Skip to main content

Berawal dari melihat delman di daerah Mall Sarinah Jakarta, tergerak hati ini untuk mengulas sejarah transportasi yang menjadi sebuah cerminan dari perjalanan panjang bangsa ini menuju modernitas. Alat transportasi tradisional telah memainkan peran penting dalam membentuk identitas dan mobilitas masyarakat sepanjang berabad-abad. Melalui tulisan ini, kita akan dapat memahami pentingnya melestarikan warisan transportasi sebagai bagian dari perjalanan budaya Indonesia. 

Salah satu ikon transportasi tradisional Indonesia yang tak terbantahkan adalah becak. Becak telah menjadi salah satu sarana transportasi yang paling umum di banyak kota di Indonesia. Sejarahnya dapat ditelusuri hingga zaman kolonial Belanda, ketika becak pertama kali diperkenalkan sebagai alternatif transportasi bagi masyarakat lokal. Becak bukan hanya sekadar alat transportasi, tetapi sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Kehadirannya mampu menciptakan lapangan kerja bagi banyak orang dan menjadi lambang keberanian serta ketahanan dalam menghadapi perubahan zaman. 

Becak juga dikenal dengan banyak nama di berbagai daerah, antara lain:

  1. Becak: nama umum untuk becak di banyak daerah di Jawa, Sumatera, dan beberapa daerah lainnya.
  2. Becak Bemo: digunakan di daerah-daerah seperti Jakarta dan sekitarnya.
  3. Becak Dayung: biasa disebut di daerah-daerah seperti Yogyakarta dan sekitarnya.
  4. Bentor: singkatan dari “becak motor”, digunakan terutama di Sulawesi.
  5. Becak Motor: terkenal di beberapa daerah di Sumatera.
  6. Becak Kayuh: juga dipakai di beberapa daerah di Sumatera.
  7. Becak Motor Roda Tiga: digunakan di beberapa daerah di Jawa dan Sumatera.

Setiap nama mencerminkan budaya di mana becak tersebut digunakan. Sebagai contoh, Bentor, singkatan dari becak motor, adalah varian lokal dari becak yang ditenagai oleh sepeda motor. Bentor mencerminkan adaptasi kreatif masyarakat terhadap teknologi modern, yang memadukan kebiasaan tradisional dengan kemajuan zaman. Di tengah persaingan dengan kendaraan bermotor lainnya, bentor tetap bertahan sebagai pilihan transportasi yang ekonomis dan mudah diakses di daerah-daerah pedesaan dan perkotaan di Sulawesi.

Selain becak dan bentor, delman juga memiliki tempat istimewa dalam sejarah transportasi Indonesia. Delman merupakan kendaraan roda dua, tiga, atau empat yang ditarik oleh kuda. Keberadaanya dapat dilihat di jalan-jalan pedesaan dan perkotaan sebelum kehadiran kendaraan bermotor mulai menggusur penggunaannya. Delman tidak hanya menyediakan transportasi, tetapi juga menghadirkan pengalaman unik kepada setiap pengendaranya. Di samping sensasi mendengarkan suara khas sepatu kuda, berkendara menggunakan delman juga dapat mempertahankan interaksi manusia dengan hewan dan alam sekitar. 

Penggunaan kuda sebagai tenaga penggerak delman menghadirkan kesempatan bagi penumpang untuk berinteraksi langsung dengan hewan tersebut, di mana mereka merasakan kebersamaan dengan makhluk hidup lainnya sambil menikmati perjalanan. Lebih dari itu, penumpang juga dapat menikmati pemandangan alam secara langsung di sepanjang perjalanan. Pengalaman seperti ini akan menambah pemahaman akan keberagaman alam di lingkungan mereka, sehingga tumbuh kesadaran akan pentingnya melindungi dan melestarikan alam tersebut. Maka dari itu, meskipun kini jarang ditemui di perkotaan besar, delman masih dihargai sebagai warisan budaya yang luhur. Beberapa diantaranya menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung di berbagai tempat wisata, seperti di Monas di Jakarta Pusat, Malioboro dan Pantai Parangtritis di Yogyakarta.

Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk merawat dan melestarikan eksistensi dari alat-alat transportasi tradisional tersebut. Sebagai bagian dari upaya tersebut, pihak pemerintah seyogyanya mengambil peran yang lebih besar, misalnya dengan memberikan perlindungan hukum, menerbitkan regulasi yang mendukung operasional, serta menyediakan peluang dan ide-ide baru demi keberlangsungan hidup delman, becak, atau bentor. Kita sebagai masyarakat juga diharapkan tidak berpangku tangan, melainkan ikut melestarikan warisan tersebut dengan cara meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya mempertahankan alat transportasi tradisional. Hal ini bisa dilakukan melalui kampanye pendidikan di semua jenjang sekolah, atau lewat kegiatan komunitas yang bertujuan untuk menghargai dan mempromosikan penggunaan alat transportasi tradisional. 

Tidak dapat dipungkiri bahwa alat transportasi tradisional seperti becak, bentor, dan delman telah memainkan peran penting sebagai cerminan budaya dan mobilitas masyarakat Indonesia. Meskipun dewasa ini dihadapkan pada kemajuan teknologi dan perubahan sosial, keberadaan mereka tetap relevan sebagai bagian dari warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan. Seiring dengan perkembangan zaman, mungkin bentuk dan fungsi transportasi ini akan terus berubah, akan tetapi nilai-nilai dan makna yang terkandung di dalamnya akan tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Indonesia.

Widya Rahmadani

Peserta Kelas Menulis Jurnalisme Pusaka

sumber foto: intisari.grid.id