Kita semua mendambakan keadilan dalam seluruh aspek kehidupan kita, salah satunya adalah keadilan sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Saat ini kita melihat ketimpangan penguasaan kekayaan oleh 2% dari penduduk Indonesia lalu kita bertanya, dimana keadilan? Apakah solusinya adalah menyatukan semua kekayaan pribadi lalu mendistribusikannya secara merata kepada seluruh rakyat Indonesia? Tentu hal itu akan menciptakan masyarakat yang lebih merata kemakmurannya. Apakah penyamarataan kekayaan tanpa pandang bulu adalah sebuah bentuk dari keadilan sosial?
Saya berhipotesis bahwa keadilan sosial adalah ketika seseorang mendapatkan imbal balik yang sepadan atas karya yang diciptakannya. Seseorang yang menciptakan produk dan jasa yang digunakan oleh orang banyak, tentunya akan mendapat imbal balik yang sesuai. Seseorang yang malas bekerja dan membuang kesempatan untuk mengubah hidupnya akan mendapatkan hasil yang sepadan dengan usahanya.
Keadilan sosial juga tentang pemerataan kesempatan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk bertumbuh dan memperbaiki kualitas hidupnya. Pembangunan fisik harus dilakukan secara merata sesuai dengan kebutuhan tiap daerah. Akses pendidikan dan kesehatan yang berkualitas juga harus bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.
Pemerataan kesempatan untuk bertumbuh ini sangat vital sehingga setiap orang dapat berkarya dan menciptakan produk dan jasa yang sesuai dengan talentanya masing-masing. Namun, di sini saya melihat adanya ketimpangan kesempatan bagi banyak orang untuk bertumbuh. Akses pendidikan terbaik hanya didapatkan oleh mereka yang mempunyai uang, seperti mereka yang lulusan dari universitas prestisius akan jauh lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Belum lagi fenomena ‘orang dalam’ dan koneksi untuk mendapatkan pekerjaan dan/atau proyek. Maka, harus diakui bahwa pekerjaan kita masih sangat banyak untuk menciptakan pemerataan kesempatan di bidang akses pendidikan dan pekerjaan yang semuanya itu saling terkait.
Jadi, jelas bahwa keadilan sosial itu bukan semata-mata tentang penyamarataan semua orang mendapat gaji, imbalan, atau harta yang sama rata, tapi mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkarya sesuai dengan talentanya, bebas meminta dan mendapatkan imbalan yang sesuai dengan hasil karyanya, dan mendapatkan kesempatan untuk terus meningkatkan keahliannya dalam berkarya.
Lalu, setiap orang mempunyai pilihan, apakah dia mau belajar dan berkarya atau mau bermalas-malasan dan menyia-nyiakan kesempatan yang ada?
Pemerintah sebagai regulator harus memastikan bahwa seluruh proses ini dapat berjalan dalam keselarasan, keadilan, dan keseimbangan untuk seluruh rakyat Indonesia. Hal ini adalah pekerjaan yang luar biasa kompleks dan besar.
Di sisi lain, karena banyaknya ketimpangan ekonomi dan penegakan hukum, saat ini saya melihat keputusasaan dan apatisme yang cukup meluas di masyarakat Indonesia. Banyak manusia merasa tidak berdaya untuk mengubah nasib dirinya sendiri apalagi komunitas di sekelilingnya.
Solusi dari ini semua adalah hening dan beraksi. Berusahalah sebaik mungkin dalam keheningan dan keselarasan, dan biarkan keajaiban Semesta itu bekerja. Banyak hal bisa dipelajari di internet, banyak juga komunitas memberikan pelatihan wirausaha dalam berbagai bidang, pun kursus-kursus untuk mengasah berbagai kemampuan Anda dalam berkarya.
Teruslah belajar dan bertumbuh kalau memang jatah Anda berkarya sebagai birokrat atau karyawan. Jalani itu semua dengan sepenuh hati. Teruslah tingkatkan keahlian Anda dan heninglah secara konsisten, maka kesempatan untuk mengubah dan meningkatkan kualitas hidup Anda akan terbuka dengan lebar.
Meskipun pada faktanya masih banyak ketidaksempurnaan di Indonesia pada saat ini, janganlah hal itu dijadikan alasan untuk Anda menyalahkan pemerintah, para konglomerat, dan presiden atas nasib Anda.
Ubahlah nasib Anda sendiri saat ini dan di sini. Mulailah dari hening dan beraksi. Bertanyalah, “Apa yang bisa saya lakukan? Apa yang bisa saya pelajari? Bagaimana saya semakin ahli dalam pekerjaan saya?”
Teruslah belajar hal baru dan bertumbuh. Lakukan apa yang Anda bisa, lalu keajaiban itu akan terjadi.
Kerjakan semuanya dalam keselarasan, tanpa ambisi dan obsesi. Mengalir. Keajaiban itu saya saksikan sendiri di sekeliling saya. Selama tiga tahun saya bergabung dalam Persaudaraan Matahari saya melihat lembaga Mas Guru SHD yang tadinya hanya sebatas wacana, lalu kini telah berkembang dengan sangat pesat. Perusahaan yang tadinya baru dibentuk, kini sudah semakin membesar dan menghasilkan karya yang luar biasa.
Anda juga akan mampu melakukan hal ini, melahirkan sebuah mahakarya bagi kehidupan ini. Maka heninglah, dan mulai beraksi saat ini juga. Ingat, Anda adalah penentu dari nasib Anda sendiri.
Ayodhya Glenardi
Pengusaha, Kader Pusaka Indonesia DKI-Banten
sumber foto: Ilustrasi Keadilan Sosial – Media Indonesia