Kuliner Surabaya memang tak ada habisnya untuk dikupas, setelah sebelumnya kita membahas soto ayam dan tahu campur, kali ini kita akan mengajak mencicipi rujak cingur dan semanggi.
Rujak Cingur
Belum afdol rasanya kalau ke Surabaya tak mencicipi rujak cingur, yang medok menggunakan petis sebagai bahan dasarnya. Ada dua macam rujak cingur, yaitu matengan dan campur. Yang dimaksud dengan matengan ini hanya menggunakan sayur saja, sedangkan campur memakai buah juga. Bahan dasar untuk bumbu yang digunakan selain petis adalah kacang, asam, gula jawa, garam, gedang kluthuk (pisang liar), terasi, bawang putih goreng, cabe semuanya diulek halus dengan menggunakan cobek besar. Bahan pelengkap lainnya adalah sayur kangkung, tauge, tempe, tahu, krai rebus dan berbagai macam buah seperti nanas, mangga mengkal, belimbing, bengkoang, mentimun dan kedondong dilengkapi irisan cingur (hidung sapi).
Rujak cingur bukan hanya sekadar kuliner tradisional yang sedap bagi arek Suroboyo tapi juga mengandung filosofi yang mencerminkan keberagaman berbagai macam etnis Jawa, Tionghoa, Arab dan Madura yang tinggal di tepian Sungai Brantas kala itu. Perpaduan bahan rujak cingur yang berbeda seperti sapi, sayur, buah, kedelai menjadikan kuliner ini unik nan istimewa, apalagi ketika disiram saus kacang petis yang mlekoh (berlimpah) beserta kerupuk kampung yang renyah. Rujak cingur menjadi simbol persatuan masyarakat Surabaya sampai saat ini.
Rekomendasi tempat jajan rujak cingur di Surabaya:
Rujak Cingur Bu Seha
| Alamat: Jl. Manyar Tirtomoyo (seberang minimarket Arison) Jam Buka: 09.30 WIB – 16.30 WIB, Senin-Minggu Harga: Rp. 20,000
|
Rujak Cingur Genteng Durasim
| Alamat: Jl. Genteng Durasim no 29 Jam Buka: 11.00 WIB – 17.00 WIB, Selasa-Minggu Harga: Rp. 22,000 |
Rujak Cingur TVRI | Alamat: Jl. Raya Dukuh Kupang No.214 Jam Buka: 11.30 WIB – 17.00 WIB, Senin-Minggu Harga: Rp. 22.000 |
Semanggi
Cita rasa semanggi juga tidak kalah uniknya dengan rujak cingur, meskipun menggunakan bahan yang lebih sederhana. Bahan dasarnya adalah daun semanggi yang dikukus (bukan direbus), dicampur dengan tauge atau kangkung dan dinikmati dengan siraman saus ketela rambat (ubi jalar) yang lezat. Rasa sausnya legit karena menggunakan petis, gula jawa dan sedikit terasi. Penyajiannya sangat khas menggunakan pincukan daun pisang dan kerupuk puli (kerupuk beras) yang lebar dan tipis sebagai sendoknya. Daun semanggi ini hanya bisa didapatkan di Surabaya dan dipercayai sebagai daun yang membawa keberuntungan.
Sejak zaman dahulu rujak cingur dan semanggi dijual oleh kaum ibu-ibu kenes menggunakan jarik dan selendang sambil memanggul keranjang berjalan berkeliling sambal berteriak menawarkan dagangannya. Sayangnya para penjual tradisional ini sudah sangat jarang ditemukan di kompleks perumahan. Tapi jangan khawatir, kita tetap dapat menemukan mereka dengan mudah di sekitar perkampungan lawas dan sudut pasar tradisional di Surabaya.
Rekomendasi tempat jajan semanggi :
Semanggi Bu Seh
| Alamat: Jl. Raya Darmo Harapan Jam Buka: 09.00 WIB – 14.00 WIB, Senin-Sabtu Harga: Rp. 10.000 |
Semanggi Ibu Ponimah | Alamat: Jl. Mulyosari 388 Jam Buka: 06.00 WIB – 09.00 WIB, Senin-Minggu Harga: Rp. 10.000 |
Semanggi Suroboyo | Alamat: Jl. Ngagel Rejo Kidul 129 Jam Buka: 10.00 WIB – 17.00 WIB Harga: Rp. 10.000 |
Itulah aneka kuliner tradisional Surabaya yang masih lestari, karena banyak digemari meskipun kota ini semakin modern.
Irma Rachmi
Kader Pusaka Indonesia asal Surabaya