Ini kali keempat kader-kader Pusaka Indonesia wilayah Bali berpartisipasi dalam pentas seni Pusaka Indonesia, bersama dengan kader-kader dari wilayah lain. Sebelumnya kami tampil di Semarang pada bulan Januari 2023, di Yogyakarta 5 Maret 2023, di Jakarta 29 Juli 2023 lalu, dan kali ini kami bersiap-siap untuk kembali tampil di Jakarta, dalam Pagelaran Pancasila Sakti pada 1 Oktober 2023 mendatang.
Pagelaran ini menjadi sangat istimewa karena karya seni yang ditampilkan dari berbagai daerah, dijahit dalam satu kesatuan dalam bentuk Sendratari Amukti Palapa. Para kader dari berbagai wilayah mendapatkan peran tersendiri di setiap segmen dengan menampilkan seni tari, musik dan drama ciri khas dari daerah masing-masing.
Kami dari Bali mendapatkan jatah peran sebagai bagian dari tim kerajaan Majapahit, ada Ariyanti Dragona yang memerankan Ratu Tribhuwana Wijayatunggadewi, Ketut Suwena yang memerankan Mahapatih Gajah Mada, Gustu Ricky sebagai Kebo Iwa, dan rekan-rekan lain menjadi dayang dan prajurit.
Kisahnya secara umum menggambarkan kebesaran Majapahit yang dipimpin ratu yang bijak nan agung bernama Tribhuwana Wijayatunggadewi, yang kemudian menghadapi tantangan, baik dari luar maupun dari dalam. Tantangan dari dalam, misalnya, masalah lingkungan dan budaya. Sedangkan, tantangan dari luar, yakni penyerangan pasukan Britania.
Proses penyusunan konsep, latihan, dan organisasi persiapan pagelaran dikoordinir oleh I Kadek Cahya Adi Wardana, selaku Koordinator Seni Budaya Pusaka Indonesia wilayah Bali. Latihan dilakukan beberapa kali secara offline di Gianyar dan seputaran Denpasar. Proses latihan ini cukup menantang karena ternyata agak sulit mencari waktu yang pas untuk semua kader bisa hadir bersama. Namun, tantangan tersebut tidak menjadi kendala berarti karena latihan tetap bisa dilakukan, dan begitu juga latihan bersama kader wilayah lain dilakukan secara daring melalui platform zoom, yang dikoordinir oleh Wening Fikriyati Ketua Bidang Seni Budaya Pusaka Indonesia Pusat.
Penyelarasan naskah dan elemen-elemen lainnya terus berlangsung menyesuaikan dengan dinamika latihan tim besar secara keseluruhan. Musik dan gamelan yang disiapkan oleh Cahya bersama Putu Saraswati juga ikut menyesuaikan. Talenta para kader lintas generasi yang berkolaborasi.
Sejak latihan perdana, berbagai tantangan dialami kader-kader yang berniat untuk ikut serta tampil dalam pagelaran. Misalnya kendala waktu, biaya, sarana, dan juga relasi dengan orang-orang dekat yang harus dikelola dengan bijak, agar partisipasi rekan-rekan tim Bali ini bisa terlaksana dengan baik.
Komunikasi dan interaksi dalam grup wilayah Bali terus digerakan, dan tentu saja praktik hening yang membawa pada solusi. Tantangan pelan tapi pasti bisa terlewati, seperti yang diingatkan oleh Wakil Sekjen Pusaka Indonesia Keisari Pieta, bahwa ini bukan pentas biasa. Maka dari itu ketulusan paripurna, dan meluruhkan ego untuk dapat berkolaborasi dengan harmoni adalah syarat utama.
Ini sebuah kehormatan bagi kami tim kader Bali menjadi bagian dari keagungan Pagelaran Pancasila Sakti. Kami berlatih untuk mempersembahkan yang terbaik dengan semangat pantang menyerah, optimisme, gotong royong, kolaborasi, kreativitas, kemandirian dan kekompakan dari kader Bali. Nantikan kejutan dari Bali, sampai jumpa di Jakarta!
Penulis: I.A Prima Anafhirayani, Putu Saraswati, dan I Kadek Cahya Adi Wardana
Kader Pusaka Indonesia Wilayah Bali