh tinggi menutupi tangga menuju area penanaman pohon sehingga perlu dibersihkan dulu. Mang Jojo yang biasa membantu Deviani, ditugaskan untuk membersihkan area tersebut. Tangan Mang Jojo sampai kena gigit ular berwarna hitam. Ekoenzim langsung digunakan untuk membasuh bekas gigitan ular tersebut.
Hari berikutnya, Sabtu tanggal 23 Maret 2024, Deviani, Lutfi Daya bersama Deni Diyana mengajak dua temannya yang aktif di Bank Sampah Unit Bumi Resik Indah (Perumahan BRI), yaitu Handi dan Ateng, bergabung di lokasi penanaman. Sebelumnya, Kader Pusaka Indonesia asal Tasikmalaya, pernah melakukan penanaman pohon beringin di lokasi berbeda, kali ini pohon yang dipilih adalah pohon bambu (Bambusoideae). Sebelas potong bibit pohon bambu dibagi dalam lima lubang sekitar area penanaman. Berhubung lokasi penanaman di tepi sungai, aksi dilanjutkan dengan menyiram ekoenzim sebanyak lima liter ke sungai. Ekoenzim yang dilarung ke sungai berfungsi mengurai zat kimia yang biasanya banyak dari air limbah rumah tangga, juga untuk memperbaiki ekosistem sekitar sungai.
Di Bogor, tanaman yang dipilih adalah pohon karet kebo (Ficus elastica), yang masih dari genus Ficus. Empat pengurus Jabar, Mila Setiarini, Agus Haryono, Ine Redjamat, dan Ficky Yusrini yang kebetulan rumahnya berdekatan, memilih lokasi penanaman di bantaran sungai Ciliwung, Kedunghalang, Bogor Utara. Kondisi di sekitar tepian sungai cukup memprihatinkan karena menjadi tempat pembuangan sampah, padahal tak jauh dari situ sudah disediakan pool tempat pembuangan sampah berjejer. Untuk menempuh lokasi, mereka harus melewati bukit sampah. Sama halnya di Tasik, aksi penanaman berlanjut dengan penuangan ekoenzim ke sungai Ciliwung sebanyak 10 liter.
Aksi serupa juga dilakukan di Desa Cihirup, Kuningan, Jawa Barat. Farandi Burhan dan Anastasia menanam pohon beringin (Ficus benjamina) di KS 2 Cihirup. Menurut Anastasia, sebetulnya masih ada 3 bibit beringin lainnya yang sedianya akan ditanam di KS, tapi masih terlalu kecil. Sebelum penanaman, tanah dipercik vorteks terlebih dahulu agar tanah siap untuk ditanam.
Aksi ini merupakan bagian dari bentuk berterima kasih pada Ibu Bumi. Sudah sepatutnya kita memanfaatkan sumber daya alamnya sembari terus memelihara kelestariannya dan berupaya memperbaikinya dengan aksi-aksi yang selaras.
Tim Kader Pusaka Jawa Barat