Bidang Seni dan Budaya Pusaka Indonesia Jawa Timur menggelar kursus Tari Remo, yang dimulai pada hari Minggu, 10 Maret 2024, di Gedung Cak Durasim, Gentengkali, Surabaya. Dalam kursus ini, jenis tari remo yang dilatihkan adalah Remo Jugag, hasil pemadatan dari Ngremo Sawunggaling yang menggambarkan kehidupan masyarakat Jawa Timur yang sigrak; penuh semangat, dan ceria.
Tari remo pertama kali diperkenalkan oleh Cak Mo, warga Jombang yang juga seorang gemblak (pria rupawan yang tinggal bersama warok) dalam sebuah grup Reog di Ponorogo. Pada suatu waktu, Cak Mo berkeliling dari desa ke desa menarikan tarian dengan gaya campuran antara Jathilan, Warok, dan Tayub sambil menyanyikan kidungan. Gaya tariannya tersebut disukai banyak orang, yang kemudian membuatnya diundang sebagai pembuka acara di pertunjukan ludruk di Surabaya. Sejak saat itulah tariannya dikenal sebagai Remo, singkatan dari Reyoge Cak Mo, dan membuat tari remo menjadi pakem dalam pembukaan pertunjukan ludruk.
Dalam setiap kebudayaan, pasti mengandung cita rasa seni, makna, atau filosofi. Pun demikian tari remo, di samping memiliki gerakan yang indah, ia memiliki makna yang mendalam. Setiap gerakan yang dilakukan oleh penari memiliki makna simbolis. Misalnya, gerakan gedruk atau menghentakkan kaki ke Bumi adalah suatu simbol kesadaran atas kehidupan manusia di Bumi ini.
Selain gerakan gedruk, tari remo juga memiliki gerakan-gerakan yang khas, mulai dari sembah, seblak, tanjak, iket, tepisan, sampai dengan ukel-ukel serta gendewa. Kesemua gerakan tersebut menggambarkan makna kegembiraan, dan rasa syukur atas semua anugerah Tuhan.
Untuk lebih memahami tari remo, kita juga perlu mengenal konsep atau komposisi dari tarian ini. Konsep dari Remo terdiri atas penari, busana, dan aksesori, teknik gerakan, musik pengiring, serta tata rias, dan panggung. Berikut penjelasan tentang komposisi tari remo.
Penari
Pada umumnya, penari remo adalah laki-laki karena menggambarkan pangeran yang gagah berani ketika berada dalam medan perang. Akan tetapi, seiring perkembangan zaman, tari remo juga dapat diperankan oleh perempuan. Maka muncullah jenis tari remo putri. Konsep gerakan tari remo putri tidak jauh berbeda, hanya busananya saja yang terlihat khas.
Busana dan Aksesori
Busana yang digunakan dalam tari remo sangat khas dengan warna-warna cerah dan aksesori yang memperkuat estetika tarian. Lebih dari itu, busana penari remo terdapat bermacam-macam gaya, antara lain Gaya Sawunggaling, Surabayaan, Malangan, Jombangan, dan busana khas remo putri.
Meskipun memiliki banyak ragam gaya, akan tetapi pakaian dari penari remo memiliki beberapa persamaan, yaitu ikat kepala berwarna merah, celana setinggi lutut, baju lengan panjang, kain batik dengan corak pesisiran, dan selendang di bahu. Pada bagian aksesori, penari memakai kain setagen yang digunakan pada pinggang dan gelang kaki berlonceng.
Sedangkan pada remo putri mempunyai busana yang berbeda dengan gaya remo yang asli. Penarinya memakai sanggul, mekak hitam penutup bagian dada, dan rapak untuk menutup bagian pinggang sampai ke lutut, serta hanya menggunakan satu selendang saja yang disemat di bahu.
Teknik Gerakan
Gerakan khas dari remo adalah gerak kaki yang dihentakkan secara terstruktur dan dinamis. Setiap kaki kanan penari dipasang gelang berlonceng. Oleh karena itu, setiap hentakan kaki akan membuat lonceng berbunyi. Bunyi lonceng akan terdengar harmonis dengan suara gamelan yang mengiringi tarian sehingga menjadi paduan suara yang memanjakan telinga.
Selain hentakan kaki, terdapat pula kuda-kuda sebagai bagian dari gerak remo. Ada pula gerak tangan dan kepala. Misalnya, gerakan seblak, yaitu gerakan tangan mengibaskan sampur. Pada bagian kepala, terdapat gerakan geleng kanan kiri dan mengangguk ke atas dan ke bawah, serta ekspresi wajah penari.
Musik Pengiring
Musik pengiring tari remo sangat khas, yakni alat musik tradisional gamelan dengan jenis irama seperti jula-juli dan tropongan, namun dapat pula berupa gending walang kekek, gedok rancak, maupun krucilan. Ritmenya khas dan enerjik, menciptakan suasana yang semakin meriah saat penari melangkah dan bergerak di atas panggung, berpadu dengan suara gelang lonceng yang dipasang di kaki penari.
Tata Rias dan Panggung
Ciri khas rias wajah penari remo terdapat pada bagian alis yang tebal dan bercabang. Selain itu, bagian pipi diberi warnah merah dengan lukisan kumis dan jambang pada bagian dagu. Rias wajah ini menambah makna energik dan ketegasan.
Sedangkan tata rias panggung mengikuti desain dan tata letak pertunjukan ludruknya. Meskipun demikian, dewasa ini tari remo juga dipentaskan untuk menyambut tamu. Oleh karena itu, desain panggungnya akan menyesuaikan dengan tema acara yang diselenggarakan.
Tari remo menjadi salah satu tarian tradisional yang populer di Indonesia dan sering ditampilkan dalam berbagai acara budaya, seperti perayaan hari besar, festival seni, dan pameran budaya. Maka dari itu, sudah sewajarnya bagi kita untuk mempertahankan dan menghargai warisan budaya ini agar tetap lestari dan terus diwariskan kepada generasi mendatang.
Muhammad Fathul Hadi
Kader Pusaka Indonesia Wilayah Jawa Timur