Pusat kegiatan kader Pusaka Indonesia yang semula disebut dengan Omah Gemah Ripah (OGR), sekarang berganti nama menjadi Rumah Pusaka Indonesia (RPI). Di Yogyakarta RPI menempati rumah baru mulai 1 September 2024 yang bertempat di Jl. Yudhistira No.40 Kalitirto Kecamatan Berbah, Sleman menjadi semangat perjuangan baru para kader Pusaka Indonesia.
Ketua Umum Pusaka Indonesia, Guru Setyo Hajar Dewantoro (SHD) meresmikan RPI Yogyakarta yang baru saat kegiatan Ngaji Pancasila, Jumat 9 Agustus 2024 lalu. Di kesempatan tersebut Guru SHD menjelaskan mengapa RPI pertama didirikan di Yogyakarta, karena Pusaka Indonesia hendak mengaktualisasikan semangat patriotisme yang sejak dulu berawal dari kota pelajar ini. “RPI tidak menjadi tempat pengungsian, tetapi tempat berkarya. Bagi siapa pun yang menempati rumah ini harus punya komitmen untuk membangun kehidupan tidak hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk kehidupan bersama kita di Pusaka,” ujar Guru SHD.
Lebih lanjut Guru SHD menjelaskan, lewat wadah RPI kita tunjukkan bakti kita pada Ibu Pertiwi dengan segala kemampuan yang ada pada diri kita. Pusaka Indonesia adalah perkumpulan yang sudah tercatat resmi dan memposisikan diri sebagai gerakan kebangsaan. “Lewat gerakan di Pusaka Indonesia ini kita menghayati Pancasila sebagai dasar negara dan juga jalan spiritual bangsa. Kita juga berjuang menjadi bangsa yang berdikari secara ekonomi dan berdaulat secara politik. Lewat Sigma Farming kita berusaha memulihkan tanah yang rusak, kita perbaiki kualitas sungai dengan Eco Enzyme, kita juga melakukan konservasi mata air melalui gerakan penanaman beringin dan bambu di berbagai tempat,” tegasnya.
“Tidak ada perjuangan besar tanpa dimulai dari skala kecil. Yang penting kita berbuat yang terbaik yang kita bisa. Kita tidak menjadi perusak tetapi pembangun, kita tidak menjadi tukang nyinyir tetapi menjadi pemberi solusi. Kita bergerak dengan apa yang kita bisa,” tegasnya di hadapan para kader yang hadir langsung maupun yang menyimak secara daring melalui Facebook Pusaka Indonesia.

Ngaji Pancasila di RPI Yogyakarta
Selain mengobarkan semangat para kader, Guru SHD juga kembali menggarisbawahi pentingnya hening cipta. Tanpa keheningan, orang akan cenderung egoistik dan sulit untuk tulus dalam perjuangan. Dengan hening kita bisa mencipta keajaiban. Yang dibutuhkan dalam perjuangan ini adalah kerendahan hati, ketulusan, dan kesiapan untuk bekerja tanpa silau dengan nama besar.
Saat ini Indonesia juga menghadapi tantangan yang mengancam keutuhan bangsa. Pancasila yang seharusnya jadi dasar negara justru dikampanyekan sebagai pilar. Undang-undang Dasar yang berubah sejak tahun 2002 juga menempatkan MPR menjadi lembaga tinggi negara, tidak lagi menjadi lembaga tertinggi. Sistem politik kita telah dipengaruhi oleh neoliberalisme.
Menurut Guru SHD, Indonesia sebagai rumah bagi banyak kelompok. Kita harus punya sikap nondiskriminatif dan menjadikan Indonesia sebagai rumah bersama. Tidak ada etnis yang diistimewakan karena semua dikasihi oleh Tuhan. Dengan hening cipta atau meditasi, kita akan punya rasa kemanusiaan yang adil dan beradab. Maka, praktik hening cipta menjadi fundamental bagi gerakan di Pusaka Indonesia.
Terakhir, Guru SHD berpesan bagi seluruh kader untuk mengembalikan Bangsa Indonesia pada cita-cita kemerdekaan. “Hiduplah sebagai orang yang punya keinginan untuk berbakti pada Indonesia dengan tulus. Maukah Anda menjadi pahlawan kehidupan? Untuk menjadi pahlawan kehidupan kita mulai dengan merdeka diri. Yaitu, merdeka dari ilusi, merdeka dari kemelekatan, merdeka dari watak angkara,” pungkasnya.
Ketua Pusaka Indonesia Wilayah Yogyakarta, Robertus Suprobo Jati, menyambut semangat baru dengan diresmikannya RPI baru. Dalam pertemuan rutin dengan Kader Pusaka Yogyakarta, Probo mengarahkan para kader untuk membaur dengan masyarakat dan menghasilkan sesuatu. “RPI merupakan wadah kegiatan kita dalam merealisasikan nilai-nilai Pancasila.” Sebagai penanggung jawab RPI Yogyakarta, Probo juga berharap RPI dan orang orang yang berkegiatan di dalamnya mempunyai “karakter bumi surgawi”, yaitu bekerja dengan keheningan, ketulusan, suka cita, kesungguhan, punya daya tahan menghadapi tantangan, berdaya dan berdikari, serta menghasilkan karya terbaik melalui berbagai aksi.
“RPI harus bisa menjadikan setiap pribadi yang beraktivitas di dalamnya bertumbuh dan menjadi teladan masyarakat Indonesia yang menghayati dan menjalankan nilai-nilai luhur Pancasila,” ungkap Probo.
Tentang Rumah Pusaka Indonesia

Para kader sedang berlatih tari
Dengan nama baru, pembenahan RPI sebagai tempat berkarya para kader terus diperbaiki. Bahkan saat ini jumlah RPI bertambah, tidak hanya ada di Yogyakarta dan Cihirup Jawa Barat, tetapi juga ada di Jakarta, Tasikmalaya Jawa Barat, Wonogiri, dan Payakumbuh.
Di Rumah Pusaka Indonesia inilah para kader mengelola berbagai kegiatan mulai dari :
- Sigma Farming, yaitu bertani atau berkebun dengan menggunakan metode Sigma Farming yang berfokus memulihkan tanah dan bertani selaras dengan alam.
- Titik Titip Sampah (TTS), di mana dalam waktu tertentu para kader mengumpulkan aneka sampah plastik, memilahnya, lalu sampah tersebut disetor ke bank sampah. Saat ini, TTS ada di tiga kota yaitu Jakarta, Yogyakarta, dan Madiun.
- Sanggar Seni. RPI juga menjadi tempat diselenggarakannya kursus tari daerah dan kegiatan pelestarian seni tradisi, yang diharapkan membangkitkan kecintaan kita pada seni budaya Nusantara serta melestarikannya.
- Rapat rutin kader dan kegiatan- kegiatan lainnya.
Wening Fikriyati,
Kader Pusaka Indonesia wilayah Yogyakarta