Skip to main content

Mengembalikan popularitas jamu untuk kesehatan keluarga terus digalakkan oleh Pusaka Indonesia. Melalui Akademi Herbal Nusantara, dibawah naungan Bidang Pendidikan dan Pemberdayaan  beragam kegiatan telah digelar, seperti kelas meramu herbal, kampanye tentang jamu melalui RRI Pro 1 Jakarta, serta mengadakan workshop meramu jamu, baik bagi para kader maupun masyarakat luas. Pusaka Indonesia juga telah meluncurkan buku Jamu: Resep Kuna untuk Kesehatan Manusia Modern.

Salah satu jamu yang diminati oleh peserta karena banyak dibutuhkan, adalah jamu untuk flu batuk dan juga demam. Berikut bahan dan cara membuatnya:

Jamu Flu Batuk Demam

Bahan-bahan :

  • 2 ruas kunyit
  • 1 ruas jahe, digeprek
  • ⁠2 ruas kencur
  • 1/2 sdt asam jawa
  • 1 ruas temulawak
  • 1 batang serai, digeprek
  • 2 gelas air
  • Gula aren secukupnya

Cara membuat : 

Cuci bersih semua bahan herbal, lalu iris tipis. Didihkan air lalu masukkan semua bahan herbal. Tutup panci dan masak 15-20 menit dengan api paling kecil. Angkat, saring, lalu tambahkan gula aren sesuai selera.

Jamu ini pula yang disajikan dalam kegiatan belajar meramu jamu oleh Pusaka Indonesia Wilayah Jawa Tengah untuk berbagai kalangan dengan berbagai rentang usia. Selain untuk kader, kegiatan ini juga menggandeng komunitas ibu-ibu perumahan  Green Oase pada bulan Juni 20205, serta SMKN 9 Semarang, yang dilaksanakan pada bulan September 2025.

Upaya pelestarian jamu berbuah manis. Secara umum, para peserta sangat bersukacita mengikuti kegiatan meramu jamu. Di samping itu, stigma bahwa jamu itu pahit atau tidak enak, jamu bisa merusak ginjal, membuat jamu ribet, semuanya dapat terpatahkan. Mindset para peserta pun berubah. Yang awalnya malas membuat jamu sendiri, jadi bersemangat setelah tahu bahwa membuat jamu bisa sederhana karena bahan-bahannya tersedia di dapur. 

Baca juga: Belajar Meracik Jamu, Mengembalikan Tradisi Herbal Leluhur Nusantara

Lya Arfianti, seorang pengurus Pusaka Indonesia wilayah Jawa Tengah, mengatakan panitia menemukan fakta bahwa sebagian besar peserta sudah tidak familiar dengan jamu atau herbal. Sangat sedikit sekali masyarakat yang masih minum jamu. “Kami sadar bahwa mengembalikan tradisi jamu atau herbal Nusantara adalah tugas yang bisa kami lakukan sehingga setiap ada kesempatan untuk berbagi ilmu dan pengalaman, akan kami lakukan dengan totalitas,” pungkasnya.

 

Stella Manoppo

Kader Pusaka Indonesia wilayah DIY