Skip to main content

Panggung Pagelaran Musik Hening: Kebahagiaan dalam Harmoni semakin dekat. Kurang dari sepekan lagi, momen istimewa ini akan hadir, bukan sekadar pertunjukan seni biasa. Para panitia dan penampil tengah bersiap memberikan persembahan terbaik. Di balik persiapan ini, ada semangat luhur dan tujuan mendalam yang ingin disampaikan kepada masyarakat.

Apa sebenarnya tujuan dari Pagelaran Musik Hening ini? Ketua Panitia sekaligus Koordinator Bidang Seni Budaya Pusaka Indonesia, Arif Fajar Nugroho, menjelaskan bahwa Pagelaran Istimewa Musik Hening ini adalah pagelaran musik yang syair-syairnya merupakan gubahan dari Guru Setyo Hajar Dewantoro (SHD), yang merupakan Ketua Umum Pusaka Indonesia. Pagelaran ini bertujuan mengenalkan, membangkitkan, dan memperkuat kesadaran spiritual murni melalui keindahan musik. Ini adalah wadah untuk ekspresi dan refleksi diri, sekaligus sarana memproses dan membangkitkan semangat perjuangan demi mewujudkan kondisi yang selaras, yang kita kenal sebagai Bumi Surgawi.

Lebih dari sekadar seni, acara ini juga memiliki makna spiritual yang mendalam, antara lain, meningkatkan kesadaran spiritual melalui syair yang dibawakan, menjadi wahana meditatif bersama untuk refleksi dan kontemplasi, membuka pemahaman tentang makna hidup dan tujuan berspiritual, menyampaikan pesan-pesan yang selaras dengan nilai luhur, dan membangkitkan semangat juang demi terwujudnya Bumi Surgawi.

Kolaborasi Lintas Wilayah: Musik sebagai Jembatan Jiwa

Dalam pagelaran ini, Pusaka Indonesia berkolaborasi dengan Antea Turk, cicit buyut dari W.R. Supratman, serta mengundang partisipasi kader dari berbagai wilayah. Dari Pusaka Indonesia Jawa Tengah, akan tampil satu grup band beranggotakan: Riza (drum), Fajar Prihattanto (gitar), Sevy Natalia (vokal), Imron Halim atau Iponk (bass), serta satu personel non-kader, Manggala (keyboard). 

Meski terpisah jarak—Riza dan Sevy di Semarang, sisanya di Wonogiri—mereka tetap semangat berlatih. Mereka sempat latihan bersama di Solo, dan Sevy pun rutin mengikuti kursus vokal serta latihan mandiri di rumah.

Menurut Fajar, proses latihan ini adalah perjalanan belajar: memperkuat kolaborasi, komunikasi, sistem kerja, serta menjaga kemurnian jiwa. “Pagelaran ini bukan sekadar acara biasa, tapi perjuangan untuk menyampaikan bagaimana Bumi Surgawi bisa terwujud,” ujarnya.

Fajar juga merasa bahagia karena meskipun mereka berasal dari latar belakang berbeda, proses kolaborasi berjalan lancar berkat pengalaman kerja sama sebelumnya. “Tiap personel punya idealismenya masing-masing. Tapi dari proses itu kami belajar meluruhkan ego, berendah hati, dan akhirnya menemukan titik temu: karya baru yang siap ditampilkan.”

Semangat ini merupakan buah nyata dari praktik hening cipta, sebagaimana diajarkan oleh Guru SHD, yang juga Pendiri dan Pengasuh Persaudaraan Matahari. Mereka tak hanya rutin berlatih, tapi juga menjaga komunikasi. “Dengan komunikasi yang intens dan latihan langsung, harmoni jadi lebih mudah terbangun. Kami paham kapan menyampaikan ide dan kapan menerima ide orang lain,” ungkap Fajar.

Pesan Agung dalam Lagu “Negeri Surgawi”

Salah satu lagu yang akan dibawakan grup band Jateng berjudul “Negeri Surgawi.”
Berikut sepenggal liriknya:

Bangkitlah para patriot sejati
Berjuanglah tulus hati
Bangkitlah Negeri Surgawi
Biarlah ku jadi penjagamu
Pancarkan terang dari relung hati
Lestarilah Negeri Surgawi
Sebagai bakti pada Ibu Pertiwi

Menurut Sevy, lagu ini penuh semangat dan patriotisme. Ia teringat pada kekayaan alam Indonesia—hutan, perairan, sawah, dan keanekaragaman hayatinya. Sayangnya, semua itu belum dikelola secara adil dan bijak, seringkali dikorbankan demi kepentingan egoistik.

“Sudah selayaknya kita sebagai warga negara menjadi patriot sejati, menjaga tanah air dan melestarikan alam,” ungkap Sevy. Namun, seorang patriot sejati harus memurnikan jiwanya. Jika lebih banyak yang hidup sesuai tuntunan Gusti, bukan hasrat pribadi, maka Indonesia akan menjadi Negeri Surgawi sejati yang gemah ripah loh jinawi, toto tentrem kerto raharjo.

Menyambut Harmoni dalam Kebahagiaan

Semangat kader Jateng dalam berkolaborasi, saling berendah hati, dan terus belajar bisa menjadi inspirasi bagi kita semua. Perubahan besar dimulai dari diri sendiri: belajar, memperbaiki diri, serta berlatih hening cipta agar setiap pikiran, ucapan, dan tindakan selaras dengan tuntunan Agung Tuhan.

Jangan lewatkan untuk menyaksikan “Pagelaran Musik Hening: Kebahagiaan dalam Harmoni”, tanggal 25 April 2025 mendatang di Auditorium Abdurahman Saleh, RRI Jakarta. Nikmati sajian musik istimewa yang menyentuh jiwa, dari berbagai genre.


Sampai jumpa di panggung penuh harmoni!

Baca juga: 

Menyambut Pagelaran Istimewa Musik Hening, Lantunan Bumi Surgawi dari Malang Selatan

 

Stella Manoppo, Arif Fajar Nugroho, Fajar Prihattanto, Sevy Natalia

Kader Pusaka Indonesia