Skip to main content

Minggu, 18 Februari 2024, di Kebun Surgawi (KS) 26 Malang, para kader Pusaka Indonesia Jawa Timur berkumpul untuk bersama membuat amunisi atau pupuk utama Sigma Farming, yakni Bakteri Pemulih Tanah (BPT) Sigma 1 dan 2. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka terapan aksi nyata dan berbagi ilmu pertanian yang didapatkan beberapa kader yang sebelumnya telah mengikuti Workshop Sigma Farming di Tasikmalaya, Jawa Barat. 

Selepas memanen singkong, para kader beristirahat sebentar serta mengisi ulang tenaga dengan makan siang. Setelah itu, kami kembali menyempatkan diri untuk melakukan hening cipta bersama agar rasa syukur dan sukacita tetap terjaga dalam setiap aktivitas. 

Amunisi Sigma Farming, BPT Sigma 1 dan 2, merupakan amunisi wajib yang harus tersedia di setiap Kebun Surgawi, mengingat manfaatnya yang luar biasa dalam pemulihan lahan.  Adapun manfaat lain dari BPT Sigma 1, seperti yang tertera di Buku Sigma Farming adalah:  

  1. Mendukung aktivitas akar
  2. Menstimulasi atau meningkatkan kehidupan mikro pada tanah
  3. Membentuk humus
  4. Memperlancar penyerapan unsur-unsur mikro seperti Fe, Mg, dll.
  5. Meningkatkan jumlah tunas.

Pembuatan kedua amunisi ini dimulai dengan membagi peserta dalam 4 tim: tim pengambil kohe sapi betina menyusui, tim pembuat lubang BPT Sigma 1 dan 2, tim vorteks, dan tim pembuat bola-bola BPT Sigma 2. Dipilihnya KS 26 Malang sebagai pilot project bukan tanpa alasan, selain tempatnya yang tidak banjir saat musim penghujan, tanahnya juga masih subur. Selain itu, ketersediaan kohe sapi betina menyusui dengan pakan organik juga melimpah, karena kualitas kohe sapi sangat menentukan hasil panen BPT Sigma1 dan 2. Kami mendapatkan kohe sapi betina menyusui dari kandang sapi di dekat KS 26, milik warga desa yang memberikannya secara cuma-cuma sebanyak dua gerobak dorong Artco. 

Pembuatan BPT Sigma1 dimulai dengan membersihkan bahan baku dari rumput dan sampah lainnya. Di sini, para peserta diberi pengajaran untuk mengatasi rasa jijik dan ketakutan akan kotoran hewan (kohe), karena mereka harus bersentuhan langsung dengan kohe. “Ih, sebentar, pelan-pelan ya,” ucap Diana, kader dari Surabaya yang berjuang melawan ketidaknyamanannya. 

Setelah kohe bersih dari rumput dan sampah, selanjutnya dimasukkan ke dalam tanduk sapi satu per satu sampai penuh dan rapat. Total ada 54 tanduk yang terisi kohe. Proses selanjutnya adalah meletakkan tanduk-tanduk tersebut ke dalam lubang di tanah sedalam 40 sentimeter. “Posisi tanduk harus berdiri. Bersentuhan tidak apa-apa, tapi harus berdiri,” ucap Fathul Hadi yang antusias memberikan edukasi kepada para kader. 

Setelah semua tanduk tertata, langkah berikutnya adalah mengubur dengan tanah bekas galian lubangnya. Tiap sudut lubang diberi tanda untuk mempermudah dalam mengetahui lubang saat panen dalam waktu 6 bulan ke depan.

Baca juga: Serial Hening dan Beraksi Pusaka Jawa Timur: Kursus Tari Remo

Segera setelah pembuatan BPT Sigma 1 selesai, agenda dilanjutkan dengan pembuatan BPT Sigma 2. BPT Sigma 2 juga terbuat dari bahan baku kohe sapi menyusui yang masih segar. Bedanya dengan BPT Sigma 1, ada bahan lain dalam pembuatan BPT Sigma 2, mulai dari bubuk kulit telur, pasir silika, hingga larutan biang BPT Sigma 2 yang dibuat dengan metode vorteks (pusaran). Semua bahan dicampur menjadi satu, lalu diperciki larutan vorteks, yakni larutan campuran dari biang BPT Sigma 2 dan air dalam sebuah wadah yang kemudian diputar bolak-balik atau divoteks (hingga berbentuk pusaran), bergantian ke kanan dan ke kiri selama 45 menit dengan tangan.

Kader Pusaka Indonesia Jawa Timur bergotong royong membuat BPT Sigma 2 di KS 26 Kabupaten Malang

Kohe sapi dicampur bubuk kulit telur dan pasir, lalu diuleni, dan dikepal-kepal sampai menjadi kenyal dan mengkilap, hingga mengeluarkan minyak. Jika sudah demikian, maka langkah selanjutnya adalah membentuknya menjadi bulatan-bulatan seukuran bola tenis. “Kalo sudah bentuk begini, ternyata sudah tidak bau, ya,” ucap Diana yang akhirnya berhasil melampaui ketidaknyamanannya. Secara keseluruhan, kami berhasil membuat bola-bola BPT Sigma 2 sebanyak 280 buah.

Langkah terakhir adalah meletakkan bola-bola BPT Sigma 2 ke dalam lubang galian persegi berukuran 60×150 sedalam 60 sentimeter. Lubang ini dibagi menjadi dua bagian sama besar dengan batu bata sebagai dindingnya. Bola-bola BPT Sigma 2 disusun bertingkat, masing-masing tingkat berisi susunan 4×5 bola, yang setiap lapisnya diberi kompos sebagai pemisah dan diperciki vorteks. Sebanyak 280 bola dimasukkan secara estafet, bergotong-royong mengular dari tempat pembuatan bola sampai ke lubang atau pit karena cuaca sedang gerimis. Meskipun dalam keadaan hujan, tetapi tidak menyurutkan semangat para peserta untuk menyelesaikan kegiatan ini. 

“Wah, enak ini, airnya alami,” ucap Saptoyo sambil tertawa, kader lain pun mengiyakan sambil ikut tertawa penuh sukacita. 

Kami mengakhiri kegiatan ini dengan hening cipta bersama, bersyukur atas semua anugerah Tuhan, masih bisa berkumpul, belajar, dan berbahagia bersama. Sungguh merupakan momen surgawi yang tak terlupakan. Sebagian peserta kembali ke rumah masing-masing, sebagiannya lagi masih bertahan di lokasi, menantikan acara nobar webinar Persaudaraan Matahari yang dipandu Mas Guru Setyo Hajar Dewantoro, sambil menikmati hasil panen, yang tidak lain adalah singkong rebus ala Sigma yang maknyus.

 

Yahya Firmansyah

Kader Pusaka Indonesia wilayah Jawa Timur