Skip to main content

Saya tidak pernah mengenal tanaman pegagan sebelumnya. Pertama kali saya mendengar tentang daun pegagan dari Ni Kadek Dwi Noviyani (Novi), kader Pusaka Indonesia dari Bali. Ia menyarankan penggunaan daun pegagan untuk mengatasi masalah kerontokan rambut yang saya alami. Saat itu, rambut saya rontok dalam jumlah yang cukup parah, sampai-sampai saya sering malas menyisir rambut karena setiap kali disisir, pasti rontoknya banyak.

Karena penasaran, saya bertanya kepada Mbah Kung (Bapak Heru Santoso) di Magelang, tempat kami berdomisili, “Adakah tanaman bernama daun pegagan?” Tak disangka, di gubuk Mbah Kung, daun pegagan tumbuh dengan subur. Awalnya, saya mengira tanaman itu hanyalah rumput liar dan sering saya singkirkan. Namun, ternyata tanaman inilah yang sangat saya perlukan. Sejak mengenal pegagan, kami memindahkannya ke pot untuk dibudidayakan. Awalnya, Mbah Kung menempatkan tanaman pegagan itu di tempat yang cukup panas, namun saya perhatikan tanaman itu tidak tumbuh dengan baik. Kemudian, saya memutuskan untuk memindahkannya ke tempat yang lebih teduh, dan ternyata tanaman ini tumbuh segar.

Belum lama ini, saya mengikuti Kelas Dasar Meramu Herbal yang diselenggarakan secara online oleh Pusaka Indonesia dengan narasumber dr. Prapti Utami, M. Si, seorang dokter herbal medik dan pengobat herbal tradisional tersertifikasi. Saya sempat berbagi cerita di kelas tersebut tentang kondisi tubuh saya, mengingat saya pernah mengonsumsi narkotika dan obat-obatan kimia lainnya, yang berdampak pada kerusakan dan kebotakan sebagian rambut saya. Akibatnya, saya sering kesulitan tidur, kadang baru bisa tidur di atas pukul 00.00, dan kualitas tidur saya buruk, sehingga saat bangun tidur tubuh terasa lelah dan stres.

Berawal dari rasa ingin tahu, saya mencoba meracik daun pegagan sendiri. Pada awalnya, saya hanya sekadar mencoba-coba. Ternyata, hasilnya sangat positif bagi tubuh saya. Saya mulai bisa tidur lebih cepat, sekitar pukul 20.00-21.00 WIB, dan tidur saya menjadi lebih berkualitas. Saat bangun tidur, tubuh saya terasa lebih segar, tanpa ada rasa lelah atau stres. Selain itu, kerontokan rambut saya pun mulai berkurang.

Ternyata, daun pegagan memiliki banyak sekali manfaat. Berikut ini adalah beberapa aktivitas senyawa kimia yang terdapat pada daun pegagan yang saya pelajari dari kelas meramu herbal, antara lain, adaptogen, analgesik, antialergi, antibakterial, antidepresan, antiradang, detoksikan, imunostimulan, restoratif, sedatif, dan banyak lagi. Secara teori, tanaman pegagan biasa digunakan untuk indikasi seperti, infeksi saluran nafas, infeksi saluran cerna, gangguan sistem reproduksi, gangguan degeneratif, gangguan syaraf, gangguan jiwa, infeksi kulit, meningkatkan kognitif, dan sebagainya. 

Ramuan herbal daun pegagan

Saya mulai meracik pegagan sesuai dengan kebutuhan tubuh saya. Awalnya, saya menggunakan 15 helai daun, namun kemudian saya kurangi menjadi 7 helai karena efek sampingnya membuat tubuh saya lemas dan menurunkan tekanan darah. Sekarang, saya hanya menggunakan 5 helai daun pegagan yang direbus dalam 200 ml air putih. Saya juga pernah mencoba bereksperimen tidak mengonsumsi daun pegagan, hasilnya, rambut saya kembali rontok dalam jumlah banyak. Menurut dr. Prapti, tubuh saya responsif terhadap kandungan pegagan, dan memang membutuhkan senyawa kimia yang ada di dalam daun ini.

Pengalaman ini adalah pelajaran berharga tentang bagaimana tanaman di sekitar kita, yang awalnya hanya dianggap sebagai rumput liar, ternyata memiliki khasiat yang luar biasa bagi tubuh. Terima kasih atas anugerah dan kesempatan untuk belajar di kelas dasar meramu herbal.

 

Aprianti Rahma Saumi

Kader Pusaka Indonesia Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta