Skip to main content

Sanggar Seni Pusaka Indonesia Wilayah Bali mendapatkan kehormatan untuk tampil membawakan tari pembuka pada acara 8th Asia-Pacific Broadcasting Union (ABU) Media Summit yang diselenggarakan di Bali pada 6 Agustus 2024. Dalam kesempatan tersebut, para penari membawakan tarian Puspanjali, yang bermakna sebagai penghormatan mendalam dari tuan rumah kepada tamunya. Tarian ini menampilkan sekelompok penari perempuan dengan wajah gembira, yang menggambarkan keramahan dan ketulusan masyarakat Bali kepada setiap tamu yang datang.

Kesempatan untuk tampil dalam acara bergengsi ini memberikan banyak pembelajaran penting bagi Pusaka Indonesia Bali, khususnya Divisi Seni Budaya. Sebagai sebuah event berskala internasional, persiapan dilakukan dengan sangat serius. Latihan intensif telah dimulai sejak sebulan sebelum acara. Para peserta terdiri dari lima penari terbaik yang selama ini mengikuti kursus menari Pusaka Indonesia yang diadakan rutin setiap Minggu di Ubud, Bali. Penari-penari ini dilatih oleh Mbok Gung, seorang pelatih tari yang telah aktif melatih sejak November 2023.

Salah satu penari yang tampil dalam acara ini, Sukma Prativa, mengungkapkan pengalamannya saat mengikuti latihan. “Pada dasarnya, saya memang senang menari. Namun, memulai berlatih kembali untuk bisa mengikuti gerak tari dengan tepat, sesuai ketukan dan lekuk gerakan, memang membutuhkan proses dan keseriusan,” ujarnya. Meskipun Puspanjali adalah tari tradisional Bali, ternyata tidak semua penari familiar dengan gerakannya. Salah satu tantangannya adalah menemukan pola lantai yang tepat dan melatih tiga unsur utama dalam seni tari, yaitu wiraga (gerakan), wirama (irama), dan wirasa (rasa).

Keunikan penampilan ini terletak pada keberagaman usia para penari, yang berasal dari lintas generasi, mulai dari usia belasan hingga di atas 50 tahun. Namun, perbedaan usia tidak mengurangi kekompakan dan keharmonisan mereka dalam menampilkan tarian yang indah. Pande Dewi, salah satu penari lainnya, mengungkapkan rasa syukurnya bisa menari dalam kesempatan ini. “Di usia saya yang sudah 62 tahun, saya bisa kembali menari, menyelaraskan gerak tubuh dengan gamelan bersama empat penari lainnya. Awalnya, ada rasa khawatir dengan kondisi lutut,” ucapnya.

Koordinator Bidang Seni Budaya Pusaka Indonesia Wilayah Bali, Cahya Wardana, menyatakan bahwa kesempatan tampil dalam 8th ABU Media Summit bukan hanya sebuah pencapaian, tetapi juga pengalaman berharga sebagai bekal untuk terus berkarya di masa depan. Cahya menegaskan bahwa Pusaka Indonesia berkomitmen untuk memperkenalkan kembali esensi seni dan budaya luhur Indonesia. “Di Bali, langkah awal sudah dimulai dengan menginisiasi program kelas seni budaya di Sekolah Sancaya Indonesia yang diikuti oleh sekitar 30 anak,” jelasnya. Selain itu, Pusaka Indonesia Wilayah Bali juga menjalankan program kursus menari di Ubud. Program ini mengajarkan dasar-dasar tari tradisional Bali, dari gerakan sederhana hingga yang lebih kompleks. Hasilnya, para peserta yang sebelumnya tidak pernah belajar tari kini mampu tampil di berbagai panggung, baik di Bali, Yogyakarta, maupun Jakarta.

proses latihan tari puspanjali

Dalam program Seni Budaya yang diinisiasi, Cahya menjelaskan bahwa generasi muda diperkenalkan pada kekayaan seni budaya dengan belajar tarian dan permainan tradisional. Meskipun seni di Bali berkembang dengan pesat, kegiatan-kegiatan yang dilandasi ketulusan untuk memperkenalkan kembali esensi seni budaya menciptakan semangat yang berbeda dibandingkan kegiatan seni biasa. Cahya juga berharap bahwa di masa depan, Pusaka Indonesia dapat berkiprah di kancah global dalam menjaga dan menyebarluaskan nilai-nilai seni dan budaya Indonesia.

 

Cahya Wardana 

Koordinator Bidang Seni Budaya Pusaka Indonesia Wilayah Bali