Skip to main content

Setelah sukses menyelenggarakan Workshop Sigma Farming 1 dan 2 di Cihirup, Kuningan, Jawa Barat, Perkumpulan Pusaka Indonesia Gemahripah (PIG) melalui program Sigma Farming Academy kembali mengadakan workshop di Tabanan, Bali pada 24-26 Februari 2023 lalu. Sebanyak 37 peserta mengikuti workshop yang difasilitasi oleh praktisi Sigma Farming, Adolf Hutajulu, dengan mempelajari topik Dasar-dasar Sigma Farming, Pembuatan Kompos BD ala Sigma, Pembuatan BD500 ala Sigma, dan Pembuatan Cow Pat Pit ala Sigma. Peserta workshop kali ini pun tidak hanya diikuti oleh kader PIG tetapi juga dihadiri pegiat pertanian di sekitar Bali. Lebih istimewa lagi, dalam workshop kali ini banyak diikuti anak muda.

Eko Nugroho, Wakil Ketua Umum PIG, dalam sambutannya menjelaskan bahwa Pusaka Indonesia Gemahripah sedang mengembangkan metode pertanian yang disebut Sigma Farming, dengan harapan metode ini akan menjadi jalan revolusi petani dalam mempraktikkan sistem pertanian yang selaras dengan alam. Permasalahan dari pertanian di Indonesia saat ini masih sangat tergantung dengan pupuk kimia sintetis. Kondisi ini membuat harga jual dikendalikan oleh pihak industri sehingga harga produk pertanian semakin mahal. Eko menambahkan, “Sejak perang Rusia dan Ukraina, harga pupuk semakin mahal, petani jadi tidak bisa mengambil untung yang banyak dari hasil pertaniannya.”

Metode pertanian ala Sigma Farming menggunakan teknik-teknik yang sederhana, mengutamakan bahan-bahan dan tanaman yang ada di  sekitar kita. Pengetahuan yang diajarkan dalam metode Sigma Farming tidak hanya berasal dari sains tetapi juga diakses dari pengetahuan semesta oleh Adolf. Peserta tidak hanya belajar dari apa yang tampak secara fisik, tetapi juga mencermati faktor-faktor nonempirik. Misalnya, saat petani mengolah lahannya dengan sukacita dan memancarkan vibrasi bahagia, tentu akan berdampak pada pertumbuhan tanaman yang lebih optimal.

Suasana Sigma Farming Workshop di Tabanan 24-26 Feb 2023

Pertanian Organik Solusi Kebutuhan Pangan Sehat

“Zaman dulu, makan nasi sepiring awetnya sampai sore, sedangkan sekarang orang sudah mudah lapar lagi karena makanan yang dimakan sudah tidak ada life force-nya, tidak ada vitalitas di sana.” ujar Adolf saat pembukaan workshop Sigma Farming 1 Bali. Adolf menjelaskan jika vitalitas dan life force dari bahan pangan rendah akan berdampak pada lemahnya imun tubuh. Makanan-makanan instan yang banyak beredar,  membuat fisik kita lemah. Generasi yang hidup saat ini pun mudah jatuh sakit karena minimnya asupan makanan yang sehat. Maka dari itu, Adolf menambahkan, melalui Sigma Farming Academy kita berjuang untuk menyebarluaskan sistem bertani organik yang selaras dengan alam sehingga masyarakat bisa mendapatkan bahan pangan sehat. Selain itu, dengan bertani organik tanah yang semula rusak karena penggunaan pupuk kimia sintetis bisa dipulihkan.

Deswita, salah satu peserta dari Komunitas Natah Rare menyampaikan kesannya mengikuti workshop Sigma Farming 1. Awalnya Ia merasa bingung, lalu setelah berinteraksi dengan sesama peserta pelatihan, suasana penuh keakraban membuat aktivitas di workshop menjadi menyenangkan. Meski sempat kaget karena diminta mengepal kotoran sapi saat pembuatan CPP, siswi kelas 1 SMU ini tetap semangat mempraktikkan materi pelatihan. “Saya tertarik ikut pelatihan Sigma Farming karena ada pembuatan CPP dan BD 500, saya search itu dari kotoran hewan, pakai tanduk sapi. Bagi saya, itu hal baru.” ujar Deswita, antusias. Selain Deswita banyak lagi peserta yang berusia muda pada workshop kali ini. Kehadiran generasi muda ini membawa harapan baru bagi pertanian Indonesia di masa yang akan datang.

Sebagai tuan rumah, Putu Saraswati punya harapan besar agar lahan tempat workshop saat ini (Kebun Surgawi 14)  bisa berkembang menjadi wadah edukasi organik.

Putu Saraswati

“Kebun Surgawi 14 ini untuk agrowisata, pengunjung bisa petik sendiri dengan harga petani, kemudian juga ada warung dimana pengunjung boleh pilih sendiri sayuran mana yang mau dimasak, semua bumbu alami, sekalian untuk edukasi,” ujar Putu.

Bagi Anda yang tertarik mendalami Sigma Farming dapat mengakses kanal media sosial PIG. Akan ada informasi workshop selanjutnya yang diadakan di berbagai kota dan bisa diikuti oleh kader PIG maupun masyarakat umum.

Mari berjuang memulihkan tanah dan menyediakan pangan sehat untuk negeri ini bersama Sigma Farming Academy.