Skip to main content

Dalam sejarah, sungai adalah tempat dimulainya peradaban. Air bersih dari sungai bisa menghidupi manusia dan semua makhluk hidup. Sekarang, sungai seolah menjadi aib peradaban: tempat sampah raksasa. Di kawasan perkotaan, sudah menjadi pemandangan ‘normal’ yang kita lihat, sungai-sungai kotor dan mengeluarkan bau tak sedap. Sering kita lihat, buih dan busa menutupi air. Busa ini tak hanya bersumber dari limbah komersial, tapi juga yang kita hasilkan tiap hari, dari cairan pembersih dan detergen yang kita gunakan.

Menuang cairan eco enzyme di sungai di Sleman Yogyakarta

Di seluruh dunia, sebanyak 70% air, dari sungai maupun danau, telah terpolusi, dan sumber mata air sudah semakin berkurang. Air yang terkontaminasi zat kimia bukan hanya tidak berguna, tapi juga sangat berbahaya, bagi lingkungan maupun kehidupan.

Selain itu, bicara tentang sampah, bayangan kita biasanya mengacu ke sampah plastik dan kemasan. Kita lupa bahwa setiap hari kita juga menyumbang sampah sisa makanan, yang turut menyesaki sungai. Tahukah Anda, di Indonesia, limbah sisa makanan menyumbang porsi terbanyak, yakni 40,4% dari total sampah yang dihasilkan mencapai 19,58 juta ton, pada tahun 2022 lalu.

Menuang cairan Eco Enzyme di selokan di Tangerang Jawa Barat

Salah satu solusi untuk mengurangi limbah makanan adalah dengan menggunakan eco-enzim, enzim organik dan ramah lingkungan yang diproduksi dari limbah organik segar. Pertama kali dikembangkan oleh peneliti Thailand, Dr. Rosukon Poompanvong, eco-enzim ini sangat mudah dibuat, hasil dari fermentasi limbah sampah organik seperti ampas buah dan sayuran, yang dicampur gula (gula aren, gula merah, atau gula tebu), dan air. Meski berasal dari limbah, ada banyak manfaat eco-enzim yang cukup penting bagi lingkungan, di antaranya pupuk penyubur tanah dan agen pembersih. Bukti terbaru, telah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa eco-enzim juga dapat meningkatkan kualitas air.

Eco-enzim mengandung alkohol atau asam asetat yang diproduksi secara alami oleh proses metabolisme bakteri di sisa buah atau sayuran sehingga memiliki sifat disinfektan. Hal inilah yang membuat eco-enzim mampu mengurangi pencemaran pada air. Bakteri atau mikroorganisme pada air yang tercemar dan asam pada eco-enzim juga mampu mengurangi bau got pada air tercemar serta kandungan gas ozon (O3). Eco-enzim diklaim mampu mengurangi karbondioksida (CO2) karena melepaskan gas ozon (O3), juga mampu mengubah CO2 menjadi karbonat (CO3) yang bermanfaat bagi kehidupan perairan.

Aksi menuang cairan Eco Enzyme di Tembalang Semarang, Jawa Tengah

Dari penelitian IJRASET juga mengungkap, eco-enzim dapat secara efektif melebur bakteri coliform dari air limbah domestik. Eco enzim dapat secara efektif menghilangkan BOD (Biological oxygen demand), COD (chemical oxygen demand) dari air limbah domestik.

Itulah kenapa, para pecinta lingkungan biasanya melakukan ritual melarungkan cairan ini ke sungai atau selokan, terutama saat hujan. Cairan eco-enzim dipercaya bisa menetralisir air dari zat kimia berbahaya dan mengembalikan keseimbangan perairan.

 

Sumber:

Mini Riset Uji Fisik Sederhana Keefektifan Eco-enzim untuk Pencemaran Air, Rivatri Julianti Karila, dan kawan-kawan, Biologi FMIPA Universitas Negeri Padang, 2022

Data Sampah Kementrian Lingkungan Hidup

https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/

Treatment of Domestic Waste Water Using Organic Bio-Enzymes Extracted from Seasonal Citrus Fruits

https://www.ijraset.com/best-journal/treatment-of-domestic-waste-water-using-organic-bioenzims-extracted-from-seasonal-citrus-fruits