Skip to main content

Salah satu penampilan di Pagelaran Pancasila Sakti 1 Oktober 2023 lalu di Jakarta adalah tretek dan gejog lesung. Dua karya seni ini dijahit manis menjadi satu kesatuan dalam Sendratari Amukti Palapa.

Seni tretek ini menggunakan kentungan yang dipukul berkelompok dengan ritme tertentu untuk menghasilkan keindahan dan warna suara yang harmonis. Kentungan adalah salah satu alat komunikasi yang jamak digunakan pada zaman dahulu, walaupun saat ini sudah sangat jarang digunakan. Di desa kami di Batuwarno, Wonogiri, Jawa Tengah, kentungan masih digunakan untuk memberi tanda jika ada sesuatu, misal tetangga ada yang meninggal, selain itu juga digunakan pada saat melakukan ronda atau siskamling, yaitu menjaga keamanan kampung yang dilakukan bersama-sama. Rumangsa melu handarbeni mulo wajib angrungkebi  yang berarti merasa ikut memiliki maka sewajarnya juga ikut menjaga. Sikap inilah yang kemudian menjadi dasar kebersamaan dalam menjaga keamanan sebuah wilayah.

Sementara seni tretek ini menjadi pilihan untuk kami sajikan pada pagelaran lalu, sebagai wahana agar generasi penerus tetap ingat dan melestarikan sikap kebersamaan dan gotong royong.

Tidak hanya tretek dengan kentungan, kami juga memadukannya dengan gejog lesung. Lesung adalah kayu besar yang dilubangi melengkung untuk menumbuk padi dengan alat tumbuk bernama alu. Saat alu dipukulkan pada lesung akan menghasilkan bunyi yang ritmis. 

Gejog lesung adalah seni tradisional yang sudah lama ada. Dari laman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) disebutkan bahwa gejog lesung berkembang pesat di DIY, khususnya Kabupaten Bantul (berpusat di Imogiri), Kabupaten Gunungkidul (berpusat di Giriharjo, Kecamatan Panggang), Kabupaten Kulon Progo, dan Kabupaten Sleman

Sejauh yang saya pahami, gejog lesung menggambarkan sukacita bersama dan bersyukur atas anugerah yang terlimpah, yang digambarkan dengan proses pascapanen. 

Pada pagelaran kemarin, tretek kentungan dan gejog lesung ini digunakan untuk mengiringi para kader Pusaka Indonesia dari Yogyakarta yang menyanyi dan memperagakan lagu-lagu dolanan Jawa yang bernuansa ceria.

Kolaborasi indah dalam karya seni, sekaligus melestarikan seni tradisi agar tidak punah, dan dikenal oleh generasi muda, terutama kami yang di Jawa Tengah dan sekitarnya.

 

Arif Fajar Nugroho

Kader Pusaka Indonesia Wilayah Jawa Tengah