Sekali lagi, saya beruntung dapat ikut serta dalam kegiatan Pusaka Indonesia. Kali ini saya dan teman-teman Pusaka Wilayah DKI Banten berlatih tari nandak untuk kegiatan Pagelaran Pancasila Sakti tanggal 1 Oktober 2023 di Jakarta.
Tempat kami berlatih adalah di rumah Ibu Turut, ibunda dari Maria Rahayuningsih, yang sekaligus merupakan demplot percontohan kebun surgawi (KS) kader DKI Banten, di Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, yang bersebelahan dengan hutan kota. Jadi tiap kali kami berlatih, dapat melakukan dua kegiatan sekaligus, yakni berkebun dan menari. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui.
Kalau mendengar irama lagu untuk tari nandak, pasti langsung tergerak ingin ikut menari karena iramanya yang lincah, ceria, penuh warna, bahkan ada gerakan lompat dan silat juga. Suasana berlatih pun terbawa menjadi riang penuh sukacita.
Keceriaan kami berlatih rupanya mengundang tetangga Maria, Ibu Mimi, yang ingin ikut menari dan membantu berkebun. Tentu saja diperbolehkan. Bahkan, Bu Mimi akan ikut serta menari dalam Pagelaran Pancasila Sakti nanti.
Ibu Mimi, yang merupakan pengurus Kelompok Tani Hutan (KTH), menawari kami berlatih di lapangan badminton yang berada di tengah hutan kota. Tawaran tersebut kami terima dengan gembira. Senang sekali berlatih di bawah pohon rindang.
Kostum tari nandak cukup sederhana. Pakaian biasa ala Betawi. Untuk pria, atasan baju putih, bawahnya celana kain dengan selempang di leher dan peci. Sedangkan, untuk wanita, atasan kebaya polos tapi warna meriah, rok tumpal kebaya ala Betawi, selendang polos, dan hiasan kembang kelape yang meriah warna-warni di kepala.

Kembang Kelape
Sedikit saya ingin membahas makna hiasan kembang kelape ini, pernak-pernik yang biasa ditemukan pada boneka ondel-ondel Betawi. Di atas kepala ondel-ondel tersebut biasanya ada hiasan warna warni, nah, itulah yang disebut kembang kelape. Terbuat dari lidi yang dibungkus dengan kertas atau plastik warna-warni. Meriah.
Hiasan khas Betawi ini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda. Ikon budaya Betawi ini memiliki makna, sebagaimana pohon kelapa yang bermanfaat dari serabut akar sampai dengan buahnya, diharapkan masyarakat Betawi pun meneladani makna tersebut dan bisa memberi manfaat kepada sesamanya. Selain itu, diartikan sebagai keterbukaan dan lambang multikulturalisme dari masyarakat Jakarta.
Keceriaan budaya Betawi yang multikultur dan penuh warna ini sungguh luar biasa. Sebagaimana kesempatan hidup yang sangat berharga di bumi tercinta. Semoga kami dapat menjadi manusia Pancasila dan menebarkan kasih murni kepada sekeliling.
Louise Widjaja
Kader Pusaka Indonesia DKI-Banten