Skip to main content

Sabtu, 9 Maret 2024 saya mendapat kabar yang menggembirakan, Rama Arsyareza (8) atau biasa dipanggil Rama, anak sulung dari pasangan Riza Habibi dan Sevy Natalia, yang keduanya merupakan kader dan pengurus Pusaka Indonesia, mulai menjadi aktor figuran dalam sebuah film.

Generasi penerus, itulah yang pertama terlintas dan membuat saya merasa bergembira. Anak ini mewarisi bakat seni dari kedua orang tuanya. Ayahnya dulu adalah seorang musisi, yang mahir bermain drum dan pernah gabung dalam beberapa band. Ibunya pernah bergelut dalam seni peran, beliau pernah menjadi figuran dalam sinetron kolosal yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi di Indonesia. Selain itu beliau juga seorang penyanyi, sering mengisi acara-acara yang diadakan Pusaka Indonesia. Darah seni yang mengalir dalam tubuh anak ini mulai terlihat dengan kemauannya memulai berkarya dalam dunia seni peran. Ini adalah kabar yang sangat menggembirakan buat saya yang kebetulan salah satu peran saya adalah bertanggung jawab dalam divisi Seni Budaya Pusaka Indonesia wilayah Jawa tengah.

Namun soal generasi penerus ini rupanya tak merata di semua bidang. Dari kegiatan kunjungan Pusaka Indonesia wilayah Jawa Tengah ke pengrajin batik di salah satu kecamatan di Wonogiri, menemukan fenomena yang berbeda. Di sana hampir semua pekerjanya merupakan ibu-ibu yang sudah berusia lanjut. Dari obrolan bareng disana kami tahu ongkos yang relatif kecil untuk sehari bekerja dengan ketelatenan ekstra yang dibutuhkan untuk membuat sehelai kain batik. Kemungkinan ini menjadi salah satu penyebab generasi muda memilih bekerja di tempat lain daripada bekerja sebagai pembatik. Dari pengamatan tersebut maka saya melihat potensi krisis generasi penerus ini bisa terjadi.

Dari dua kejadian di atas yang sangat berbeda, memantik kepedulian di diri saya tentang pentingnya membentuk kesadaran untuk generasi penerus yang akan melanjutkan tongkat estafet yang saat ini kita pegang. Menjadi teladan akan kecintaan pada seni budaya luhur Nusantara di era teknologi yg semakin maju adalah hal yang bisa kita lakukan. 

Tidak mudah tapi inilah yang harus kita perjuangkan. Saat ini kita di Jawa Tengah, khususnya di Batuwarno Wonogiri tempat beberapa kader Pusaka Indonesia berdomisili, kami sudah memulai langkah lewat Kursus Tari Pusaka Indonesia yang mengajak beberapa siswi SD dan SMP belajar menari, mulai mengenal dan mencintai tari tradisional. 

Ini yang bisa kita persembahkan buat mereka, dan akan kita kembangkan dan ajak semakin banyak generasi penerus untuk melanjutkan perjuangan kita mengembalikan Seni Budaya menjadi jati diri Nusantara yang Agung.

 

Fajar Way

Kader Pusaka Indonesia Jawa Tengah