Ayo (ayo) Konco (konco)
Ngayahi karyaning projo
Kene (kene) Kene (kene)
Gugur gunung tandang gawe
Sayuk sayuk rukun
Bebarengan ro kancane
Lila lan legowo
Kanggo mulyaning nagoro
Siji Loro Telu Papat
Maju papat papat
Diulang ulungake
Mesthi enggal rampunge
Holobis kuntul baris Holobis kuntul baris
Holobis kuntul baris Holobis kuntul baris
Bait di atas merupakan salah satu Tembang dari Lancaran Gugur Gunung dengan Laras Pelog, yang dimainkan dalam latihan gamelan kader Pusaka Indonesia wilayah DKI-Banten. Makna dari tembang ini adalah Gugur Gunung itu sendiri yang berarti Gotong-Royong. Gotong-Royong yang dimaksudkan dalam tembang ini, adalah kita sebagai masyarakat bersama bekerja rukun tanpa sekat apa pun yang menghalangi untuk kemuliaan negara atau kemajuan bangsa.

Kader Pusaka Indonesia sedang berlatih gamelan
Kader Pusaka Indonesia DKI – Banten belajar gamelan bersama pelatih Kenthut Tukiyanto, atau yang akrab dipanggil Pak Ken. Sebagian besar dari kami baru mengenal dan memainkan alat musik gamelan, sehingga perlu belajar dari mengenali perangkat gamelan ini. Alat musik gamelan merupakan alat musik tradisional Indonesia yang terdiri dari Bonang Barung, Bonang Penerus, Kendang, Saron, Demung, Peking, Gender, Kenong, Kethuk, Kempul dan Gong. Satu set ini dimainkan oleh 12 orang personil.
Dalam satu sesi latihan, jumlah pemain yang datang berlatih sangat bervariasi. Jika diperlukan, maka latihan dibagi menjadi 2 sesi. Dikelompokkan menjadi grup pemula (atau yang belum lancar bermain gamelan), dan grup lanjutan (yang sudah terbiasa bermain gamelan).
Cara memainkan atau dalam bahasa jawa biasanya disebut dengan menabuh alat musik ini berbeda-beda sehingga memerlukan perhatian khusus oleh pemainnya untuk berlatih supaya terampil dalam memainkannya.
Bagi saya latihan gamelan merupakan sarana untuk belajar hening, karena saat menabuh gamelan dengan hening saya tidak ketinggalan notasi lagu dari gending yang dibawakan. Tetapi di saat saya tidak hening, saya ketinggalan terus untuk menabuh gamelannya. Bahkan bisa tidak tahu ini tadi musik ditabuh sampai mana, maka dari itu latihan gamelan bisa dijadikan latihan hening. Selain itu saya juga belajar berkolaborasi bersama teman-teman pemain gamelan lainnya, agar dihasilkan alunan orkestrasi gamelan yang harmoni.
Latihan gamelan juga untuk melestarikan budaya luhur Indonesia, dan kita harus bangga mempunyai alat musik gamelan ini sebagai alat musik tradisional Indonesia karena saat ini turis – turis mancanegara juga sudah mulai melirik, bahkan sudah mau ikut belajar untuk menabuh gamelan ini. Musik gamelan ini biasanya dipakai untuk mengiringi tarian, seni pertunjukan (wayang kulit, wayang orang, dan ketoprak), upacara adat, hingga upacara keagamaan.
Dalam beberapa bulan ini sudah beberapa gending yang kami pelajari antara lain, Lancaran Gugur Gunung, Lancaran Tropong Bang, Lancaran Kuwi Opo Kuwi, Lancaran Suwe Ora Jamu, Lancaran Serayu, Lancaran Witing Klapa, Lancaran Gula Klapa, Lancaran Waru Doyong, dan Lancaran Ricik-ricik Banyumasan.
Anda yang tertarik bergabung untuk berlatih gamelan bersama Pusaka Indonesia bisa menghubungi Admin Pusaka Indonesia di +62 878-8740-9090
Oktavia Ayu N.
Koordinator Bidang Seni Budaya Pusaka Indonesia Wilayah DKI-Banten