Sepulang dari kegiatan Workshop Sigma Farming tahun 2022 di Cihirup, Kuningan, Jawa Barat, kami terinspirasi untuk memulihkan lahan dan memuliakan Ibu Bumi, dengan cara berkebun yang selaras dengan alam. Berbekal ide ini, kami mengembangkan lahan yang terletak di Dusun Mayungan, Desa Antapan, Kec. Baturiti, Kab. Tabanan, Bali, sebagai sentra sayuran. Lahan tersebut kami daftarkan menjadi Kebun Surgawi (KS) dengan kode KS 29 dan KS 35.
Awalnya, kami memilih tanaman wortel dan kacang tanah dari jenis bibit lokal yang minim perawatan. Namun, panen wortel kurang memuaskan. Bentuk umbi wortel tak beraturan dan kecil-kecil, disebabkan karena kualitas bibit lokal kurang bagus, serta kualitas tanah yang masih sakit akibat pemakaian pupuk kimia sintetis pada budidaya cabe rawit sebelumnya.
Upaya perbaikan kualitas tanah kami lakukan, mulai dari pembersihan lahan dari sampah-sampah plastik seperti bekas mulsa, polybag, dan botol-botol pestisida/herbisida, serta pemercikan vortex Bakteri Pemulih Tanah (BPT) Sigma 1 dan BPT Sigma 2. Setelah proses ini, kami mencoba untuk menanam kacang tanah kembali.

Proses Persiapan Bedengan
Penanaman Tahap 1 (Tanam 1)
Pada tahap awal, kami mulai mempersiapkan benih biji kacang tanah seberat 6 kg dan pembuatan bedengan setinggi 20 cm di klaster 2 dan 3 seluas 800 m2. Teknis perawatannya belum sepenuhnya menggunakan metode Sigma Farming (SF), hanya dipercik vortex BPT Sigma 1 dan 2, serta diberi nutrisi kipait dan rumput laut di awal tanam hingga usia 6 minggu. Namun, karena pupuk/amunisi metode SF belum lengkap, maka penyiraman menjadi hal yang penting. Pada saat yang sama, kami juga membuat Kompos Sigma 1 dan fermentasi beberapa amunisi SF lainnya.
Berdasarkan pengamatan, kacang tanah dapat tumbuh dengan baik dan mulai berbunga hingga keluar buah kacang pada akarnya dalam waktu sekitar 3,5 bulan. Menjelang panen, tantangan muncul berupa hama tikus yang meninggalkan jejak tanah dan buah kacang yang teracak-acak. Sebagai solusi ramah lingkungan, kami menebar rajangan buah bintaro di antara bedengan. Sayangnya, hasilnya belum memuaskan, sehingga panen hanya cukup dinikmati sendiri serta dibagi-bagi ke saudara dan tetangga.
Penanaman Tahap 2 (Tanam 2)
Benih kacang tanah sebanyak 6 kg mulai ditanam kembali pada tanggal 20 November 2023 di klaster 2 dan 3. Bedengan dibuat secara metode Sigma Farming dengan tinggi 60 cm dan lebar 100 cm. Dalam proses perawatan, kami mencoba metode perebahan tanaman kacang pada saat muncul bunga kuning pada usia 1,5-2 bulan untuk merangsang pertumbuhan buah kacang. Metode ini mirip dengan kearifan lokal setempat. Cara merebahkannya dengan memakai batang pisang yang digelindingkan di sepanjang bedengan.
Sepengamatan kami, dengan pembuatan bedengan setinggi 60 cm, dan melakukan metode perebahan tanaman dapat mengurangi gangguan hama tikus. Pada tanggal 20 Maret 2024, kami memanen dengan hasil yang mengalami peningkatan, dari 6 kg benih menghasilkan 150 kg kacang tanah dengan kulitnya.
Penanaman Tahap 3 (Tanam 3)
Penanaman kacang tanah tahap ini sebanyak 3 kg pada tanggal 3 Agustus 2024 di klaster 2 seluas 400 m2, dengan perubahan konfigurasi tinggi dan lebar bedengan. Klaster 2 yang awalnya terdapat 6 bedengan dengan tinggi 60 cm, diubah menjadi 3 bedengan dengan tinggi 40 cm.
Saat panen tiba, kami memanen sebanyak 2 kali. Panenan pertama pada tanggal 23 – 25 November 2024 pada 1,5 bedengan dengan hasil seberat 63 kg kacang tanah dengan kulit. Kemudian panenan kedua diperoleh 37 kg. Jadi hasil panen keseluruhan adalah 100 kg kacang tanah dengan kulit dengan skor kualitas bernilai 8. Sebanyak 10 kg disisihkan untuk benih sebagai wujud kemandirian.

Kacang Tanah Hasil Panen
Temuan dan Catatan Penting
Selama menanam kacang tanah di KS 29, kami mencatat beberapa poin penting sebagai berikut:
- Tinggi bedengan: Bedengan Metode SF dengan tinggi 60 cm (Tanam 2) maupun 40 cm (Tanam 3) efektif mengurangi gangguan tikus.
- Perebahan: Metode perebahan tanaman dilakukan 2 kali pada saat muncul bunga sekitar umur 1,5-2 bulan mampu menghasilkan biji kacang lebih banyak, serta mengurangi gangguan tikus.
- Nutrisi: Pemercikan vortex 2 kali seminggu di awal tanam hingga umur 1,5 – 2 bulan, pemberian nutrisi Asam Amino (AA) maupun Liquid Manure (LM) dilakukan 2 kali selama bunga belum tumbuh, dan pemberian nutrisi kipait seminggu 1x hingga berbunga, serta penyemprotan Eco Enzyme setelah turun hujan.
- Pengelolaan Hama: pemberian rajangan buah bintaro di antara bedengan.
Kesimpulan dan Rencana Ke Depan
Kacang tanah terbukti sangat cocok di KS 29. Tanaman ini termasuk tanaman yang mudah ditanam, dan minim perawatan. Setelah panen, kami berencana mendiamkan lahan sebentar, kemudian membalikkan tanah bedengan dengan mengubur sisa-sisa tanaman kacang tanah untuk meningkatkan kandungan nitrogen tanah. Penanaman berikutnya akan menggunakan benih kacang tanah yang sudah dipersiapkan secara mandiri.
Pengalaman ini bukan semata-mata tentang hasil panen, namun juga tentang mengembangkan pertanian yang selaras dengan alam dengan cara menjaga kesehatan tanah, konsisten dalam meriset, serta terbuka pada ide kreatif yang bermanfaat. Dengan demikian kita bisa menjaga dan memulihkan Ibu Bumi sembari berupaya mewujudkan ketahanan pangan.
Pande Made Oka Iriana
Pengelola KS 29 dan Kader Pusaka Indonesia wilayah Bali