Skip to main content

Kain batik dan tenun, sebagai wastra warisan leluhur yang mencerminkan kekayaan budaya Nusantara, bukan sekadar kain untuk pakaian sehari-hari. Keduanya merupakan karya seni bernilai tinggi yang membutuhkan perawatan khusus agar tetap awet dan tidak mudah rusak atau luntur. Teknik perawatan yang tepat sangat penting untuk menjaga keindahan dan kualitas kain batik dan tenun.

Bagi Anda yang mengoleksi batik atau tenun, penting untuk memahami cara perawatannya. Dalam Talkshow Berseri: “Menyingkap Pesona Wastra Indonesia” dengan tema “Tenun dan Alur Kehidupan” yang diselenggarakan oleh Pusaka Indonesia pada 7 September 2024, pakar wastra Sri Sintasari (Neneng) Iskandar dan kurator Benny Gratha berbagi tip sederhana untuk merawat batik dan tenun. Talkshow ini merupakan bagian dari rangkaian lima sesi yang mengangkat berbagai tema berbeda tentang kekayaan wastra Indonesia yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Pusaka Indonesia.

Dalam sesi tersebut, Neneng dan Benny tidak hanya membahas kekayaan budaya wastra, tetapi juga memberikan panduan untuk merawat kain batik dan tenun sebagai bentuk upaya konservasi budaya bangsa. Berikut beberapa tip yang mereka bagikan,

  1. Cuci Kain Setiap 2-3 Bulan Sekali
    Meski kain tidak digunakan, cucilah setiap 2-3 bulan untuk mencegah pertumbuhan jamur. Saat mencuci, gunakan lerak, sejenis biji tumbuhan yang berfungsi sebagai deterjen tradisional. Selain itu, baik batik maupun tenun, sebaiknya tidak dijemur di bawah sinar matahari langsung agar warna dan serat kain tetap terjaga.
  2. Cegah Serangga dengan Merica atau Lada Hitam
    Letakkan merica atau lada hitam utuh dalam kantong kecil berbahan tile di lemari penyimpanan untuk mencegah serangga merusak kain.
  3. Sirkulasi Udara yang Baik
    Buka lemari atau peti penyimpanan secara berkala untuk memastikan ada sirkulasi udara, mencegah kelembapan yang dapat merusak kain.
  4. Hindari Kapur Barus atau Akar Wangi
    Zat kimia dalam kapur barus dapat mempengaruhi kain. Sebaiknya, hindari meletakkan kapur barus atau akar wangi di dekat kain.
  5. Gunakan Alas Kain Belacu
    Lapisi lemari penyimpanan dengan kain belacu. Cuci kain tersebut secara berkala dan bersihkan lemari untuk menjaga kebersihannya.
  6. Lapisi Rak dengan Kertas Bebas Asam (Acid-Free Paper)
    Rak lemari bisa mengeluarkan zat asam yang dapat menyebabkan kain menjadi kecokelatan dan mudah robek. Gunakan kertas bebas asam sebagai alas penyimpanan.
  7. Hindari Menyimpan Kain dalam Lipatan yang Sama Terlalu Lama
    Jangan biarkan kain berada dalam lipatan yang sama terlalu lama, termasuk kain yang diwiru (dilipat kecil-kecil di ujung kain). Untuk kain songket dan tenun, sebaiknya disimpan dengan cara digulung.
  8. Gunakan Sarung Tangan saat Memegang Kain
    Keringat yang berinteraksi dengan logam perhiasan dapat merusak kain. Untuk kain yang sudah berusia tua, sebaiknya gunakan sarung tangan saat memegangnya.
  9. Angin-Anginkan Kain Setelah Digunakan
    Khusus untuk kain songket, angin-anginkan setelah digunakan untuk menghilangkan kelembapan akibat keringat.
  10. Hindari Menyemprotkan Parfum atau Pengharum
    Parfum atau pengharum dapat merusak serat kain. Sebaiknya hindari menyemprotkannya langsung pada kain.

Dengan perawatan yang tepat, kain-kain wastra yang Anda simpan di rumah akan tetap indah dan awet. Merawat kain batik dan tenun juga berarti menghargai karya anak bangsa dan mencintai budaya Nusantara. 

 

Wening Fikriyati
Kader Pusaka Indonesia Wilayah Yogyakarta