Skip to main content

Pagelaran Indonesia Bahagia: Seni Budaya Luhur Nusantara untuk Dunia yang diadakan di Auditorium Abdul Rachman Saleh RRI, Jakarta pada 15 Juni 2024 berlangsung dengan penuh khidmat dan meriah. Acara yang dimulai pukul 13.00 dan berakhir pada pukul 15.30 WIB ini diawali dengan penampilan musik Hymne Kebahagiaan, dan mencapai puncaknya dengan penampilan Sendratari Bende Mataram, memukau lebih dari 300 penonton yang hadir. Mereka yang tidak hadir di lokasi pun dapat menonton pagelaran secara daring melalui siaran langsung di Channel YouTube Bumi Surgawi.

Penyelenggara acara ini adalah kolaborasi 3 lembaga, yakni Persaudaraan Matahari, Pusaka Indonesia, dan Nusantara Centre, yang didukung penuh oleh Radio Republik Indonesia (RRI) Jakarta. Guru Setyo Hajar Dewantoro (SHD), pendiri Persaudaraan Matahari sekaligus Ketua Umum Pusaka Indonesia, menjelaskan tujuan pagelaran ini bahwa cita-cita luhur dari para pendiri bangsa seperti yang ternyatakan dalam Lagu Indonesia Raya 3 Stanza adalah menjadi negara yang bahagia rakyatnya, serta subur tanahnya. 

“Saatnya kita kembali kepada tujuan ini, yang mencerminkan idealitas Bangsa Indonesia sebagai bangsa spiritual yang berlandaskan Pancasila. Pagelaran ini menumbuhkan semangat mencipta keluhuran dan keagungan Indonesia,” jelas Guru SHD melalui pesan singkat kepada penulis

Sendratari “Bende Mataram” merupakan puncak acara yang menampilkan kisah epik dari Kerajaan Mataram, menjadi simbol dari gaung menuju zaman baru untuk Indonesia, yang diterangi oleh cahaya kesadaran murni, yang terealisasikan dalam cara hidup berbangsa dan bernegara yang berkemanusiaan, beradab, dan berkeadilan. Pementasan ini melibatkan 28 penari, 7 musisi, serta 20 aktor dan aktris yang membawakan cerita dengan penuh semangat dan keindahan.

Pagelaran Indonesia Bahagia dibuka dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya dalam 3 stanza, lalu disusul pemutaran video profil Pusaka Indonesia. Acara berlanjut dengan persembahan musik Hymne Kebahagiaan, menampilkan 3 lagu gubahan Guru SHD  yang berjudul: Bumi Surgawi, Maha Cahaya, dan Negeri Surgawi. Sendratari Bende Mataram menjadi inti dari pagelaran yang mengisahkan perjuangan pada era Mataram, pasca kemerdekaan, hingga perjuangan masa kini. Kisah epik sendratari Bende Mataram dapat disimak melalui tautan ini.

Guru SHD menari Tari Pulung Bende Mataram

Dalam sendratari yang semarak itu, penampilan Guru SHD juga menarik perhatian penonton dengan tari Pulung Bende Mataram. Melalui gerakan-gerakan yang anggun, Guru SHD tidak hanya mempersembahkan keahlian menari, namun juga menjadi wahana untuk menyebarkan energi kasih murni, energi kosmik yang agung; melebur keangkaramurkaan yang harus sirna, memelihara segala hal yang memang harus selaras, dan mencipta segala hal baru yang harus ada.

Lebih dari itu, Guru SHD juga memberi pesan yang mendalam untuk para Kesatria Nusantara. 

Para Kesatria Nusantara
Bangkitlah bersama kembalinya Sang Putra Fajar
Bangkitlah menjadi kesatria dengan hati yang murni.
Hening, Beraksi, dan Mencipta Mahakarya untuk Indonesia Raya yang Jaya.

Sabda tersebut beliau sampaikan pada bagian akhir tariannya, sebelum kemudian memukul gong sebanyak tiga kali sebagai tanda dimulainya kebangkitan Indonesia menjadi mercusuar dunia.

Duta Besar Iran, Yang Mulia Mohammad Boroujerdi

Duta Besar Iran untuk Indonesia, Yang Mulia Mohammad Boroujerdi, turut hadir dan memberikan pidato pada akhir acara, “Saya baru pertama kali hadir di sini, dan saya bisa menikmati opening dan juga inti dari acara ini, dan saya baru pertama kali melihat secara langsung pertunjukan kesenian dan budaya yang ada dari Indonesia. Saya berikan apresiasi bagi teman-teman dengan penampilan terbaik, dan juga para panitia yang sudah membuat acara ini. Terima kasih banyak.”

Salah satu penonton, Farah Rahmat asal Jakarta, mengungkapkan kekagumannya melalui pesan singkat, “Terima kasih, ya. Alhamdulillah, Pak Dubes dan istrinya senang dengan pagelaran kemarin. Semoga nanti bisa mendapat undangan lagi di pagelaran semacam itu, ya.”

Setelah pementasan, acara berlanjut dengan peluncuran buku herbal terbitan Pusaka Indonesia yang berjudul “Jamu, Resep Kuna untuk Kesehatan Manusia Modern”, dalam kemasan talkshow yang menghadirkan 3 narasumber produsen jamu yang juga kader Pusaka Indonesia. Mereka adalah Niniek Pebriany (Sadabhumi), Kadek Noviyani (Paon Liang), dan Retno Sulistyowati (Warisan Otentik). Acara ini juga dimeriahkan dengan tari soyong dan tanduk majeng.

 

Fathul Hadi

Kader Pusaka Indonesia Wilayah Jawa Timur